Someday Unexpected Love - Bab 179 Orang yang Dibelakang Topeng (2)

Keesok pagi, setelah kedua orang sarapan pagi, segera datang ke Hotel Royal, sekeluarga Kenny sangat turut, sembuyi didalam kamar tidak pergi kemana-mana.

“Helena, aku hari ini bisa ketemu cucu aku kah?”, tanya Bibi Lucky dengan penuh harapan.

“Bisa, kamu tenang saja.”

“Baik!”

Berteguran beberapa kalimat kemudian, mereka mulai menunggu kedatangan Michelle Yang, Kenny jelas kelihatan sangat tegang, tidak berhenti jalan kesana-sini, Helena He kelihatan dia begitu cemas, diam-diam datang kemari tanya padanya, “Kenapa?”

“Tidak ada apa-apa…aku…aku cuman sedang pikir apakah Dian bisa berpura-pura mengenalku.”

“Kamu sangat peduli sama dia kah?”

Kenny dengan malu berkata, “Ya!”

“Dia kenal kalian atau tidak, tujuan kalian datang kemari bukannya demi anak bukan? Aku dan Dennil bisa membantu kamu untuk meminta anak kembali, tapi kalau Michelle…”

Helena He agak sedikit sulit, “Aku tidak bisa jamin dia bisa kembali di sisi kamu.”

Kenny hanya diam mengangguk kepala, “Ini aku tahu, walaupun aku tidak begitu melihat wawasan, tidak mengerti begitu banyak, tapi masalah percintaan tidak boleh dipaksa, aku masih mengerti kok.”

Jam Sembilan lewat empat lima menit, Michelle Yang membawa Dudu datang ke Hotel Royal, Dennil Du berdiri di koridor, lihat dia datang kemari, mata dia sekilas muncul rasa rumit.

“Kenapa mau janji disini?”, tanya dia dengan heran.

“Suasana sini lebih baik.”

Saat ini, Michelle masih belum tahu, membuka pintu ini ada arti apa, dia mengangguk kepala, mengikuti dibelakangnya, berjalan masuk kedalam.

“Dian…”

Tiba-tiba mendengar ada orang memanggil nama ini, wajah Michelle Yang sekejap berubah, dia sangat terkejut mengangkat kepala, ketika melihat orang-orang dihadapannya, hampir karena instink berlari keluar.

“Dian kamu jangan pergi!”

Kenny maju menarik dia, dia berusaha meronta, dan tidak mengakui, “Lepaskan aku, aku tidak mengenal kamu!”

Seperti dugaan ia sebelumnya, dia benaran berpura-pura mengenalnya.

Dudu terjempit diantara kedua orang, dengan suara lembut panggil, “Ayah.”

Panggilan ayah ini membuat ruangan yang awalnya sangat rebut sekejap jadi hening, wajah Michelle Yang muncul rasa grogi, canggung, dan kejut. Tiba-tiba dia mengalihkan tatapan kearah Dennil Du dengan tajam, mengigit-gigit gigi berkata, “Dennil, kamu bohong aku!”

Air mata dia berputar-putar dalam matanya, anehnya, Helena He terkejut karena dalam matanya muncul kekecewaan.

“Michelle, sekeluarga ini kamu tidak mungkin tidak kenal, mereka bisa berdiri disini, berarti kamu sudah tahu, kederitaan kamu di tiga tahun ini.”

Helena He menatap dia, dalam mata ada sedikit rasa kasihan.

“Aldo, Aldo aku…”

Paman Lucky dan Bibi Lucky memeluk Dudu, nangis begitu kuat, mata Kenny juga memerah, dia sedih berdiri di sebelah, menatap wajah Michelle Yang yang tegang.

“Michelle, kamu kembali sadar lah, jangan terus tersesat lagi, kamu lihat adegan di hadapanmu, emangnya kamu tidak merasa sakit hati kah? Dudu ikut bersama kamu terus menderita, dia hanyalah seorang anak, jika kamu masih ada sedikit hati nuraini seorang ibu, kamu seharusnya melepaskan anak untuk kembali pada sisi orang yang dapat beri dia kebahagiaan!”

Dennil Du dengan serius berkata, beberapa saat kemudian, Michelle Yang menjawab, “Jika kamu masih ada sedikit hati nuraini, seharusnya kamu tidak memaksa aku hingga demikian.”

Helena He tidak tahan bertanya kembali, “Kami bagaimana memaksa kamu? Walau kamu tidak ingin kembali ke desa perikanan Feng Mei tidak masalah, setidaknya kamu beri anak untuk pulang, kamu ada hak kebebasan, tapi anak juga sama mempunyai hak untuk memiliki kebahagiaan.”

“Anak aku yang lahir, aku kenapa mau beri pada orang lain?!”

“Ya betul, anak kamu yang lahir, tapi kamu hanya melahirkannya, kamu tidak ada melakukan tanggung jawab apapun kan? Saat kamu menjadikan dia sebagai alat taruhan kamu, berdiri di puluhan lantai atas menggertak ingin lompat turun, kamu ada pernah berpikir, dia adalah kamu yang lahir kah?”

Paman Lucky dengar Michelle Yang pernah membawa Dudu lompat, sekejap dengan kesal berjalan kesana, menarik kera baju dia, berteriak, “Hati kamu kenapa begitu kejam! Aku sangat nyesal dulunya tolong kamu, orang berhati kejam seperti kamu, seharusnya mati di tiada tempat untuk makam!”

“Kalau gitu kamu tidak usah tolong, siapa mau kamu tolong, aku mati baru bagus, kalian semua baru bisa bebas!”

Paman Lucky tidak sangkah dia bisa berkata hal kata-kata yang tidak berbalas budi, sekejap kesal hingga puncak, langsung melambaikan tangan beri dia satu tamparan, Kenny segera berlari kemari, sakit hati berteriak, “Ayah, jangan pukul dia!”

“Gendong Aldo, kita pergi!”, perintah Paman Lucky.

“Tidak boleh kamu membawa anak aku!”

Michelle Yang merebut Dudu, pakai jari menunjuk sekeluarga Kenny, badan sedikit bergemetaran.

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu