Someday Unexpected Love - Bab 39 Bulan Madu Milik Sendiri (2)

Helena baru ingin buka mulut lagi, Sinta Dou dengan bencinya memotong lagi: “Jangan panggil aku Mama, dengarnya bikin aku mual.”

“Anda adalah Mama suamiku, aku tidak memanggilkumu Mama jadi manggil apa? Helena sangat bingung sambil merangkul lengan Sinta Dou, tiba-tiba bermanja dengannya.

“Aku gak bakalan mengakui kamu sebagai menantuku!” dengan teganya mendorong Helena He, berbalik badan naik keatas.

Helena He menarik koper, dengan jailnya berteriak kearah Nyonya Du: “Bagaimana pun aku, Dennil Du juga suka, sangat suka loh…”

Sinta Dou dengan emosi berbalik badan, dia dengan senyuman yang lebar: “Ma, aku pergi dulu ya, kamu jaga baik-baik ya!”

Dengan cepatnya keluar dari ruang tamu, diluar cahaya bersinaran, mood hari ini sungguh jelek, dia sangat kecewa, kecewa kenapa tidak disenangin dengan ibu, ibu kandungnya gak sayang, ibu mertua juga tidak suka…

Nyonya, aku yang angkat saja, Asisten Niko lihat Helena He keluar, segera membantunya mengangkat kopernya.

Di dalam mobil, satu tangan dia meletakan di samping jendela, satu kalimat pun tidak bicara, Asisten Niko memperhatikan ekspresi wajahnya, dengan hati-hati bertanya: “ Kenapa?Mood kurang bagus?”

Helena He dengan lemas berkata: “Ngomong kamu juga gak ngerti.”

“Kamu tidak ngomong aku pasti gak ngerti dong, kalau ngomong mungkin aku mengerti.” Asisten Niko tertawa hehe.

“Aku bilang aku tiap hari tidak disukai dengan orang kamu ngerti kah?” dia dengan mood yang tidak bagus bertanya balik.

Asisten Niko sekejap terdiam, tapi segera meresponnya kembali: “kamu menunjuk suami istri ketua direktur bukan?”

He..ada keahlian sedikit, benaran Asisten profesionalnya si Dennil Du, otak cukup lincah.

“Benar.” Dia mengangguk kepala dan mengakuinya.

“Kalau ini kamu jangan sedih, suami istri ketua direktur terkenal tegasnya, asal Direktur Du kita baik dengan kamu saja cukup kok!”

Asisten Niko menghiburinnya, Helena He menghela napas: “Kalau ada kakek Direktur Du dirumah kan enak, dia adalah orang tua yang mengerti.”

“ih, bukannya Kakek direktur Du sudah mau pulang yah?

Pulang kemana? Dia dengan bingung bertanya kembali.

“Pensiun kan, jadi pulang rumah Du rawat.”

Helena He dengan senangnya berbalik badan: “ Benaran?”

Asisten Niko mengangguk kepala: “Seperti tidak salah lagi, aku juga tidak sengaja terdengar dari Direktur Du, Kakek Du berumur sebesar gini, harusnya sudah boleh pensiun.”

Moodnya sekilas membaik, saat mendenger info tentang kakek Du sudah mau pensiun.

Sampai di bandara, sudah jam 8 lewat 45 menit, Helena He mengambil handphonenya keluar, kemudian menelpon nomor hp Dennil Du, berdering lama tiada yang angkat.

Ada masalah apa, sekarang sudah mau boarding! Dia dengan cemas menginjak-injak kaki.

Asisten Niko menghiburnya: Jangan cemas, jangan cemas, mungkin direktur Du sedang di perjalanan kemari….”

Penumpang sekalian, pesawat menuju ke Maldives akan segera terbang, segera menuju ke gerbang nomor 7 untuk menaik ke pesawat..

Siaran Hall pesawat sudah mulai melaporkan pesan boarding, Dennil Du belum juga muncul, Helena He merebut langsung koper di tangan Asisten Niko, terus menarik menuju kearah gerbang keamanan pergi.

“Nyonya, kamu tidak menunggu Direktur Du?” Asisten Niko dengan cemas menarik lengannya.

“Tidak tunggu lagi.” Dia dengan dingin melepaskan tangannya.

“Mana bisa demikian, mana ada orang bulan madu pergi sendirian saja.” Asisten Niko menarik lagi kopernya.

Helena He mengangkat alisnya: “Sendirian kenapa? Siapa bilang mesti harus berduaan perginya?”

Asisten Niko berkeringat dingin, dia merendahkan suara mohon kepadanya: “Nyonya, kamu jangan sampai sendirian naik pesawat, kalau kamu pergi sendirian, nanti Direktur Du datang, aku bisa mati…”

“Aku tidak akan menunggu lagi, kalau dia begitu sibuk, aku anggap sendiri pergi bersantai-santai saja.” Helena He berkeputusan ingin pergi, Asisten Niko dengan paksa tidak membiarkannya pergi, siaran berbunyi lagi sekali untuk mengingatkan.

“Kamu minggir.”

“Aku tidak kasih!”

“Kasih aku minggir.”

“Sampai mati pun gak minggir.”

Helena He tiba-tiba dengan senang menunjuk kearah sebelah kiri: “ Dia datang…”

Asisten Niko dengan gembira melihat kearah yang dia tunjuk: “Mana? Dimana?”

Saat sadar tertipu, Helena he sudah lewat gerbang keamanan.

“Nyonya..Nyonya!! dia sangat panik ingin serbu masuk kedalam, tapi dihadang dengan pengawai kerja bandara.

“Nyonya, kamu pulang kemari, jangan pergi, Nyonya..Nyonya!”

Bagaimana pun Asisten Niko berteriak memanggil, juga tidak bisa menahan kepergian Helena He.

Suara “Biang” berbunyi, dia galau terjatuh di lantai, kali ini bisa mati ini…

Dennil Du dengan kencangnya mengendarai mobil, saat sampai di bandara sudah telat setegah jam.

“Mana nyonya?” dia terengah-engah berlari ke arah Asisten Niko, dengan cemas menanyakannya.

Asisten Niko menurunkan kepalanya, dengan suara yang bergemetaran berkata: “ Sudah pergi.”

“Sudah pergi?” Dennil Du termelongok: “kemana?”

…..Maldives

“Kamu bicara apa, bicara sekali lagi!” dia kira sendiri salah dengar.

Asisten Niko perlahan-lahan mengangkat kepalanya, dengan berwajah despresi berkata: “Nyonya sendirian naik pesawat, dia bilang gak mau menunggu kamu lagi…”

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu