Someday Unexpected Love - Bab 146 Bunga Mekar Bunga Layu (2)

Diluar pintu ada suara ketuk pintu yang khawatir: Helena, cepatan bukakan pintu, Helena……

Dennil Du dengan tenaga kencang memukul pintu, suaranya sangat sakit hati dan menyalah diri sendiri: Helena, kamu bukakan pintu, kamu begini aku sangat khawatir.

Helena terhuyung-huyung bangun, selesai merapikan baju, terpaku membuka pintu, menatap lelaki dihadapannya dengan wajah ekspresi khawatir: Dennil, semalam apa yang terjadi? Mengapa, aku masih mengalir darah?

Diam satu abad, Dennil Du memeluk dia kepelukannya, dengan sakit hati mengumumkan: Helena, anaknya sudah tidak ada……

Menutup mata, dia mendengar bunga mekar, kemudian tiba-tiba suara bunga layu lagi, hati seperti kaca, pecah berkeping-keping.

Sudah tiga hari, dia menutupi diri sendiri didalam kamar selama tiga hari berturut-turut, mengenang, seorang anak yang tidak ada jodoh dengan dia.

Dennil Du beberapa hari ini juga sangat murung, hari keempat malam hari, dia berjalan kehadapan dia, dari belakang memeluk dia, dengan merasa bersalah mengatakan: Helena, maaf, aku benar-benar pantas mati saja!

Helena membalikkan badan, mata yang merah, malah sudah tidak menangis lagi, dia mengangkat kepala: kamu jangan menyalah diri sendiri, barang yang bukan termasuk milik aku, bagaimana dipaksakan tinggal, juga tidak akan tertinggal……

Tetapi mengapa masih menutupi diri sendiri didalam kamar? Kamu tahu tidak dengan kamu begini, aku benar-benar sangat sakit hati.

Aku tahu, aku hanya ingin tenang seorang diri.

Tenggorakannya sakit sangat parah, dia berusaha memeras sedikit senyuman: anak masih bisa ada lagi, hanya saja sangat khawatir, kamu bisa tidak mau aku tidak……

Kehilangan anak, terhadap wanita manapun, adalah penderitaan yang sangat besar, siapapun juga tidak bisa membayangkan penderitaannya,

Ditambah kondisi dia sekarang, diluar ada saingan percintaan yang melihat dia, didalam ada mertua perempuan membuat masalah ditengah-tengah, kehidupan dia seperti sedang berjalan diatas es tipis, kapan saja ada kemungkinan tenggelam kedalam lautan.

Bagaimana mungkin tidak mau kamu! Tidak mengizinkan kamu berbicara perkataan seperti ini, aku Dennil Du seumur hidup ini, hanya ada satu istri yaitu Helena He!

Dennil Du sangat yakin menjawab dia, bukan karena kasihan dia, juga bukan dihukum dia, tetapi adalah dari hati yang paling dalam berjanji kepada dia.

Masalah aku keguguran…… mereka semua sudah tahu?

Helena sangat dengan erat menggigit bibir bawahnya, membenci diri sendiri terlalu payah, juga membenci Tuhan tidak adil terhadap dia.

Masih tidak tahu.

Kalau begitu kamu rencana bagaimana?

Dennil Du memegang rambut dia: rencana jujur kepada mereka, meskipun begini akan membuat kamu disalahkan, tetapi, juga sudah membuktikan, walaupun kamu tidak mengandung anak aku, aku tetap mencintai kamu.

Tidak bisa menyangkal, disaat keadaan begitu sepi dan kuyu begini, satu kalimat aku tetap mencintai kamu ini, memberi Helena semua keberanian untuk terus hidup……

Berita Helena keguguran, di keluarga Du sangat heboh, reaksi paling besar tentu saja adalah mertua perempuan Sinta Dou.

Didalam ruang tamu yang sangat besar, berat seperti suasana mati.

Dennil, aku sudah bilang dia ada wanita membawa sial, dia tidak hanya mencelakakan kakek kamu, juga mencelakakan anak kamu yang belum lahir, wanita semacam ini kamu sebenarnya untuk apa masih tinggalkan dia!

Tuan Du beberapa hari ini karena keluarga Du hal yang menggembirakan terus-menerus terjadi, kesehatannya sangat tidak gampang sudah ada sedikit membaik, sudah bisa duduk diatas kursi roda melakukan kegiatan kemana-mana, saat ini, tiba-tiba mendengar berita bahwa anaknya sudah keguguran, awalnya ekspresi yang sudah ada sedikit merah kemudian sekali lagi menjadi pucat kembali.

Suami, wanita ini pada dasarnya tidak mungkin meneruskan keturunan keluarga Du kita, kamu lebih baik segera memanggil Michelle kemari, dia bagaimana juga ada cucu kita yang sudah jadi!

Sinta Dou bicara sampai disini, matanya tidak terduga sudah merah, suaranya juga serak: menikah bertahun-tahun baru hamil, hamil tidak terduga masih baik-baik tiba-tiba sudah tidak ada, ini jika ganti wanita yang moral dan karakter baik, bagaimana mungkin bisa terjadi masalah seperti ini! Sejak awal, sudah tidak seharusnya menikahi perempuan ini, sejak pandangan pertama, aku sudah tahu dia bukan wanita baik, kasihan cucu aku yang tidak bersalah, belum bertemu kakek nenek, hanya dengan begini datang buru-buru dan pergi juga buru-buru……

Wajah Albert Du dari awal sampai akhir murung, malah tidak menyalahkan Helena satu kata pun, bukan tidak marah, hanya saja tidak tega.

Kehilangan anak, takutnya juga bukan keinginan dia, disaat ini, dalam hati dia seharusnya lebih pahit dibandingkan siapapun.

Dennil, kamu jangan-jangan masih tetap sedikit pun tidak tergerak hatinya?

Sinta Dou mengangkat wajahnya yang penuh dengan bekas air mata, bertanya putranya yang tetap bersikap diam.

Dennil Du tiba-tiba mengarahkan padangannya terhadap dia, bertanya balik: kamu nangis apa?

Omong kosong! Aku tentu saja adalah sedih! Itu adalah cucu aku, cucu aku sudah tidak ada, apakah aku bisa tidak sedih?

Selesai berbicara, dia menutup wajah menangis sedih, Dennil Du bangun berjalan kearah dia, tidak memberi ampun sama sekali menegur dengan marah: jangan pura-pura lagi, dulu saat Helena hamil, juga tidak melihat kamu terhadap cucu ini ada seberapa harapan dan kasih sayang, sekarang anaknya sudah tidak ada, malahan kebalikan berpura-pura menunjukkan perasaan yang tidak rela, ibu, kamu sejak kapan, tidak terduga berubah menjadi begini munafik?

Kamu……

Sinta Dou dengan kaget menatap dia, benar-benar tidak kepikiran, dia bisa-bisanya mengeluarkan perkataan yang sangat tidak berperasaan seperti ini.

Helena juga sangat kaget, hanya saja terpikir perkataan Dennil Du sebelumnya terhadap dia, dia kebalikannya sudah tidak merasa aneh lagi.

Darah daging sendiri, bukan bicara pakai mulut saja, tetapi pakai hati merasakan, baru bisa mengerti.

Sudah cukup, anak sudah tidak ada, bilang ini ada kegunaan apa! Wajah Albert Du murung, berkata kepada pembantu disamping: antar aku kelantai atas.

Wajah dia tanpa ekspresi pergi meninggalkan, Helena tidak bisa mengabaikan saat mertua lelaki pergi meninggalkan dengan pandangan yang penuh penyesalan dan sakit hati, tetapi bukan tidak, dia sendiri juga bukan tidak sakit, tidak ada orang yang tahu, mengandung anak Dennil Du bagi dia, adalah hal yang begitu bahagia, karena, itu juga adalah keinginan kakek……

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu