Someday Unexpected Love - Bab 248 Mencari Dennil Du (1)

Helena He berhenti sejenak, dan sepengetahuannya tentang Karina Shi, jika Karina Shi tidak menginginkan sesuatu, dia tidak akan muncul.

"Hehe, kamu sangat mengerti aku."

"Ya aku memang mengerti denganmu."

Karina Shi berkata: "Maaf, aku tidak berencana untuk memberitahumu alamatnya."

Helena He tidak ingin membuang waktunya, dia berdiri dan berkata: "Kalau kamu tidak berencana untuk memberitahuku, aku akan memikirkan jalan lain."

"Jangan terburu-buru."

Karina Shi memukul meja: "Kembalilah."

"Apa yang sebenarnya kamu inginkan?" Helena He sudah tidak memiliki kesabaran untuk menemani wanita itu.

"Katakan padaku kalimat yang enak didengar dan buat aku senang, lalu aku akan memberitahumu dimana Dennil Du berada."

Melihat Karina Shi yang arogan, Helena He sangat marah, saat ia sampai didepannya, dia menyindirnya sambil tersenyum: "Kamu ingin mendengar kalimat yang enak didengar? Baiklah, dengarkan dengan sekesama-- Kamu, Karina Shi, sama menyebalkannya seperti ibumu!"

Setelah itu, Helena He pergi keluar tanpa menoleh sekalipun. Beberapa hari ini dia pergi ke berbagai tempat, dia sudah terbiasa dengan sifat-sifat orang seperti itu, sahabat kecilnya juga seperti ini, apalagi Karina Shi, musuh bebuyutannya.

Helena He tetap melewati kerumunan, tetapi ia tidak menyadari Karina Shi telah mengikuti dia. Dia menghalangi Helena He, dan berkata: "Baiklah, kalau kamu begitu penasaran, aku akan memberitahumu."

Helena He menatapnya, dan menunggunya lanjut berbicara.

"Dibelakang Gunung Dapo ada sebuah pabrik tua, Dennil Du berada di salah satu gudangnya."

Helena He tidak tau apakah dia berbohong atau tidak, tetapi ia mengucapkan teirma kasih.

Dengan tanpa ekspresi ia melewatinya, dan Karina Shi berteriak: "Jangan bilang aku tidak memperingatimu, kalau kamu tidak pergi, dia bisa mati. Tetapi kalau kamu pergi, mungkin kalian berdua akan mati!"

Di jalan buntu seperti ini, sepertinya tidak peduli dia pergi atau tidak, Dennil Du akan tetap mati. Satu-satunya yang akan membedakan hanyalah dia akan menemaninya mati.....

Helena He pergi mencari Sean Ou, dan menjelaskan situasinya padanya, dan Margaret Chu langsung menjawabnya: "Aku akan menyuruh ayahku untuk mengirim orang kesana."

"Tidak bisa." Helena He langsung menggeleng: "Kudengar-dengar Wibowo Zhong ini sangat kuat, dan kepolisian juga tidak bisa menangkapnya, sehingga dia bisa berkeliaran selama ini. Mengirim orang kesana juga tidak akan menghentikannya, mungkin hanya akan mengakibatkan pembunuhan, apalagi sekarang ia menginginkan sebuah aset berharga dari Keluarga Du. Jika kita mendesaknya, dia bisa bergerak kapanpun."

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" Margaret Chu bertanya.

"Aku ingin pergi mengeceknya terlebih dahulu, aku juga tidak tau jika perkataan Karina Shi benar atau tidak."

Wajah Sean Ou terlihat muram: "Tentu tidak boleh bagimu pergi sendirian, aku akan menemanimu pergi."

"Aku juga pergi." Margaret Chu berkata.

Kedua orang itu sangat yakin, Helena He akhirnya setuju dan mereka berjanji untuk pergi lusa jam 1 siang.

Setelah itu Helena He merasa lebih tenang, dia makan dengan tenang, dan tidur dengan tenang, seperti tidak terjadi apa-apa. Tetapi kenyataannya, dia sudah merencanakan rencana terjahat.

Saat dihari ia bersiap untuk pergi, ia menelpon Nenek Guan di Amerika, dan di teleponnya, dia berkata: "Ibu, aku akan pergi mencari Dennil Du hari ini, kali ini, aku masih tidak bisa memastikan apakah aku akan kembali atau tidak. Jika terjadi sesuatu, tolong bantu aku untuk menjaga anakku, dan rawat dia sampai tumbuh besar, aku mohon...."

Nenek Guan mendengar kalimat tidak masuk akal seperti ini, bertanya: "Apa yang ingin kamu lakukan? Jangan sembarangan, aku sekarang akan membawa Dennil Kecil pulang ke China, tunggu aku pulang dan jangan lakukan hal bodoh dulu, tolong jangan!"

"Jangan, jangan bawa Dennil Kecil kesini. Terlalu berbahaya untuk membawanya pulang. Rawat dia di Amerika, Bu. Aku mohon, jangan bawa dia kesini!"

Helena He dengan cepat mematikan teleponnya, dan menangis di kasurnya.

Sean Ou dan Margaret Chu menjemputnya dengan mobil. Helena He naik, dan Margaret Chu menggenggam tangannya dengan erat, menenangkannya berkata: "Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja."

"Kakak ipar, aku menyuruh beberapa orang, awalnya ada 30 orang, siapa tau..."

Sean Ou sambil menyetir, dan berhenti berbicara, Helena He bertanya Margaret Chu: "Ada apa?"

"Ayah Karin Yang tiap hari memata-matai kami, dia mendengar bahwa kita akan pergi mencari pembunuhnya, dan ingin membunuh siapapun itu. Akhirnya ada beberapa orang yang memilih uang dibanding nyawa yang ikut bersama kami."

Helena He menghempaskan napas: "Tidak apa-apa, sebenarnya sama saja ada mereka atau tidak. Kekuatan Wibowo Zhong, mungkin tidak akan bisa kamu kalahkan bahkan dengan beratus-ratus orang sekalipun."

"Jago sekali dia. Lalu apa yang akan terjadi pada kita?" Margaret Chu sedikit panik.

"Nanti sesampai kita di lokasi, aku akan masuk sendiri. Kalian nanti bersembunyi. Jika aku bisa melepaskan Dennil Du dan memberikan barang pada mereka, kita akan pergi bersama-sama. Jika aku tidak bisa melepaskannya, kalian harus pergi sebelum langit gelap, jangan tunggu aku."

"Mana bisa seperti itu, aku..."

Helena He menghentikan Margaret Chu: "Lakukan seperti yang aku minta. Kalau tidak bisa, kamu akan mati."

Di dalam mobil, tiba-tiba suasana berubah menjadi hening. Setelah setengah jam kemudian, mobilnya sampai ke Gunung Dapo. Gunung itu berlika liku, dan banyak pohon. Saat matahari terbenam, tempat ini sangat menyeramkan.

Setelah turun dari mobil, Sean Ou dan Margaret Chu bersikeras untuk menemani Helena He mencari Dennil Du, dan Helena He tidak bisa menolak mereka, sehingga ia akhirnya setuju.

Ketiga orang itu berjalan sampai pabrik tua yang dikatakan oleh Karina Shi. Pabrik ini jelas sudah tidak terpakai dengan begitu lama, halamannya ditumbuhi oleh tanaman liar, dan saat angin meniup, terdengar suara angin riuh.

Saat mereka berjalan masuk pintu, terdengar suara kencang, di belakang terdengar suara pintu tertutup. Helena He dengan panik menoleh, dan sadar pintu di belakang ditutup oleh orang dari luar, dan disaat yang sama, mereka mendengar suara tertawa.

Hahaha....

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu