Someday Unexpected Love - Bab 77 Mendekatinya, Sama Dengan Mendekati Kesakitan (1)

Setelah mengalami keterkejutan dan kebingungan diawal, Sean Ou dengan cepat menerima kenyataan jika Michelle Yang telah kembali, dia bahkan lebih senang beribu-ribu kali lipat dibandingkan Dennil Du, karena setelah ini, Helena He si gadis desa yang membuatnya tidak nyaman, akhirnya akan menghilang dari jarak pandangnya......

Keempat orang telah duduk selama tiga jam disebuah ruang VIP, tepat pukul sebelas Dennil Du membawa Michelle Yang pergi meninggalkan Club Phantom, setelah kedua orang itu pergi, Yoshua Fei menghela nafasnya, berucap dengan sangat khawatir: Astaga, bagaimana dengan Helena setelah ini?”

Sean Ou mengangkat anggur merah dihadapannya meminumnya sedikit, menyipitkan matanya bertanya padanya: Untuk apa kamu khawatir? Yang seharusnya datang maka akan datang, yang seharusnya pergi maka akan pergi, semudah itu.

Ish, yang kumaksudkan kenapa kamu begitu tidak menyukai Helena? Sebenarnya salah apa dia padamu? Yoshua Fei menatap pria dihadapannya dengan tidak mengerti.

Sean Ou mengangkat kepalanya, membantahnya dengan kesal: Kalau begitu sisi bagian mana dari dirinya yang membuatmu menyukainya? Apakah dia memberimu keuntungan?

Aku malas mengatakan omong kosong denganmu. Yoshua Fei bangkit berdiri, merapihkan sedikit jasnya, kemudian keluar dari ruang VIP itu.

Ruang VIP yang awalnya ramai seketika berubah menjadi dingin, Sean Ou bersandar pada sofa, dia memiliki sebuah rencana.

Berdasarkan pengelihatannya, Helena He pasti tidak akan melepaskan semua yang dia miliki sekarang, dia harus memikirkan cara, membuatnya kesulitan sehingga dia mundur dengan sendirinya, membuatnya tidak tahan dengan situasi yang ada.

Keesokan harinya, dia khusus datang ke Perusahaan Du, namun yang dia dapatkan adalah Helena He cuti untuk berpergian, setelah bertanya kapan dia kembali, dia memundurkan rencananya selama tiga hari.

Liburan selama satu minggu berlalu dengan cepat, Helena He dan Margaret Chu kali ini pergi ke Gunung Jiuhua, bukannya mengurangi keresahan dalam hatinya, namun malah semakin bertambah, seperti kalimat itu: Mendekatinya, sama dengan mendekati kesakitan, menjauhinya, sama dengan menjauhi kebahagiaan.

Hari tanpa Dennil Du, setiap harinya terasa seperti berjalan diatas es, dingin dan tidak ada rasa aman.

Malam dimana dia kembali ke rumah keluarga Du, sebenarnya ingin melihat Dennil Du sejenak, sayangnya dia sedang tidak ada dirumah, dia malah dihina oleh mertuanya, heh, suaminya telah menjadi milik orang lain, tapi masih berniat untuk berwisata, orang yang hampir berkepala tiga, bagaimana bisa tidak memiliki otak!

Helena He yang malas bertengkar dengannya, langsung membanting menutup pintu.

Sikapnya yang tidak sopan membuat Sinta Dou marah, dengan terpisahkan oleh pintu dia memaki: Dasar wanita murahan tidak tahu diuntung, aku ini berbaik hati mengingatkanmu, namun kamu malah memperlakukanku seperti ini, dasar arogan, kita lihat saja bertahan berapa lama kearogananmu, setelah kamu pergi, aku akan membakar semua barangmu yang ada dirumah ini, agar tidak merusak pemandangan!

Helena He melempar setengah pakaian yang telah dirapihkannya keatas kasur, bangkit berdiri membuka pintu kemudian menggeram: Terima kasih karena sudah mengingatkan, aku sangat berterima kasih! Aku yang masih muda membutuhkan bimbinganmu, tapi aku tidak membutuhkan makianmu!

Terdengar suara debuman, sekali lagi dia menutup pintu kamarnya, Sinta Dou yang berdiri didepan pintu merasa kesal hingga wajahnya memucat, menggertakan giginya kemudian mengucapkan sebuah kalimat: Kita lihat saja nanti!

Sean Ou terus memperhatikan pergerakan Helena He yang kembali ke Surabaya, siang tadi dia mendapat berita jika Helena He telah kembali, dia segera mengundang Dennil Du untuk membawa Michelle Yang datang bertamu.

Dennil, kenapa Sean mengundang kita untuk makan dirumahnya?

Michelle Yang yang duduk didalam mobil, bertanya dengan penasaran.

Katanya untuk menyambutmu.

Dennil Du menjawab dengan tidak fokus, hari ini adalah hari dimana Helena He kembali dari Gunung Jiuhua, namun Sean Ou malah sengaja memilih malam ini, karena Michelle Yang yang juga berada disana saat itu dia tidak enak untuk menolaknya, hanya saja perasaannya sungguh tidak tenang.

Mobil telah berhenti didepan rumah keluarga Ou, kedua orang itu turun dari mobil berpas-pasan dengan Yoshua Fei, Michelle Yang dengan senang memanggilnya: Hei, Yoshua, kamu juga datang?

Yoshua Fei tersenyum menganggukkan kepalanya: Iya, suasana seperti ini bagaimana bisa tidak ada aku.

Ketiga orang itu berjalan beriringan memasuki ruang tengah, Sean Ou yang sebagai tuan rumah, menyambut dengan ramah: Selamat datang, hari ini ibuku tidak ada dirumah, kalian bisa bermain sepuasnya dan mengobrol sepuasnya......

Setelah dia selesai menyapa, dia segera mengambil handphonenya keluar dari rumahnya, mencari tempat yang sunyi menelepon Helena He.

Tanpa menunggu lama, telepon telah tersambung, terdengar suara Helena He dari seberang sana: Halo, dengan siapa?

Sean Ou berdehem membersihkan tenggorokannya, berucap dengan berpura-pura ramah: Kakak ipar ini aku, Sean Ou, aku ingin mengundangmu bertamu kerumahku, hari ini adalah ulang tahunku, kak Dennil juga ada disini.

Sean Ou? Helena He mengerutkan alisnya dengan bingung, sejak kapan kamu menganggapku?

Lihat ucapanmu, apa dulu aku tidak pernah menganggapmu jadi selamanya tidak boleh menganggapmu? Kamu adalah istri kakakku, cepat atau lambat kita harus menyelesaikan masalah diantara kita kan, hari ini adalah kesempatan yang sangat bagus, kamu datanglah, kita bersenang-senang bersama hari ini!

Helena He mendengar nada tulus darinya, juga tidak berpikir panjang, lagipula dia sebenarnya ingin melihat Dennil Du, jadi dia dengan cepat menyetujuinya: Baiklah, dimana rumahmu?

Sean Ou mengiriminya pesan yang bertuliskan alamatnya, menunjukkan senyuman iblisnya, berbalik melangkah dengan ringan kembali ke ruang tengah.

Selanjutnya, tinggal menungguh drama seru yang akan tampil sebentar lagi......

Setelah Helena He menutup telepon, dia langsung naik taxi ke rumah keluarga Ou, dua puluh menit kemudian, taxi yang ditumpanginya telah berhenti.

Dia berdiri didepan rumah keluarga Ou, menatap Maybach milik Dennil Du, seperti melihat teman lama, seketika sudut matanya memanas, mobil ini memiliki kenangan yang sulit untuk dilupakannya.

Berjalan perlahan masuk kedalam rumah, setelah tiba diruang tengah, seketika suara tawa yang terdengar olehnya, diantaranya terdapat suara merdu Michelle Yang, seketika tubuhnya membeku, sudah terlambat untuk kabur......

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu