Someday Unexpected Love - Bab 194 Perangkap Kecantikan (2)

Suara teriak babi yang siap dibunuh, dia kesakitan langsung terduduk, barusan ingin marahi nona pelayan pijitan itu apakah mau mematikan dia, tiba-tiba melihat wanita dihadapannya, dengan groginya menyimpan emosi, dengan gugup berkata, "Kak....kok kamu bisa datang kemari?"

"Beri kamu lima menit untuk keluar dari sini!"

Helena He meninggalkan satu kata ini, duluan keluar dari dari Spa center ini, disini penuh dengan bau kaki yang bermacam-macam, sudah hamper mau mematikannya!

Dia berdiri di depan pintu tunggu Willy He keluar, beberapa saat kemudian, dia keluar, dengan gugupnya dia tanya, "Kak, apakah kamu sudah tahu sesuatu?"

"Menurut kamu? Kamu melakukan apa yang diketahui aku?"

Helena He dengan dingin melihat kearahnya, hingga terdengar suara gigit gigi,

"Aku...aku...", Willy He sulit berkata, dia tidak ingin berkata jujur, takut terjadi masalah apa-apa lagi, walaupun kakaknya tidak memperdulikannya, sejujurnya lebih takut di pukul hingga jadi roti daging.

"Bicara! Kenapa tidak berbicara lagi, ada keberanian buat dak berani mengakui kah?!"

interogasi yang penuh emosi menakuti Willy He, dia pikir Helena pasti tahu sesuatu, kalau enggak tidak mungkin bisa ada emosi sebesar ini.

"Aku dicelakai orang, dicelakai dengan kakak ipar rumah kamu...

Dia dengan dekaden jongkok dibawah, dengan sebal menarik-narik rambut.

Helena He tidak tahan lagi, maju selangkah menendang Willy He hingga jatuh dibawah tanah, dan kehilangan akal sembarang hajar, sambal pukul sambil memperingati dia, "Kamu berani balas, kamu bersiap-siap jongkok dipenjara!"

Willy He tahu sendiri rugi, tak berani balas, biarin Helena He melampiaskan emosinya, pukul hingga sampai hidung biru wajah bengkak....

Helena He capek pukul lagi, berdiri di samping tunjuk dia berkata, "Beritahu aku alur cerita yang sebenarnya, berani rahasia sedikit pun, aku hari ini dengan teganya putus hubungan!"

"Baik-baik, aku bilang, aku bilang dengan teliti, kak kamu jangan marah, sudah pukul, sudah marah, dengan aku emosi bukannya nyusahi diri sendiri....

"Jangan banyak bacot, masuk pokok pembicaraan!", teriak Helena He.

"Beberapa hari sebelumnya, aku mendapatkan satu telepon, ternyata Marsha Du yang telepon aku, saat itu aku senang sekali."

"Sebentar.", Helena He memotong, "Marsha Du kenapa bisa tahu nomor ponsel barumu? bahkan aku sebagai sebagai kakak saja tidak tahu, kenapa orang lain bisa tahu!"

Willy He menunduk kepala, dengan bersalah berkata, "Aku selalu ada nomor ponsel Marsha, jadi setiap hari mengirim pesan rindu padanya, meskipun dia tidak pernah membalas aku, bahkan marah aku, jadi...."

"Jadi dia mendadak telepon kamu, kamu saking senangnya tidak tahu arah sama sekali, sudah tidak tahu sendiri marga apa?"

"Kak, aku sedang berbicara hal yang pokok samamu, jangan mempersulitkan aku lagi lah...."

Helena bersenandung, "Terus lanjutkan."

"Dia menelepon aku, mengundang aku untuk bertemu, jadi tanpa pikir aku langsung mengiyakannya, walaupun aku jauh darinya, tapi dia mengundang aku, bagaimanapun aku pasti berburu-buru untuk pulang, tiga hari yang lalu, aku pulang kesini, barusan pulang aku langsung telepon ke Marsha, beritahu padanya aku sudah pulang, dia sepertinya senang sekali, mengundang aku di hotel ketemuan, waktu itu aku hanya tahu kesenangan saja, tidak berpikir begitu banyak, langsung segera pergi menempati janji."

"Marsha sudah duluan sampai dari aku, dia tunggu aku di Hall hotel, melihat aku, sikap dia luar biasa baik, dia menarik aku naik lift naik ke lantai tiga, sekali buka pintu kamar, aku sekali lihat dalam kamar ada satu kasur, sekejap hati berkembang-kembang, aku kira ketulusan aku mengharukannya, jadi dia ingin ada perkembangan lanjut bersama aku...."

Helena He benaran ingin muntah darah, dia kira sendiri adalah wanita yang bodoh, kenapa ada adik yang tak punya otak begini? Marsha Du ingin perkembangan lanjut dengan dia? Orang bodoh saja bakal kira mujizat!

"Kamu babi bukan? Mana ada keberuntungan yang turun dari langit? Walau benaran jatuh, dia bisa jatuh dikepala kamu?!"

Satu tamparan terpukul di kepala Willy He, Willy He sakit mengigit gigi, dengan sebal membantah, "Kamu jangan pukul aku terus bolehkah? Pukul aku lagi, aku tidak bilang lagi!"

"Kamu berani! Lanjutkan!", teriak Helena, dia berburu-buru lanjut berbicara....

"Marsha menutup pintu kamar, terus di lanjut menggoda aku, pakai suara yang lembut berbicara dengan aku, dia tanya aku apakah suka padanya, apakah mau memiliki dia, aku bilang aku suka padanya, ingin memilikinya, kemudian dia beritahu padaku, dia ingin yang lebih intens, jadi membuka rekamanan yang dalam kamar, didalam memutar video mengenai AV jepang, waktu itu kepalaku sekejap memanas, tidak berpikir apapun lagi, lagian Marsha Du kalau tidak arti itu, mana mungkin janji di hotel ketemuan? Dan didepanku memutar video seperti itu, aku pikir kita berdua emang saling berminatan, kalau begitu tak perlu mengawatirkan hal apapun lagi, aku langsung serbu padanya, dia tidak tahu dari meraba keluar sebuah tali, dia suruh aku mengikat dia, dia bilang ini namanya SM, adalah salah satu percintaan yang menyiksa, sangat intens, dan menarik, aku sangat senang mendengarnya, kemudian mengikuti perkataannya, tapi saat aku melepaskan hingga sisa baju dalaman, dan tali sudah terikat erat, belum mulai berbuat apa-apa, pintu kamar tertendang, mertua kamu membawa seorang lelaki, lelaki itu memoto kita berdua, Marsha Du mendadak nangis seperti aku memperkosa dia saja, tak dapat berbantah apapun, kemudian aku baru sadar, ternyata terkena jebakan mereka..."

Helena He menghela napas yang dalam, dia benaran sangat kecewa pada adiknya, seorang yang amat benci padamu, mana mungkin bisa baik-baik main SM bersamamu? Kalau otaknya bukan masuk air, jelas pasti ada konspirasi, sayangnya adik yang terhasut ini, kenapa tidak mengerti arti ini!

"Kak, kamu harus membantu aku, Ibu Marsha saat pergi, dia bilang mau tuntun aku hingga sampai pengadilan, tuntun aku memperkosa anaknya, walau aku dicelakai oleh orang, tapi kenyataan ada dihadapan mata, aku benaran mengikat anaknya, siapa yang bsia mempercayaiku, lagian dulunya aku benaran ada melakukan hal yang tidak baik pada Marsha, waktu itu diketahui orang lain aku langsung kabur, tapi siapa sangkah Ibu mertua kamu begitu hebat, bisa ketemu orang saksi waktu itu, sekarang kalau mereka ingin menuntut aku, benaran mudah sekali...."

Willy He memohon dia, berkali-kali sumpah untuk tidak berpikir aneh-aneh lagi pada Marsha, bahkan dia membuka baju dihadapannya, mata dia tak bakal berkedip sedikit pun.

Walau Helena He tahu jaminan adiknya tak ada bedanya dengan buang angin anjing, wanita iblis sesusah payah mencelakai adiknya, bukannya ingin memiliki pegangan yang sama untuk ia tidak dapat mengancam diri sendiri lagi kan?

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu