Someday Unexpected Love - Bab 23 Legenda Tentang Calon Mempelai Wanita (3)

Dennil Du menatap wajah tegas kedua pria itu. Hatinya berpikir jika Helena He tidak sebagus harapan kedua pria itu, dirinya takut telinga Helena tidak akan suci lagi.

"Turuti 3 permintaanku." Ucap Dennil Du sambil menggoyangkan wine yang baru saja dituang.

"Dan kamu akan menyuruhnya kemari, kan?" Tanya Sean Ou.

"Hmm."

"Baik, tidak masalah!" Ucap Yoshua Fei sambil menepuk tangannya.

Dennil Du termenung sebentar, lalu mulai membicarakan persyaratan:  "Pertama, jangan bicara kata-kata tidak sopan terhadapnya. Contohnya seperti gadis desa."

"Oke……"

"Kedua, tidak boleh membuatnya merasa sulit atau mengejeknya. Contohnya seperti bertanya tentang proses perkenalan kami."

"Oke……"

"Ketiga, tidak boleh membicarakan tentang hal apapun yang berkaitan dengan Michelle, terlebih lagi jangan menjelaskan padanya tentang harta kekayaan keluarga Du. Ucapan apapun yang menekannya tidak boleh dikatakan, termasuk..."

Belum selesai Dennil Du bicara, Sean Ou tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memotong pembicaraan: "Tunggu, tunggu! Bukankah dirimu terlalu baik pada wanita ini? Apakah kamu takut dia terluka? Kamu tidak mungkin mencintainya, tapi kenapa kamu sangat mengkhawatirkannya?!"

Jari Dennil Du mengetuk pelan meja kristal: "Sangat bagus. Aku ingin mengatakan hal ini di akhir. Ucapan yang mengatakan bahwa aku tidak akan mungkin mencintainya, jangan kalian ingatkan ke wanita itu. Karena sedari awal aku sudah mengatakannya."

"……" Sean Ou terdiam, Yoshua Fei juga ikut terdiam.

Dennil Du mengeluarkan ponselnya. Sebelum menghubungi Helena He, Dennil Du kembali menatap kedua pria di hadapannya dengan tatapan memperingatkan dan curiga. Dennil Du membayangkan wanita yang dirinya tidak ingin pertemukan dengan temannya. Kesepakatannya adalah kedua pria itu harus ingat tentang semua persyaratannya.

Malamnya kota selalu tersebar di semua tempat. Walaupun keramaian pasar malam sangat biasa tetapi setiap kota memiliki pemandangan yang menjadi inti kota tersebut.

Helena He dan Margaret Chu makan malam di kedai makanan di pinggir jalan. Ketika sedang melambaikan tangan mengucapkan sampai jumpa, dering ponsel Helena He berbunyi.

Helena He menatap nomor di ponselnya. Dia agak ragu dan linglung. Sudah beberapa hari tidak berkomunikasi dengan orang itu, Helena He hampir melupakan nomor orang tersebut.

"Halo. Ada apa?"

"Apakah sekarang kamu luang? Jika luang, bisakah kamu datang ke klub malam Weylin?" Dennil Du memberikan Helena He waktu untuk menolak.

Weylin?

Helena He termenung. Bukankan tempat itu adalah klub malam terbesar di kota ini? Pria itu kenapa menyuruhnya datang ke sana? Dirinya belum pernah menginjakkan kaki di sana dan dia juga mendengar bahwa tempat itu adalah surga bagi para pria....

Walaupun tidak mengerti, Helena He masih datang ke Weylin. Helena He berdiri cukup lama di area termewah di kotanya. Huruf emas yang membingkai kata 'Weylin' memperlihatkan gaya tempat ini yang misterius. Helena He membuang perasaan anehnya. Sinar dari lampu neon berwarna-warni menyakiti matanya.

Kedua kakinya seperti diikat, sangat berat untuk melangkah. Dennil Du hanya bilang ada dua teman pria itu ingin bertemu dengannya dan tidak menjelaskan lebih banyak lagi.

Dennil Du tidak menjelaskan, Helena He juga tidak banyak bertanya. Di bilang sederhana tapi tidak sederhana, di bilang rumit tapi juga tidak rumit.

Helena He mengumpulkan keberaniannya, mengeluarkan semangatnya yang tak terkalahkan lalu tanpa ragu berjalan masuk.

Ini pertama kalinya Helena He menginjakkan kakinya di tempat yang penuh romansa cinta. Helena terkejut melihat pemandangan di depannya. Seorang wanita india yang seksi menari tarian tiang dengan begitu kuatnya. Di atas lantai dansa ada sepasang kekasih yang saling berbisik penuh cinta dan berpelukan.

"Selamat malam. Maaf, apakah anda adalah Nona He?" Seorang kepala pelayan pria berjalan mendekatinya, bertanya padanya sambil mengangguk.

Helena mengangguk ragu: "Ya."

"Tuan Du menyuruhku mengantar anda ke sana. Silahkan ikuti saya." Ucap pelayan setengah tua itu sambil mempersilahkan Helena He mengikutinya.

"Terima kasih." Helena dengan gugup mengikuti pelayan tersebut, melewati lorong yang mewah lalu langkahnya terhenti di private room nomor 1.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu