Someday Unexpected Love - Bab 48 Tentang Cinta (1)

Pada saat perjalanan pulang, Dennil Du menelponnya beberapa kali, tetapi ditolak olehnya, dia menyisakan tenaganya untuk perhitungan dengannya.

Helena secepat angin dari ruang tamu naik ke lantai atas, Dennil melihat dia sudah pulang dan moodnya tidak begitu bagus, kemudian dia mengikutinya naik ke atas.

Dia baru masuk ke kamar, Helena melemparnya dengan bantal.

Kenapa kamu memukulku?

Kamu memang pantas dipukul!

Dennil terdiam, dia berjalan ke arahnya: Coba jelaskan kenapa aku pantas dipukul?

Kamu tadi malam memberi uang ke orangtuaku?

Dia kaget: Bagaimana kamu bisa tahu?

Kamu membohongiku, kamu membohongiku…

Sayang, dengarkan aku dulu….

Aku tidak mau dengar, aku tadi malam Tanya kamu apakah orangtuaku ada bilang sesuatu, dan bagaimana kamu menajwabku!

Dennil menahan tangannya: aku bilang tidak ada apa apa.

Aku Tanya kamu apakah mereka menginginkan uang darimu, bagaimana kamu menjawabku?!

……Aku bilang tidak.

Kalau begitu, apa yang ingin kamu jelaskan lagi, apa maksud kamu membohongiku? Aku juga bukan orang yang kamu sayangi sampai mati, aku juga tidak ingin kamu menjadi orang yang sok baik, memangnya aku menginginkan kamu mengurus masalah keluarga kami……

Dennil mengelus elus dahinya sendiri, iya, kamu jangan marah dulu, aku tahu harga diri kamu tinggi, dengarkan penjelasan aku dulu.

Helena tidak mau mendengarkannya dia sangat marah.

Meskipun aku sudah menikah denganmu tapi tidak mencintaimu, tapi di undang undang kamu adalah satu satunya istriku, suami membantu keluarga istri itu memang sudah seharusnya, dan kita saling ada perasaan apa tidak itu hal yang beda, aku bukan bermaksud untuk membohongimu, karena aku tahu kalau kamu ada masalah kamu juga tidak akan memberitahuku, dan juga orangtuamu juga memohon untuk tidak memberitahu kamu, jadi…

Jadi kamu membantu orang jahat dengan begitu saja?

Dennil tertawa jahat: Membantu orang jahat,apakah kamu tidak merasa kata katamu sungguh keterlaluan? Ini juga bukan membantu membunuh orang, cuma memberi sedikit uang untuk orangtua, aku salah apa….

Helena menggigit dengan keras di lengannya, dan dia lanjut memukulnya dengan bantal: Kamu memang ada salah, kamu bukan tidak tahu ayahku suka berjudi, kamu masih memberinya uang, kamu masih mendorong dia untuk berjudi? Dan kalau kalah minta uang denganmu lagi?

Sebenarnya dia tahu kalau Dennil tidak bersalah, dia hanya merasa tidak enak hati karena ayahnya yang tidak tahu kecukupan, ada pertama kali pasti akan ada kedua kali, dan begitu juga ketiga kali, kalau setiap kali memuaskan mereka, suatu saat nanti keluarga Du akan menjadi miskin!

Dennil tahu bahwa di hati Helena memendamkan sesuatu, dia sengaja tidak melawannya, dan membiarkannya melupakan emosi.

Mereka mendengar suara pintu yang terdorong, dan langsung melihat ke arah sana, mereka kaget banyak orang berdiri di depan pintu.

Selain beberapa pembantu, yang lebih seram lagi adalah Ibu Dennil.

Dia menunjuk Helena: Apa yang kamu lakukan? Kamu baru menikah ke rumah ini baru beberapa hari sudah kayak begini, dasar anak kurang ajar!

Helena tidak ingin bertengkar dengannya di depan Dennil, jadi dia hanya diam saja.

Helena He aku beritahu kamu, kamu jangan keterlaluan, jangan kira ada papa Dennil yang membantu kamu, kamu bisa seenaknya saja di rumah ini!

Sinta Dou masih emosi, dia mendorong Helena, dan Dennil menangkap dan membantunya menjelaskan.

Ma, apa yang kamu lakukan, kami berdua Cuma main main juga harus kamu urus?

Ibu Dennil gemetaran dan dengan marah: kamu tidak usah membelanya, main main? Kalau dia pukul kamu sampai mati itu juga main main?!

Dennil merangkul bahu Helena: dia adalah istriku, kalo dia pukul aku sampai mati aku juga senang.

Kamu…… Sinta Dou hampir gila.

Saat ini, kakek Dennil mendengar suara di lantai atas, dia mengetuk lantai dengan tongkatnya dan bertanya: Ada apa ribut ribut?

Ibu Dennil langsung memberitahunya: Pa, coba liat cucu menantumu yang sudah dimanjakan? Dia beraninya memukul cucu kamu, kalau seperti itu lagi, tidak tahu akan menjadi seperti apa!

Kakek Dennil dengan bingung: Jadi kamu sedang menyalahkan aku?

Menantunya tidak berani.

Dennil tertawa: Kakek, tidak apa apa, aku hanya main main dengan Helena.

David Du tidak mencurigai omongan cucunya, dia menegur Sinta Dou: Jangan tidak ada masalah juga berteriak seperti itu, mereka berdua main seperti itu adalah hal yang baik, kenapa kamu mau mengurus itu? Dulu aku sama neneknya pernah ikut campur masalah kamu dan Albert?

Sinta Dou tidak bisa berkata apa apa lagi.

Mungkin waktu itu harus ikut campur.

Setelah itu dia turun ke lantai bawah, dan yang lain juga ikut turun ke bawah, yang tadinya kamar yang ramai menjadi sepi.

Sudah lega? Kalau belum pukul saja lagi.

Dennil dengan bercanda melihat Helena yang sedang menundukkan kepala, dan sengaja mendekatkan dirinya ke Helena.

Pukul yah pukul……

Dia baru mau mulai memukulnya, tapi di dorong Dennil ke sofa.

Mulai dari sekarang, kamu pukul aku sekali, aku cium kamu sekali.

Beraninya kamu!

Coba saja.

Dia hampir sudah mau menyentuh bibir Helena yang merah, tapi ditutup oleh Helena.

Kamu benar-benar…. Dia kesal dan marah.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu