Someday Unexpected Love - Bab 98 Lelaki Dan Wanita Lajang (2)

Michelle Yang tidak tahu Helena He juga ikut kemari, dia bersandar di pundak Dennil Du, bergemetaran dan tegangnya memohon: “Dennil, kamu jangan pergi dari aku boleh gak? Kamu jangan tidak mau aku boleh kah? tidak ada kamu, aku benaran sangat menderita, aku melihat kamu tapi tak bisa mendekatin kamu, rasa tak berdaya itu aku tidak dapat tahan lagi, aku benaran sekali ingin lompat kedalam laut, biar semua derita bisa berakhir…”

Dennil Du dengan gemetar berteriak: “Kamu sembarang bicara apa! Aku tidak boleh kamu berbicara kata yang tidak sial begini!”

Kata yang sial? Helena He menyindir sendiri, kelihatannya Dennil Du sudah melupakan di belakang dia adalah orang yang dicintai sekarang.

“Ekm ekm…”, tenggorakan dia sangat tak enak, tidak sadar terbatuk dua kali, akhirnya menarik perhatian Dennil Du, dia menjelaskan kepada bayangan orang yang didalam kegelapan: “Helena, Michelle ada gejala buta ayam.”

Terus? Dia ada gejala buta ayam, terus?

Helena He ingin bertanya, dia ada gejala buta ayam, jadi kamu ingin memeluk dia tak lepas kah? Kalau Michelle Yang hanya butuh pelukan supaya tak takut, dia bisa bantu dia melakukan tindakan ini.

“O…”

Meskipun hati begitu sedih, Helena He juga cuman dengan santai membalasnya, terus dengan memeluk sedikit harapan berkata: “Perlukah aku tinggal disini menemaninnya kah?”

Dia sudah bicara dengan jelas, dia tinggal disini menemanin Michelle Yang, dia tidak perlu berada disini lagi.

“Dennil, kamu jangan pergi, kamu jangan pergi…”

Michelle Yang tidak seperti saat ini begitu takutnya Dennil Du pergi, otak dia muncul adegan yang terputus-putus, dia duduk di tepi laut, tidak tahu kenapa bisa nangis, terus ada satu orang yang menarik tangannya berkata: “Sebentar lagi mau hujan, kita pulang yuk.”

Wajah yang asing itu, bersikeras ingin membawa dia pulang, dia sangat takut, dia tidak ingin pergi dengannya, tapi orang itu tetap bersikeras menggendong dia pulang….

Memori yang terputus, membuat dia semakin peluk lelaki yang dihadapannya dengan erat, semakin erat peluk dia, hati baru agak sedikit tenang, jika terlepas sedikit saja, hati dia mulai lagi panik sekali.

“Jangan pergi meninggalkan aku, jangan…jangan…”

Dia bicara terpatah-patah, Dennil Du dapat jelas merasakan orang yang pelukannya sangat dingin, tidak berhenti bergemetaran. Dengan penuh kasihan menepuk punggung belakangnya: “Jangan takut, aku tidak pergi, aku disini.”

Kata-kata ini jelas-jelas berkata pada Michelle Yang, tapi Helena He merasa kata-kata ini juga bicara untuk dia dengar.

Dia sudah bilang dia tidak pergi, sendiri berdiri disini, hanyalah satu lelucon, dia mengelus kedua mata yang asam pahit, dan tidak berkata satu pun berbalik badan kea rah pintu keluar.

Saat berjalan sampai didepan pintu, Dennil Du tiba-tiba berkata: “Dia saat ini tidak berdaya, aku hanya menghibur dia sebentar.”

Ini seperti penjelasan, tapi seperti juga bukan, mungkin Dennil Du takut dia banyak pikir, ataupun mungkin hanya membuktikan, dia tidak karena masih cinta sama Michelle Yang, jadi tinggal disini.

Helena He tidak merespon, dengan pelan menutup pintu.

Bayangan punggung dia di koridor yang gelap tertampak begitu galau dan kesepian, Sean Ou yang tersembunyi di sela pintu, saat ini begitu puasnya tertawa, melihat mirip landak punya Helena He saat ini galau sekali, dia sangat senang sekali.

“Aku bilang kamu ini kekurangan morak bukan! Kenapa selalu melakukan hal yang tidak bermoral!”

Yoshua Fei juga melihat bayangan Helena He sendirian balik kekamar, hati dia tiba-tiba merasa sakit, mendorong Sean Ou dengan kuat, dengan kesalnua balik kekamar sendiri.

Sehabis Helena He balik kekamar, tidak bisa tidur lagi, otak dia sekarang hambur aduk, pikiran dia sekarang bagaikan salju berterbang-terbangan, Dennil Du jangan-jangan ciuman dengan Michelle Yang? Michelle Yang jangan-jangan yang mencium dia duluan? Lelaki dan wanita lajang jangan-jangan karena tak tahan nafsu jadi…

Tidak berani berpikir lanjut lagi, saat ini dia butuh cara menenangkan diri secara ekstrim untuk menghilangkan pikiran ini, memaksa diri untuk memikir aneh-aneh.

Dia dalam kegelapan meraba-raba dan keluar dari kamar, sendiri datang ke ekor kapal, saat ini hujan sudah mereda, tapi jika seorang berdiri terlalu lama, pasti juga akan terbasah semua badan.

Basahin saja, ini adalah cara yang paling ekstrim, air hujan yang dingin bisa membantu dia tahan untuk tidak berpikir hal yang aneh-aneh, membuat sendiri dengan cepat kembali tenang, secepatnya keluar dari kesulitan ini.

Dia berdiri sangat lama, hati semakin dingin, bukan karena tiupan angin, tapi karena Dennil Du masih ditempat Michelle Yang, kalau dia tidak disana, pasti ketahuan dia menghilang, kalau begitu, dia pasti keluar mencari dia, dia tidak perlu berdiri lama disini.

Kedua kaki sudah keram, badan juga perlahan-lahan keram, saat ini, ada sebuah payung menghadang di kepalanya, dia sangat terkejut dan senangnya menoleh kepala, tapi saat melihat orang yang dibelakangnya, satu kali lagi jatuh kedunia yang sangat dingin.

“Yoshua, kenapa kamu masih belum tidur?”

“Dengan serak dia bertanya, dan berbalik badan lagi kembali, terus berhadapan dengan laut,

“Kamu berdiri disini, mana mungkin aku bisa tidur?”

Dia sembarang ngomong saja, melihat Helena He dengan bingung melihat dia, dia berganti dengan sikap yang main-main, berkata: “Bercanda saja.”

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu