Someday Unexpected Love - Bab 23 Legenda Tentang Calon Mempelai Wanita (2)

Ketika Dennil Du bertatap muka dengan seorang wanita cantik yang melewatinya, wanita itu melemparkan tatapan menggoda. Kedua matanya yang sedih mengeluarkan tatapan tidak puas.

"Hm." Dennil Du menganggukkan kepalanya asal. Dennil Du duduk santai di hadapan Yoshua Fei lalu menyalakan rokoknya: "Kemana Sean?"

"Belum sampai. Sepertinya keluarganya menghadapi masalah." Yoshua Fei mentertawakan penderitaan Sean: "Ingin menelponnya?"

“Tunggu saja.”

Baru saja suara di ruangan itu menghilang, pintu private room itu terbuka lalu masuk Sean Ou dari pintu itu.

"Istriku, baru saja menyelesaikan acara makan malam."

Setelah duduk, Sean Ou tiba-tiba merasa ada sebuah pandangan tajam yang sedang mengamatinya. Sean langsung mengerti keadaannya, lalu mengangkat alisnya dengan tidak senang, "Lihat apa kamu? Wanita galak itu pergi melihat bunga sakura."

"Oh..." Yoshua Fei mengejeknya, lalu kembali berkata: "Apakah malam ini kamu ingin mencoba bersantai dengan wanita?"

“Harus!”

Dennil Du hanya diam, bukan karena dirinya menolak untuk ikut andil tapi dia sangat pemilih dalam hal wanita. Bahkan wanita tercantik di klub malam Weylin, tidak bisa menggapai ranjang Dennil Du.

"Kak, sebenarnya kamu kenapa? Apakah kamu benar-benar ingin menikah dengan gadis desa itu?" Tatapan mata Sean Ou beralih ke Dennil Du, ekspresi pria itu sangat menderita.

Gadis desa?

Kedua alis indah Dennil Du berkerut: "Gadis desa siapa yang kau bicarakan?"

"Gadis yang ingin kau nikahi. Namanya Hel.. hel siapa..."

Pft....

"Kamu salah. Yang kamu maksud pasti Helena, kan?" Yoshua Fei tertawa membenarkan.

"Ya, benar! Wanita bermarga He, Helena He."

Sean Ou tiba-tiba mengangguk. Dia harus mengingat nama wanita itu. Dirinya merasa bahwa ingatannya benar-benar tidak bagus.

"Jika Helena He adalah gadis desa, lalu Karin Yang itu apa?" Dennil Du mengangkat alisnya lalu kembali bicara: "Wanita buas?"

Tawa Yoshua semakin membahana. Dengan canggung Sean Ou memandang Dennil Du: "Anggap saja wanita buas itu juga lebih kuat dari gadis desa."

"Benarkah?" Sean Ou termenung: "Jika kembali ke 1 tahun yang lalu. Wanita buas dan gadis desa ada di hadapanmu. Apakah kamu masih tidak ragu memilih si wanita buas?"

Ekspresi wajah Sean Ou yang termangu seakan memberikan jawaban. Jika dia benar-benar menganggap gadis desa lebih kuat dibandingkan si wanita buas, pasti tidak ada keraguan sama sekali dalam diri Sean Ou. Dia bisa secepat mungkin menjawab pertanyaan.

"Aku harus mengenal si gadis desa terlebih dahulu." Sean Ou buru-buru mengganti topik pembicaraan, pria itu tidak ingin lagi menjadi target ejekan Dennil Du.

"Tidak bisa." Dennil Du menolak sambil memainkan gelas wine yang berada di tangan pria itu.

"Kenapa?" Dahi Yoshua Fei berkerut. "Sebenarnya aku penasaran, wanita seperti apa dia."

"Panggil saja wanita itu kemari. Biarkan kami melihat wanita itu dan sebenarnya apa yang membuatmu bisa tertarik padanya." Sean Ou menyetujui.

Cahaya ruangan itu tiba-tiba terang, tiba-tiba redup. Dari pintu yang tidak tertutup rapat sering terdengar suara lengkingan manja yang terdengar ambigu. Kegelapan malam sebenarnya adalah simbol dari rasa kebingungan dan tempat ini adalah tempat yang sangat disukai oleh para pria.

Alasan Dennil Du menolak sebenarnya sangat sederhana. Tempat ini tidak sesuai dengan kepolosan wanita itu.

"Apa yang bagus dari seorang gadis desa." Dennil Du menatap Sean Ou tidak senang. Tidak disangka pria ini menyamai pasangannya sama dengan gadis desa. Benar-benar membuat orang kesal.

"Tidak peduli apapun, intinya bisakah kamu memanggilnya kemari? Cepat panggil dia kesini. Kami benar-benar tidak bisa menahan rasa penasaran."

"Benar! Benar! Kak, panggil dia kemari, ya? Jangan selamanya menyembunyikan kakak ipar di dalam kantongmu." Yoshua Fei dan Sean Ou sulit mendapatkan persetujuan dari Dennil Du lalu keduanya diam-diam saling bekerja sama.