Someday Unexpected Love - Bab 123 Siapa yang membingungkanmu? (1)

"Helena, jangan menangis." seorang dibelakangnya menepuk-nepuk punggungnya, suara itu membuatnya semakin takut.

Ia mengangkat wajahnya yang berlinang air mata, dan menatap sosok laki-laki dibelakangnya dengan kebencian, sambil menggertakan gigi : “Yoshua, kamu dengar baik-baik, kamu memang manusia rendahan! aku baru tau sekarang bahwa kamu bahkan tidak lebih baik dari Sean Ou, tidak peduli seburuk apapun dia, ia bukan perebut istri temannya sendiri, apa yang telah ia lakukan mungkin keterlaluan tapi ia tidak ada maksud jahat, dari awal sampai sekarang ia hanya mengharapkan hidup yang bahagia, tapi kamu hanya akan menghancurkan kebahagiaannya.”

Yoshua fei mengejarnya : “Helena, jangan seperti ini, kamu dengar dulu penjelasanku.”

“aku tidak mau dengar apapun, sekarang kamu minggir, pergi sejauh-jauhnya dari hadapanku! aku benci kamu, aku tidak mau melihatmu lagi!”

“baiklah, aku akan pergi, tapi sebelumnya kamu harus dengar dulu, aku tidak akan menghancurkan rumah tanggamu, tapi kalau sampai suatu saat rumah tanggamu tidak berjalan dengan baik, aku tidak akan melepaskanmu lagi.”

“seandainya itu terjadi, aku tidak akan bersamamu!”

Helena dengan amarah mendorongnya lalu menghentikan taxi, dan melarikan diri dari tempat yang membuatnya marah dan sedih itu.

Ketika Sean Ou mengantar pulang Margareth Chu sampai pintu rumahnya, ia tidak berencana untuk masuk mengantarnya, sebaliknya ia malah menepuk-nepuk pipinya dan berbisik : “hey, bangun, sudah sampai rumah, aku harus segera pergi.”

Ia meninggalkan Margaret Chu didepan pintu rumahnya, lalu memencet bel beberapa kali, dan dengan cepat kembali lagi kedalam mobil dan bergegas pergi…

Dari kaca spion, ia melihat ada seorang wanita paruh baya membawanya masuk kedalam rumah, ia menghela nafas panjang, untung saja ia cepat pergi pikirnya. Kalau tidak orangtua itu akan asal menamparnya, lalu menangis mengira anaknya adalah wanita murahan.

Saat ini, jika anda tidak bisa jadi orang baik, jangan menjadi orang baik, menjadi orang baik anda tidak bisa malu.

Helena berdiri di depan villa yang terletak didekat pantai, dikelilingi oleh kegelapan, sejuk dan bersih, Dennil Du belum juga kembali, tapi ia tahu dia pasti akan datang kesini. Karna ada wanita ini di rumah keluarga Du, sudah tidak lagi menjadi tempat yang mau Dennil kunjungi.

Ia berdiri ditempat yang tenang begitu lama, kedua kakinya pun mulai mati rasa, dunia dimatanya seperti hampir hitam dan gelap, tidak ada cahaya sedikitpun, sampai pada akhirnya ia mendengar suara mobil, lalu ia seperti melihat cahaya terakhir di dunia kegelapan itu, lalu ia penuh dengan kegembiraan menunggunya turun dari mobil, sudah berpikir matang bahwa ia akan mengesampingkan harga diri serta egonya malam ini demi berdamai dengan Dennil.

Tetapi ia tidak menyangka diwaktu yang bersamaan, lelaki yang ia tunggu tidak turun sendirian, melainkan dengan seorang perempuan bernama Michelle Yang.

Cahaya terakhir itupun hancur seketika , dan dunia terasa seperti kembali ke kegelapan. Ia tertegun masih berdiri ditempat semula, melihat Dennil serta wanita itu berjalan menghampirinya.

Michelle Yang ingin berbicara kepadanya sebelumnya, tetapi dihentikan oleh Dennil Du. Saat dua orang itu berjalan didepannya, Helena dengan langsung melangkah maju, dan meraih tangan Dennil Du dan menggenggamnya dengan erat.

Langkahnya pun berhenti, berbicara kepada Michelle untuk menyuruhnya masuk.

Michelle Yang melemparkan pandangan yang penuh arti kepada Helena, lalu berbalik masuk ke ruang tamu villa itu.

“Mengapa kamu bawa dia kesini?”

Ia tersedak dan bertanya kepadanya, mencengkeram tangannya dan sedikit gemetar.

“Apa kamu bilang? bukahkah ini yang kamu inginkan? bukankah kamu yang menyuruhku membawanya ke tempat tidur, lalu…”

“Aku menarik kembali ucapanku!” Helena memotong omongannya.

“Dennil, pulanglah denganku, aku yang salah, tidak seharusnya aku menyuruhmu membawa Michelle seperti itu, aku tahu kamu sedih, aku tidak seharusnya membiarkanmu salah paham, Yoshua juga tidak seharusnya mengkhianatimu, kami semua merasa bersalah terhadapmu, jadi aku mohon kamu jangan seperti ini melumpuhkan dirimu sendiri.”

Dennil menatapnya tanpa ekspresi: “kamu tahu aku sedih? benar-benar tahu? kamu tidak akan paham betapa sakitnya hatiku, kamu tidak akan tahu.”

Dia melepaskan genggaman tangan Helena dan berjalan lurus kedalam, tapi Helena kembali menghalanginya : “Aku tahu Dennil, aku benar-benar paham betul! aku mohon kamu jangan membiarkan Michelle bermalam disini, kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan, tapi jangan biarkan dia tinggal disini, aku benar-benar tidak tahan…..”

“Kemarin malam, kamu tidak mengatakan itu. kamu mengatakan bahwa bila aku membawanya ke tempat tidur, tidak akan ada lagi utang di antara kita, untuk kalimatmu ‘jalani hidupmu dengan baik dimasa depan’ saya sedang tekun menuju kearah ini!”

Selesai berbicara Dennil Du langsung masuk ke villa meninggalkannya, lalu Helena mendengar suara pintu ditutup dengan keras, membuat pernikahan yang selalu ingin dipertahankannya hancur seketika.

Dia pun terjatuh lemas dilantai, dan pikirannya seketika kosong. Jelas-jelas ia rela mengesampingkan harga dirinya demi berdamai dengan Dennil, tetapi hasilnya sia-sia.

Semua sudah berakhir disini, dia tinggal disini tidak bisa membuat Dennil Du kembali, tetapi ia menolak untuk pergi, ia masih memegang harapan bahwa Dennil akan merubah pikirannya.

Waktu pun berlalu, pintu itu seperti dinginnya es, dan orang yang dinanti-nantikannya tak kunjung muncul, hatinya pun seperti tenggelam perlahan-lahan, kalau sebelum ini ia mengatakan bahwa ia tidak mau pergi karena masih memiliki harapan, tapi nanti jika ia mengatakan bahwa ia tidak mau pergi, itu bukan karna ia masih berharap, tapi karena ia sudah tidak mampu lagi untuk pergi.

Semua kekuatannya perlahan menghilang dalam proses menunggu.

Dennil Du sedang duduk di sofa kamar tidur, dia sudah merokok beberapa batang sampai-sampai seisi kamar tidur yang besar ini dipenuhi dengan bau asap rokok yang tebal, Michelle Yang keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan jubah mandi tipis berjalan kearahnya, berlutut dan membisikkannya : “Dennil, sudah jangan merokok lagi.”

Dennil mengabaikannya dan terus menghisap rokok yang mengeluarkan lingkaran asap tebal. Michelle Yang mengulurkan tangan memeluk pinggangnya lalu ia meletakkan kepalanya di dada Dennil.

“Dennil, tetaplah bersamaku, aku tidak akan menyakitimu, masa lalu kita sangat bahagia bukan?”

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu