Someday Unexpected Love - Bab 232 Perasaan Berubah (1)

Dia mengulang perkataan yang waktu itu mereka berdua bicara dengan jelas memberitahu Dennil Du, setelah dia mendengar, dengan berat menghela nafas, dalam mata ada rasa sakit yang dalam.

Dia mengerti, hanya karena, sampai paman Hadi yang begitu membuat dia percaya juga jejaknya sangat mencurigakan, didunia ini, masih ada berapa orang yang bisa membuat dia percaya……

“Kita sekarang harus bagaimana?” dia dengan khawatir bertanya.

“Dengan diam melihat perubahan situasi, jangan terlalu buru-buru bertindak, aku malah ingin melihat, sebenarnya adalah siapa yang ingin membuat masalah apa.”

“Baik……”

“Oh iya, malam ini aku mengajak Venti Cheng makan malam bersama, aku ingin membuat dia mabuk, kemudian mencari tahu beberapa masalah yang dia tahu.”

Helena dengan ragu-ragu mengangkat kepala: “apakah bisa? Apakah dia akan bilang dengan kamu?”

“Mencoba saja, seharusnya tidak ada masalah.”

“Meskipun dia bersedia memberitahu kamu, tetapi Yoshua Fei juga tidak bodoh, apakah dia akan memberitahu beberapa hal penting kepada Venti Cheng?”

“Disamping Yoshua Fei ada banyak wanita, tetapi yang benar-benar berjalan dekat, hanya ada Venti Cheng, karena dia cukup cantik cukup pintar, selain IQ kurang sedikit saja, hampir sudah tidak bisa diragukan lagi, jadi banyak tindakan pribadi Yoshua Fei, dia semuanya cukup jelas.”

“Baiklah jika begitu, aku tunggu kabar baik kamu.”

Helena dengan gelisah mengangguk kepala, dalam hati mulai khawatir lagi, misalnya Dennil Du tahu Tony Lou adalah adik laki-laki dia, seharusnya bagaimana……

Senja Dennil Du membawa Venti Cheng pergi kemudian, Helena langsung buru-buru menelepon Tony Lou, mengajak dia keluar bertemu.

Dua orang bertemu didalam sebuah restoran yang lingkungannya sangat bagus, kemudian Tony Lou dengan penasaran bertanya: “mengajak aku keluar ada masalah apa?”

“Makan sebentar tidak boleh.”

“Boleh, tentu saja boleh, hanya saja ekspresi wajah kamu mengapa kelihatan begitu berat, seperti sudah mau kiamat.”

Helena melototi dia sebentar, mengangkat air putih didepan mata dan minum sampai habis.

Tony Lou dengan aneh berkedip-kedip mata, tiba-tiba mengerti dalam sekejap: “oh, ternyata adalah sudah tidak diperhatikan.”

“Apa sih?” dia dengan tidak senang mengangkat alis.

“Belakang.” Dia menggunakan pandangan mata menunjuk arah pintu keluar restoran, seluruh wajah sedikit tersenyum.

Helena dengan sumpek membalikkan kepala, tiba-tiba matanya membuka lebih besar daripada lonceng perunggu, kenapa begitu kebetulan sekali, Dennil Du ternyata dengan Venti Cheng juga datang ke restoran ini, benar-benar membuat orang tidak tahu harus berkata apa……

“Kita pergi.”

Dia diam-diam menoleh kepala, mengambil tas kemudian berdiri dan bersiap-siap pergi meninggalkan.

“Tunggu sebentar.” Tony Lou menahan dia: “mengapa kita harus pergi? Apakah restoran ini adalah mereka yang buka?”

“Keluar aku baru menjelaskan kepada kamu.”

“Tidak bisa, karena sudah dilihat oleh aku, maka aku tidak bisa duduk diam saja dan tidak mengurus!”

Tony Lou dengan dingin berdiri, Helena langsung menangkap lengan baju dia: “kamu ingin melakukan apa”

“Aku mau mewakili kamu menghajar lelaki bajingan ini!”

“Kamu kembali!” Helena dengan sekuat tenaga menarik dia, dengan suara rendah berteriak: “tenang sedikit!”

Tony Lou sangat tidak mengerti melihat dia, menyindir berkata: “kamu sejak kapan berubah menjadi begitu payah? Sampai suami sendiri sedang bersama dengan wanita lain kamu juga tidak berani mengeluarkan suara.”

“Kamu tidak tahu apa-apa sudah langsung menyimpulkan apa? Kita keluar bicara saja.” Helena dengan memaksa menarik dia keluar.

Keluar pintu depan restoran, dia membalikkan kepala melihat sekilas, kebetulan bertatapan langsung dengan Dennil Du, kelihatan, dia juga sudah melihat mereka……

“Katakan saja, sebenarnya kenapa?” keluar restoran, dua orang mengikuti jalan raya tanpa ada tujuan berjalan.

“Sebenarnya ini adalah sebuah masalah yang rumit……”

Helena dengan jelas menceritakan kepada Tony Lou dengar, akhirnya, dengan serius memberi peringatan: “jika Dennil Du dari mulut orang lain mengetahui kebenaran bahwa kamu adalah adik laki-laki dia, jika begitu tidak termasuk aku melanggar perjanjian, kamu tidak boleh melakukan hal apapun yang melukai dia!”

Tony Lou berdiam sangat lama, sangat tidak mengerti bertanya: “kamu bilang hari itu yang bertengkar dengan kamu adalah orang yang dicari oleh Yoshua Fei?”

“Iya, aku juga adalah dengar Dennil Du bilang, dia yang mencari kebenaran sendiri.”

Dia menggeleng-geleng kepala: “tidak mungkin, pasti tidak mungkin.”

“Kenapa tidak mungkin?”

“Intuisi.”

“Jika begitu maksud kamu, hasil yang dicari Dennil ada kesalahan?”

“Bukan ada salah, tapi adalah dia tidak mencari jelas dengan satu hal, sebenarnya yang bertengkar hari itu adalah tiga kelompok orang, aku membawa satu kelompok orang, satu kelompok lagi adalah merebut cincin, masih ada satu kelompok yang lain, adalah yang terakhir masuk, mereka tidak tahu melakukan apa, waktu itu juga tidak menggerakkan tangan, mungkin niat mereka masuk juga bukan sangat jelas.”

“Masih ada satu kelompok orang?” Helena sangat terkejut, dengan teliti berpikir ulang, akhirnya kepikiran, hari itu benar-benar terakhir masuk banyak lelaki, dia berdiri disamping pintu didorong oleh mereka, tetapi setelah itu Tony sudah langsung kemari, dia juga tidak perhatikan sekelompok orang itu apakah adalah pihak lawan mengutus untuk membantu……

“Jika begitu kecuali orang kelompok yang ketiga adalah bawahan Yoshua Fei?”

“Ada kemungkinan.”

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu