Someday Unexpected Love - Bab 35 Meyebabkan Masalah (2)

Aku mau pergi mandi, berharap ketika aku keluar, kamu sudah berbaring di sofa dan tidur dalam mimpimu.

Helena He masuk ke kamar mandi.

Setelah melewati hari yang begitu sibuk, tubuh yang lelah itu baru bersentuhan dengan air hangat, dan sangat membuatnya lebih nyaman.

Dia menaruh air panas di bak dan berendam di dalamnya, tidak tahu sudah berapa lama, tidak bisa mendengar apapun di luar, dia bangkit dan mengenakan piyamanya, membuka pintu kamar mandi dan keluar.

Matanya dengan cepat mencari keberadaanya, dan menemukan bahwa dia tidak tidur, tetapi sedang minum.

Hei, kenapa kamu masih belum tidur? Pergi turun ke depan jendela, dia mengajukan pertanyaan.

Dennil Du tidak melihat ke belakang, tetapi menenggak anggur merah tersebut.

Helena He menggerakkan matanya ke botol kosong di atas meja, berseru: Apakah kamu sudah selesai meminumnya?

Dia menganggapnya hanya suara angin lalu dan mengabaikan seruannya.

Aku sedang berbicara denganmu. Dia mendorongnya dengan marah, dan Dennil Du akhirnya menatapnya, tetapi Helena He terkejut oleh ekspresinya.

Kamu, apa yang terjadi padamu? Dia menatap mata merahnya, apakah suasana hatinya buruk?

Tidak. Dennil Du menjawab dengan dingin, dan sikapnya beda dengan sebelumnya.

Baru saja, dia bercanda tidak mengenai panggilan sayang kepada Helena He, tetapi ketika ditinggalkan hanya unutk mandi, dia berubah tampak menjadi orang lain, dengan ekspresi dingin dan pandangan mata yang asing.

Kamu mabuk. Helene He meraih gelasnya: pergi berbaring sebentar.

Jangan pedulikan aku. Dennil Du mengambil kembali gelasnya.

Dengan keberanian, dia berbicara pelan: Apakah itu karena ibu Michelle? Dia hari ini ... Mengapa dia ribut denganmu?

Dia selalu ingin tahu tentang apa yang terjadi antara Michelle Yang dan Dennil Du.

Tidak ada yang perlu dikatakan. Dennil Du menatap ke luar jendela, dan tubuhnya memancarkan rasa acuh tak acuh yang tidak ingin didekati.

Bukannya tidak ada yang bisa dikatakan, hanya saja kamu yang tidak ingin mengatakannya. Helena pun berbalik: Aku tidak ingin mengatakan apa-apa, aku memang tidak punya hak dan bukan siapa-siapa untuk tahu.

Pergi ke tempat tidur, berbaring, dan menutup badannya dengan selimut.

Dalam pernikahan tanpa cinta ini, dia harus jelas bahwa Dennil Du bukan untuknya, dan dia bukan apa-apa baginya.

Lebih dari sepuluh menit berlalu, dan ada suara gerakan kaki di belakangnya.

Helena He berbalik dan melihat Dennil Du, dan menemukannya berjalan menuju tempat tidur.

Apa yang kamu lakukan? Dia duduk tercengang, meraih selimut untuk menghalanginya, dan mengerutkan kening padanya.

Pada saat itu, pandangan mata Dennil Du kabur, dia bersikap sinis dan konyol, mendekatinya selangkah demi selangkah.

Dennil Du, aku katakan kepadamu, jika kau berani memperlakukan ku seperti Michelle Yang malam ini, aku pasti akan membunuhmu.

Peringatan berupa ancaman itu ternyata tak diperdulikannya. Dia maju dan memeluknya sementara dia tidak memiliki kesiapan untuk pemberontakan.

Lepaskan aku, kau lepaskan aku! Dia mati-matian ingin mendorongnya pergi, tetapi ia tak kuat melawannya.

Ia pun berangsur-angsur menyerah, mengingat sakit hati yang telah diungkapnya malam itu, dan Helena He memutuskan untuk membiarkannya memeluk lagi.

Namun, dia juga keliru, dan Dennil Du pun mundur ...

Dia melepaskan Helena He, tetapi ia mendekati kedua pipinya, dia terkejut, hanya bereaksi terhadap apa yang akan dia lakukan, telah dikelilingi oleh lidahnya yang panas!

Dennil Du mencium dengan sangat tiba-tiba, lidahnya menjilat bibirnya yang basah, menyapunya dengan gerakan lembut, dan kemudian sedikit gusinya, mengisap, dan seluruh mulutnya mati rasa, dan bahkan seluruh tubuhnya sudah lemas.

Meskipun Helena He sudah berusia dua puluh delapan tahun, tetapi dia tidak pernah benar-benar mencium seorang pria, dia tidak terbiasa dengan aroma harumnya, dan bahkan respon paling mendasar pun tidak.

Peng! Dennil Du mabuk di tempat tidur dan tidak sadarkan diri. Helena He menekan detak jantungnya dan menatapnya. Untungnya, dia mabuk, jika tidak ia benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya ...

Sekarang dia memiliki kesempatan untuk membunuhnya, tetapi dia tidak memiliki keberanian untuk benar-benar membunuhnya, karena dia tahu, bagaimana rasanya merindukan seseorang.

Michelle .... Michelle Yang....

Dennil Du yang mengantuk meneriakkan nama seorang wanita yang dicintai berulang-ulangkali di malam itu. Helena He mendesah panjang, dan dia benar-benar menganggapnya sebagai orang lain.

Michelle pergi kemana? Dia tiba-tiba membungkuk dan berbisik di telinganya, tetapi tidak yakin bahwa Dennil Du akan menjawab.

Tiba-tiba terdiam, dia menunggu lama dan tidak mendapatkan jawabannya, ketika baru saja bersiap untuk menyerah, terdengar suara yang pelan seperti suara seekor nyamuk.

Bahkan jika suaranya sangat rendah, tetap terdengar oleh Helena He.

Dia sudah mati dan tidak akan pernah kembali ...

Kesedihan pada suara yang memilukan itu terdengar sangat ingin mencintai tetapi tidak bisa mencinta seakan-akan tidak berdaya.

Helena He tidak pernah khawatir tentang hal itu, dari awal dia tak pernah berpikir, ia akan mengetahui rahasia yang selalu ingin dia ketahui pada malam pernikahan ...

Wanita yang dicintai Dennil Du tidak lagi hidup.

Dia telah memikirkan bermacam-macam alasan mengapa dia pergi, tetapi tak pernah terpikirkan bahwa alasannya adalah ini.

Jangan sedih, semuanya akan berlalu ...

Dia memeluknya dengan sedih, pada malam yang sepi ini, dia hanya ingin memberinya satu-satunya kehangatan.