Someday Unexpected Love - Bab 160 Hanya Ingin Memelukmu (1)

Dennil Du pernah mengatakan, bahwa selama dia bersedia untuk tinggal di sini, bahkan jika dia ingin melihatnya lagi, dia akan menepati janjinya untuk tidak masuk ke dalam. Sekarang dia sedang memenuhi janjinya, hanya melihatnya dari jarak jauh, betapa sedihnya berada dalam suasana hati yang tersiksa.

Helena menangis dengan sangat pelan, dengan keras kepala menggigit bibir bawah, menggigitnya sampai hampir berdarah, tidak ada yang tahu seberapa dia merindukannya, tidak bisa makan dan tidur, sekarang, dia berjarak seratus meter darinya, hanya butuh berlari ke lantai bawah, membuka pintu, dan dia bisa melihatnya, bisa memeluknya, bisa meringankan rasa sakit di hatinya.

Tetapi, mengapa dia tidak bisa bergerak.

Apa yang membuatnya tidak berani berlari ke arahnya? Apa yang membuatnya hanya berani menatapnya dengan hati-hati?

Dennil Du turun dari mobil, dengan wajah kurus yang tampan, sosok yang kesepian. Dia bersandar di pintu mobil, mengeluarkan sekotak rokok dari sakunya, menyalakan satu batang, dan mengeluarkan asap tebal.....

Satu batang dihisap habis, ia menyalakannya lagi, kemudian yang ketiga, keempat, Helena tidak tahu sudah berapa lama berlalu, atau berapa banyak rokok yang dihisap Dennil Du. Ia hanya merasakan dengan jelas, api yang menyala itu seperti berdenyut, membakar hatinya, memperparah lukanya, sampai darah mengalir tiada henti.

Dulu Dennil Du jarang merokok tanpa batasan seperti ini. Dia mengatakan padanya bahwa dia hanya ingin merokok ketika dia sedang gelisah, Helena hanya membiarkannya dua kali. Sekali, pada malam pengajuan perceraiannya, dia sendirian di ruang kerjanya dan merokok sepanjang malam, dan ada sekali lagi, malam ini.

Air mata mengalir deras, sudah sejak lama sakit yang dirasakan Dennil Du, menjadi sakitnya juga, ia tidak bisa menahan rasa sakit yang dialami orang yang ia cintai, ia tahu dia tidak akan pergi, mungkin dia hanya ingin dimaafkannya, tetapi di dalam hatinya, sebenarnya ia tidak pernah membencinya, mungkin ada kemarahan, tapi benci, tidak pernah, tidak pernah sekalipun!

Dia tidak bisa menahan kerinduan di hatinya lagi, dia lari ke bawah, tetapi ketika dia meraih pintu, dia membeku.....

Berlari keluar mungkin bisa mendapatkan sedikit kenyamanan, dapat meringankan rasa sakit di hati untuk sementara waktu, tetapi setelah itu? Apa yang harus dilakukan setelahnya? Masih harus tetap menahan rasa rindu untuk waktu yang lama, menanggung lebih banyak lagi rasa kesepian.

Apa sungguh harus menjadi seperti yang pernah dikatakannya itu? hanya menjadi wanita cantik? Apa dengan cara ini, bisa menjadi alasan untuk tetap bersamanya?

Dia, benar-benar ingin menurunkan harga dirinya, dengan nekat, menjadi wanita yang tidak pernah ia lihat.....

Kedua kakinya tidak ada tenaga, dia merosot ke lantai, membenamkan wajahnya di antara kedua kakinya, menangis perih, membenci dirinya sendiri, membenci diri sendiri karena tidak berguna, membenci diri sendiri karna tidak memiliki keberanian untuk membuka pintu.

Dia membungkuk dan menggigit lengannya, dia menangis: "Helena, mengapa kamu begitu tidak berguna? Keluarlah, menangislah bersamanya, bertengkarlah, biarkan dia membawamu pulang dengan cara apa pun, keluarlah, mengapa kamu tidak berani keluar, kamu wanita tidak berguna, kamu hanya bisa bersembunyi di sini dan menangis diam-diam...."

Menggigit lengannya berulang-ulang akan membuatnya merasa lebih baik, jika dia tidak dapat menemukan sesuatu untuk melampiaskannya, dia benar-benar akan mati lemas.

"Dennil, aku hanya ingin memberitahumu, aku tidak menyalahkanmu, aku sudah memaafkanmu, tapi aku sangat tidak berguna, aku tidak punya keberanian untuk pergi keluar melihatmu, Dennil, pergilah, sudah larut dan malam ini dingin, bisakah kau berjanji padaku bahwa kita tidak boleh bersedih...."

Ketika orang paling sedih, mereka bisa menyadari kebenaran yang paling dalam. Rasa sakit yang paling menyakitkan adalah pengampunan, dan kegelapan yang paling gelap adalah keputusasaan.

Pada hari ketujuh setelah perceraian, Helena menerima pemberitahuan wawancara dari sebuah perusahaan lagi. Dia belajar dari kesalahan sebelumnya, kali ini, dia secara khusus mengakses internet untuk memeriksa apakah benar ada perusahaan yang memintanya untuk wawancara didalam perusahaan yang ia ajukan surat lamaran kerja.

Untungnya, perusahaan yang memberitahunya tentang wawancara itu memang perusahaan tempat ia menyerahkan surat lamarannya, jadi besok dia tidak akan khawatir menuju kesana dengan taksi.

Wawancara berjalan lancar, dia direkrut sebagai pemimpin departemen perencanaan, mengenai persiapannya untuk bekerja di perusahaan ini, ia sangat puas, memulai semua dari awal, menjalani kehidupan yang baik, Helena mulai merencanakan masa depan tanpa Dennil Du.

Awalnya berpikir bahwa pekerjaan yang ia temukan ini berdasarkan kemampuannya. Siapa yang sangka? Setengah bulan kemudian, dia mendapat pengalaman cerita yang luar biasa.

Di pagi hari, dia membawa gelas ke ruangan tempat mengisi air untuk membuat kopi, lupa sejak kapan ia mulai menikmati rasa pahit kopi, mungkin itu karena dia selalu susah tidur di malam hari, untuk membangkitkan semangat satu harian bekerja, dia harus minum secangkir kopi untuk menyegarkan diri.

Berdiri di samping dispenser, dia baru saja mau mengulurkan tangan untuk mengisi air, dan ada tangan lain mengulurkan tangan, ia menoleh dan ternyata wakil kepala dari departemen yang sama.

Berbicara tentang wakil itu, Helena sangat jengkel. Sejak hari pertamanya di perusahaan, susah untuk bergaul dengannya, dengar-dengar karena dia merasa lebih senior, tidak seharusnya menjadi wakil, oleh karena itu, setiap orang dapat melihat perselisihan di antara mereka.

Pada saat ini, kedua tangan itu berhenti pada saat yang sama di sebelah tombol dispenser air. Setelah Helena tertegun beberapa detik, ia tanpa pikir panjang menekannya terlebih dahulu.

Dia tidak pernah bisa berkompromi dengan orang lain, selain itu, dia tidak punya alasan untuk berkompromi.

Wakil itu melihat bahwa sikapnya benar-benar meremehkan, dan wajahnya pucat karena amarah, menunggu Helena keluar dengan kopi yang ia bawa, celaan marah datang dari dalam.

“Wakil Chen, kamu lihat dia bertingkah semaunya, karena ia merasa ia adalah pemimpin, apapun ia harus satu langkah didepan."

Yang mengatakan ini dan masuk bersama wakil ke ruangan mengisi air adalah anggota dari departemen perencanaan, Helena mencibir, apanya satu langkah didepan? Faktanya, dia yang datang lebih dulu ke ruangan itu sebelum mereka!

"Bisakah dia tidak semaunya? Orang dibelakang layarnya sangat kuat, saya telah bekerja di perusahaan ini selama sepuluh tahun, tapi tidak sampai ada kata belakang layar."

Tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, Helena mengerutkan alisnya, wakil itu mengucapkan kata yang menarik perhatiannya, apa arti orang dibelakang layar yang kuat?

Siapa orang dibelakang layarnya?

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu