Someday Unexpected Love - Bab 172 Perubahan Keluarga Du (1)

Helena He melepaskan jas hujannya, kemudian menerima handuk yang diberikan oleh Kenny, kemudian berterima kasih padanya, "Terima kasih." Helena He pun segera mengelap air hujan yang ada di kepalanya.

"Kenny, mana ayah ibumu?" Febri bertanya padanya.

"Ayah hari ini pergi ke kota mengambil obat untuk ibuku, dia.... masih saja sakit."

Helena He sangat sensitif, dia melihat seberkas kesakitan dari mata Kenny, tanpa sadar dia menepuk perlahan pundak Kenny, kemudian menghiburnya, "Jangan bersedih, aku akan membantu kalian."

Secara bersamaan Febri dan Kenny langsung mengalihkan pandangan mereka menuju ke arahnya, tidak mengerti apa maksud perkataannya.

"Aku... aku pergi melihat ibumu."

Helena He segera menghindar dari tatapan mereka, saat ini, bukanlah saat yang tepat untuk mengungkapkan masalah Michelle Yang yang hilang, karena dia mengetahui, ayah mertuanya sedang sakit, tidak dapat menerima hal yang membuatnya shock.

Kenny membawanya masuk ke dalam sebuah kamar, Helena He berjalan hingga ke tepi ranjang, dan menatap seorang wanita tua yang lemah, dalam hatinya merasa sangat sedih dan bersalah, meskipun ini semua bukanlah salahnya.

"Siapa dia?" Istri Paman Lucky mencoba untuk duduk.

"Ibu, dia adalah Helena datang dari kota, Febri mengatakan dia bekerja di sebuah perusahaan majalah, khusus untuk mewawancarai desa kami."

"Wawancara?"

Kedua mata Istri Paman Lucky itu tiba-tiba terlihat bersinar-sinar, dia kemudian memegang Helena He, dan dengan suara tertekan dia berkata, "Helena, karena kamu datang dari kota, apakah kamu dapat membantuku mencari cucuku? Dia dibawa oleh seorang wanita yang tidak tau berterima kasih."

"Ibu, ibu jangan menyusahkan dia, dimana-mana banyak manusia, kamu ingin dia pergi kemana mencarinya?"

Febri menatap ke arah Helena He dengan penuh kebanggaan, dengan tersenyum dia berkata, "Itu belum tentu, Helena lebih hebat daripada dukun, dia mempunyai keahlian mengetahui terlebih dahulu...."

"Benarkah?" Bibi Lucky sekali lagi menyerahkan harapan itu kepada Helena He, hanya saja kali ini, Kenny tidak menghalanginya, karena dalam hatinya tidak mungkin tidak ada rasa ingin mencari anak kandungnya, dan juga ibu dari anaknya.

"Bibi Lucky, aku berjanji padamu, aku akan berusaha untuk membantumu mencarinya, akan tetapi kamu harus segera sembuh, jika tidak, saat cucumu telah ditemukan, bibi malah tetap sakit, bukankah itu sangat disayangkan?"

"Eng! Eng! Aku pasti akan segera sembuh." Bibi Lucky terlihat tersenyum.

Melihat hal ini, dalam hati Helena He merasa sangat miris, hanya dengan memberikan sedikit harapan kepada mereka, langsung dapat meminta mereka melakukan sesuatu, sebenarnya, itu semua hanya karena mereka terlalu polos.

Malam itu, Helena He tinggal di rumah Kenny untuk mengetahui hal tentang Michelle Yang, hanya saja sangat disayangkan, mereka juga tidak mengetahui kenapa Michelle Yang hanyut di laut.

Atau jangan-jangan pesawat saat itu benar-benar terjadi suatu masalah?

Helena He sangat bimbang, merasa tidak benar, Dennil Du telah mengecek, pesawat Italia 3 tahun yang lalu, sama sekali tidak ada seorang penumpang bernama Michelle Yang, tidak pernah ada, bagaimana mungkin dia bisa bertemu suatu masalah.....

Hujan deras berturut-turut selama 3-4 hari, Helena He saat siang hari pergi ke rumah penduduk, saat malam hari dia begadang untuk menulis laporan, dia menuliskan semua yang dia dengar dan juga dia lihat, hanya saja masalah tentang Dian, sangat legenda, akan tetapi malah sangat tidak boleh ditulis, karena tidak semua rahasia dapat disebarkan secara umum.....

Beberapa hari ini, hp selalu tidak ada sinyal, Helena He juga kehilangan berhubungan dengan Dennil Du, hingga hari keenam, hujan akhirnya berhenti, matahari juga mulai muncul kembali, Febri mengatakan akan membawa Helena He pergi ke kota kecil untuk menjual ikan, sekaligus membeli sedikit keperluan sehari-hari, Helena He tanpa berpikir sedikit pun, langsung mengiyakan ajakan Febri, ingin mengetahui kehidupan para nelayan, juga harus mengetahui cara mereka mempertahankan hidup.

Bersama-sama dengan mobil desa untuk menjual ikan, Helena He sepanjang perjalanan mengeluarkan kameranya untuk memotret pemandangan yang mereka lewati, dia tidak mengira kota kecil begitu jauh, sepagian baru tiba disana.

Sesampainya di kota, hal yang pertama dia lakukan adalah menelpon Dennil Du, telah beberapa hari tidak menghubunginya, Dennil Du pasti khawatir dan juga marah.

Panggilan berdering sangat lama, akan tetapi tidak ada orang yang menerimanya, Helena He penasaran kemudian menelponnya lagi, akan tetapi tetap saja tidak ada yang menjawabnya, dalam hatinya ada sedikit bimbang, kenapa Dennil Du tidak mengangkat panggilannya? Apakah karena dia marah, tau karena dia tidak membawa hp?

Helena He tetap menelponnya, hingga dirinya sendiri telah lupa ini adalah keberapa kalinya dia menelpon, akhirnya ada yang menerimanya, akan tetapi bukanlah suara Dennil Du....

"Hallo?" Suara seorang wanita yang sedikit serak, dicampur dengan suara hidung yang sangat kental, membuatnya sangat sulit mengetahui siapa yang sedang berbicara dengannya itu.

"Siapa kamu? Mana Dennil?" Helena He bertanya dengan penuh curiga.

"Helena, keluarga kami mengalami masalah yang begitu besar, apa kamu kira kakakku masih mempunyai keinginan untuk mengangkat panggilan darimu?"

Nada suara itu membuat Helena He dengan cepat mengetahui bahwa Marsha Du yang mengangkat panggilannya itu, hanya saja hatinya tiba-tiba kosong, "A... apa yang terjadi?"

"Ayahku meninggal!" Terdengar suara yang begitu menyedihkan, "Kamu bilang kamu mencintai kakakku, semua orang mengetahui masalah ini, akan tetapi kamu malah tidak mengetahuinya, apa ini yang kamu katakan mencintai kakakku?"