Someday Unexpected Love - Bab 250 Akhir Kisah (4)

Satu minggu kemudian, terpampang berita di koran, dituliskan tentang penculikan direktur utama perusahaan Du, dan telah terbukti bahwa Hadi Shi yang berada dibalik semua kejadian di Gunung Dapo, dan juga, hukuman mati yang dijatuhkan untuk Yoshua Fei telah berganti menjadi penjara selama sepuluh tahun.

Helena He menelepon Komisioner Tanto Chu, berterima kasih padanya, ia tahu bahwa Komisioner Tanto Chu telah berusaha semampunya, dan setelah itu, Helena He tidak lagi memikirkan hal lain, cinta, benci, dendam, semuanya bagai sekuntum mawar, perlahan akan mati di hatinya...

Ia memutuskan untuk meninggalkan kota itu, dan tidak akan kembali untuk selamanya.

Sehari sebelum ia pergi, Helena He melihat Dennil Du untuk terakhir kali, ia menaruh bunga lili di makamnya, kemudian ia berbaring di tanah, ia mengulurkan tangannya ke tanah, dengan lembut berkata: “Dennil, kamu di sana, pasti sangat kesepian...”

Ia terisak untuk waktu yang cukup lama, ia berkata lagi: “Sebenarnya, aku disini lebih kesepian...”

Saat akan pergi, ia sangat tidak rela, kota ini telah memberinya sakit yang teramat sangat, semua itu akan terpendam saat pesawatnya lepas landas, disini terdapat makam Dennil Du, terdapat juga makamnya, akan tetapi hanya tubuhnya saja belum mati.

Langit sangat cerah, awan putih bergerumul, sinar matahari yang cerah, berlalu, selamat tinggal.

Setelah itu, seseorang, sebuah hati, seumur hidup menanti...

Seorang, sebuah kota, seumur hidup bersedih...

Seseorang, sebuah jalan, seumur hidup kesepian...

Tiga tahun kemudian——

“Ma,aku pergi menjual bunga,siang nanti mama dan Benedict tidak usah menungguku untuk makan siang.”

Helena mengambil bunga lily dan membawanya keluar, ia menaruhnya di atas sepeda motor, lalu ia menyapa Nadya Guan yang sedang bersama Benedict Du.

Kondisi ibu mertuanya semakin memburuk, Helena He telah membawanya ke beberapa rumah sakit, akan tetapi hasilnya tetap tidak seperti yang diinginkan.

“Helena, kita tidak kekurangan uang, mengapa kamu terus bekerja keras menjual bunga setiap hari?”

Helena He tidak menjawab, sebenarnya, walaupun ia tidak menjawab, ibu mertuanya sangat memahami, bahwa menantunya tidak menjual bunga, akan tetapi kenangan yang sangat berharga.

“Aku pergi dulu ya,Benedict kemari,beri mama ciuman.”

Benedict Du berlari dan memeluk leher ibunya, ia mencium kedua pipi ibunya.

“Mama,dada,mama,pulang lebih awal,mama,aku tidak akan nakal.”

Anak ini, sangat penurut, dan sangat patuh dibanding anak lain seusianya, sangat penurut sampai membuat orang sangat menyayanginya, setiap Benedict terlihat sangat penurut, Helena He sangat sedih sampai ingin menangis, tapi ia menahannya, tiga tahun lalu ia telah berjanji, bahwa tidak akan ada lagi air mata.

“Baiklah,jangan lari-lari,dengarkan kata-kata nenek ya.”

Helena He menyalakan sepeda motor, lalu melambaikan tangan ke arah mereka, kemudian ia pergi dan menghilang di ujung jalan.

Menatap ke arahnya yang menjauh, air mata Nadya Guan menetes, beberapa tahun ini, menantunya terlihat sangat kuat, sama sekali tidak pernah menitikkan air mata, tapi dalam lubuk hatinya, ia sangat paham, hatinya, tidak pernah seharipun bahagia.

“Nenek,mengapa menangis?”

Tangan kecil dan gemuk Benedict Du terulur,perlahan menghapuskan air mata di wajah neneknya,neneknya memeluknya,dan tanpa terkendali menangis semakin keras.

Masih teringat tahun pertama saat datang ke Amerika, pada suatu malam, ia melihat menantunya duduk di tepi tempat tidur cucunya, membelai lembut wajahnya dan berkata: “Benedict, walaupun kamu tidak tahu seperti apa papamu, tidak perlu khawatir, kamu bisa melihat dirimu sendiri tumbuh seperti apa, karena kamu sangat mirip dengan papamu, dan juga, ulang tahunmu kemarin, jangan salahkan papamu karena tidak memberimu hadiah, papamu telah memberikanmu hadiah yang terbaik, yaitu namamu, Benedict, anak yang diberkati Tuhan, maka dari itu dirimu akan selalu diberkati oleh Tuhan, maka dari itu kamu sangat pintar, sehat, papamu tidak mati, hanya jika ia selalu berada di hati kita, ia akan selalu hidup. Maka dari itu, ia masih dan akan selalu hidup.”

Malam itu, Helena He tidak mengetahui bahwa mertuanya menangis semalaman, menangis, hatinya hancur berkeping-keping.

Setiap hari Helena He menjual bunga di tempat yang sama, tidak peduli berapa bunga yang ia bawa, bunga-bunganya selalu habis terjual, tidak tersisa satu tangkaipun.

Beberapa tahun ini, banyak orang yang mengejarnya, ada yang keturunan Tionghoa, ada pengusaha, ada orang Tiongkok, ada orang Amerika.

Menghadapi orang-orang yang mengejarnya, ia hanya bisa tersenyum.

Ia telah berusia tiga puluh tahun, namun kecantikannya masih tetap terjaga, akan tetapi ia tetap tidak bisa mencintai orang lain.

Dalam hidup ini ada dua hal, yang pertama adalah menangis dalam diam, dan yang kedua adalah tertawa dalam diam, dua hal ini, ia telah melaluinya.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu