Someday Unexpected Love - Bab 69 Kecelakaan (2)

Dia menganggukkan kepalanya kemudian membalikkan tubuhnya untuk pergi, dari awal hingga akhir dia tidak mengatakan apapun yang berhubungan dengan Helena He.

Kembali, masalah ini belum selesai!

Sinta Dou berteriak pada punggungnya, apa yang ingin mereka katakan, dia sungguh tidak mengerti, jika karena alasan lain maka itu dapat menghentikannya, namun jika menyuruhnya untuk bercerai, maka dia memiliki beribu-ribu alasan untuk tidak kembali.

Sore harinya Asisten Niko menemukan seorang penjual dari luar kota, satu hari sebelumnya dia menjual sebuah peledak, namun bagaimanapun Asisten Niko bertanya padanya, penjual itu tidak mau mengatakan pada siapa dia jual peledak itu.

Dennil Du memutuskan untuk pergi menanyainya secara langsung.

Ketika dia pergi ke tempat penjual itu, orang itu telah pergi meninggalkan tempat itu, dengan bertanya pada orang sekitar, kemungkinan penjual itu kembali ke kampung halamannya.

Demi membersihkan nama Helena He, saat itu juga dia langsung pergi menyusul penjual itu bersama Asisten Niko, menyetir ditengah malam, melalui perjalanan yang panjang, akhirnya mereka dapat menghentikan penjual peledak itu dipintu masuk stasiun kereta.

Itu adalah pria penjual itu, dia menatap Dennil Du dan Asisten Niko dengan waspada, berucap dengan bergemetaran: Kalian, apa yang ingin kalian lakukan?

Katakan, siapa yang membeli peledak itu padamu?

Dennil Du mengerutkan kedua alisnya, mendekatinya selangkah demi selangkah, pria itu berjalan mundur, mengerang: Aku tidak tahu, aku sungguh tidak tahu......

Kamu tidak ingin mengatakannya? Di menolehkan kepalanya memberi perintah pada Asisten Niko: Ikat dia, bawa ke kantor polisi.

Penjual itu berucap dengan terkejut: Aku tidak melakukan hal yang melanggar hukum, untuk apa kalian membawaku ke kantor polisi!

Tidak melanggar hukum? Dennil Du mengangkat sebelah alisnya: Menjual peledak adalah melanggar hukum.

Semua itu aku membuatnya dari batu kualitas rendah, awalnya itu disiapkan untuk dijual pada orang yang ingin membuat pertambangan.

Dia menjelaskan dengan pasrah, sepasang matanya, terus bergerak kesana kemari.

Jika kamu ingin menjualnya pada orang pertambangan tentu saja tidak melanggar hukum, namun masalahnya orang lain menggunakan peledak yang kamu buat untuk melukai orang lain, ini adalah pembunuhan berencana, kamu yang membuat peledak itu, apa polisi akan menganggap kamu tidak bersalah?

Penjual itu tercengang, dia memberontak, hingga akhirnya dia mendongakkan kepalanya berucap: Namun orang yang membeli peledakku itu mengatakan, jika aku berani mengatakan hal ini, dia akan menghabisiku......

Dennil Du menepuk bahunya pelan: Kamu tenang saja, jika aku menghukumnya, dia bahkan akan kesulitan untuk melindungi dirinya sendiri bagaimana bisa menghabisimu?

Ucapannya membuat penjual itu merasa tenang, baiklah, aku akan memberitahumu, orang yang membeli peledakku adalah seorang pemuda, dia tidak mengatakan padaku namanya, namun ketika dia membeli peledakku, dia menerima sebuah telepon, aku mendengarnya menyebut Bos Liao......

Bos Liao?

Dennil Du mengerutkan alisnya, setelah berpikir keras, dia membalikkan tubuhnya bertanya pada Asisten Niko: Apa mungkin Hayden Liao?

Asisten Niko menggelengkan kepalanya: Tidak mungkin, acara kali ini saling menguntungkan untuk kita, jika terjadi hal ini, apa keuntungan untuknya?

Sebaiknya kita kembali dulu nanti baru bicarakan hal ini lagi.

Kedua orang itu berjalan memasuki mobil, ketika diperjalanan dia menerima telepon dari Helena He.

Dennil, kamu dimana?

Aku ada sedikit urusan diluar kota, ada apa?

Terdiam sejenak, kemudian berucap dengan pelan: Ayah sudah keluar dari rumah sakit, sekarang mereka memaksaku untuk pergi......

Apa? Dennil Du mulai marah: Kamu jangan pergi, sekarang aku sedang dalam perjalanan kembali, tidak perduli apa yang mereka lakukan, bertahanlah menungguku!

......Baiklah.

Helena He menurup teleponnya, terdengar suara yang terus mendesaknya dari luar pintu tanpa henti.

Dia bangkit berdiri membuka pintu, Tuan Du memerintah pelayan dengan garang: Buang semua barang-barangnya, aku ingin melihat apakah dia akan pergi atau tidak!

Helena He mengangkat kepalanya dengan sombong: Kamu sudah membuangnya, jika Dennil tidak menceraikanku, maka aku tidak akan meninggalkan rumah ini, kamu membuang barang-barangku, tidak akan memperbaiki nama baik keluarga Du.

Kamu...... Tuan Du mengangkat tangannya ingin memukulnya, Helena He segera mencengkram tangannya, membuatnya tidak dapat berkutik: Ibu, aku pernah mengatakan, untuk belajar menghormati orang lain, maka kamu akan mendapatkan rasa hormat dari orang lain, walaupun kamu adalah orang tua dan aku anak muda, kamu juga tidak bisa sembarangan menamparku!

Sinta Dou merasa kesal hingga wajahnya memucat, dia berucap padanya dengan marah: Baik, aku tidak dapat memukulmu, sekarang aku akan memanggil orang tuamu kemari, aku ingin bertanya pada mereka bagaimana mereka mendidik putrinya!

Helena He yang mendengar ingin memanggil orang tuanya kemari, seketika berucap dengan kesal: Tidak perlu, aku akan pergi!

Dia mengambil sebuah tas kecil, membereskan beberapa pakaian, dengan pasti melangkah keluar dari kamar.

Tunggu. Tuan Du menghentikannya: Bawa semua bawangmu! Jadi kamu tidak perlu kembali lagi untuk mengambilnya, aku tidak ingin melihatmu lagi sekalipun!

Helena He tertawa mengerikan, sengaja membuatnya kesal: Aku tidak ingin membawanya, lagipula Dennil akan segera membawaku kembali!

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu