Someday Unexpected Love - Bab 176 Bersatu Kembali Seperti Pengantin Baru (2)

Siapa dalam keluarga Du yang tidak tahu bahwa Marsha Du adalah iblis kecil si pembuat onar, hal yang ia ketahui akan dengan cepat diketahui semua orang.

Helena sekali lagi menunjukkan senyum polos: "Bu, aku pergi dulu menyiapkan kamar untuk Ibuku, selamat malam ..."

Dia berbalik dengan bangga, dan berpikir dan berbalik menambahkan kalimat yang cukup membuat Ibu mertuanya kesal : "Jahe yang tua belum tentu pedas, terkadang, yang muda malah sangat pedas, hmm hmm."

Sudah lebih dari dua bulan meninggalkan rumah Du, dan kembali lagi, Helena merasa sangat senang, malam tiba, dia berbaring telentang di tempat tidur, memandang setiap sudut yang dikenalnya di kamar tidur, sendirian tersenyum bodoh.

Dennil Du melangkah keluar dari kamar mandi, berjalan ke tempat tidur dengan terkejut, menatap wanita yang sedang menyeringai, dan bertanya dengan bingung: "Kenapa kamu tersenyum?"

Dia menggoyangkan tangannya: "tidak mau memberitahumu."

"Aku lihat kamu seperti orang bodoh."

"Kamu yang bodoh."

Dia berbaring di sampingnya, dengan satu tangan ditaruh di pinggang perempuan itu dan tangan satu lagi memegang dahinya, dan bertanya dengan samar: "Apa ada perasaan itu?"

"Perasaan apa maksudnya?"

"Perasaan sudah lama tidak bertemu dan terasa seperti pengantin baru..."

"Tidak ada." Dia dengan jujur ​​berkata: "Dalam dua bulan terakhir, kamu sering muncul di hadapanku, bagaimana aku bisa ada perasaan seperti itu?"

"Sial, kamu terlalu tidak romantis!" Dennil Du tidak bisa mengatakan apa-apa.

"Sial apa sial? Kenapa kamu sama seperti Margaret Chu, sedikit-sedikit mengatakan sial, siapa sial!"

"Kamu berkata siapa sial...."

Dia mengulurkan tangan dan mencubit pipinya, menggosok dagunya, dan berbisik ke telinganya: "Hal tadi dirumahmu yang belum kita selesaikan, mari selesaikan sekarang."

Helena tersipu dan mendorongnya: "Menyebalkan, aku belum mandi."

"Setelah itu baru mandi."

Dennil Du sudah tidak sabar, dia membuka kancing di dadanya, dan dengan lembut menciumnya dengan liar dari sekujur tubuhnya dan wanita itu enggan untuk menolaknya...

Helena sangat kelelahan, ia menyesal tidak makan lebih banyak makan malamnya tadi, latihan fisik yang intens seperti ini, membuat sekujur tubuhnya sekarang terasa seperti rontok, sampai-sampai ia tidak memiliki kekuatan untuk membuka kelopak matanya.

"Ayo aku gendong kamu pergi mandi."

Dennil Du dengan lembut menyeka keringat di dahinya dan mengulurkan tangan untuk menggendongnya.

"Apa kamu masih sanggup?"

Helena bertanya terengah-engah, tidak peduli apa dia masih sanggup atau tidak, tapi Helena sudah tidak sanggup....

"Sanggup, sekali lagipun masih sanggup."

Dia bersendagurau menjawab, Helena membuka matanya, lelaki lelaki, memang dasar lelaki.

Dennil Du memandikannya, dan menggendongnya kembali ke tempat tidur, menaruhnya di pelukannya, dan mendesah puas: "Malam ini, akhirnya aku tidak perlu lagi berbagi bantal dengan kesepian."

Helena tertawa kecil, menggoda: "Sejak kapan kamu menjadi puitis..."

"Tersentuh dan tidak bisa menahan untuk mengekspresikannya." Dia mengoreksi.

"Omong-omong, kemana Michelle Yang pergi?" Helena baru ingat bahwa tampaknya setelah melihatnya di hari pemakaman ayah mertua, dia tidak pernah melihatnya lagi.

"Dia pergi pulang kerumahnya dan membawa Dudu."

"Kembali ke rumahnya? Bukankah dia akan menghalalkan segala cara untuk tetap tinggal di rumah ini? Bagaimana mungkin semudah itu ia pergi?"

"Karena aku mengatakan kepadanya bahwa jika dia bersikeras untuk terlibat, aku akan menyelidiki Dino Shi sebagai tanggung jawab pidana."

Dia tiba-tiba menyadari: "Jadi begitu, pantas saja, ia tampak sangat baik dengan Dino Shi."

Karena Dino Shi bermain api dengannya dibelakang, ia seharian bertengkar dengan istrinya, dan ia juga kehilangan pekerjaannya, seberapa keras pun hati Michelle Yang, dia akan tetap merasa malu.

"Ngomong-ngomong, Dennil, aku beritahu kamu satu hal."

Helena berpikir-pikir, bersiap-siap memberitahu suatu rahasia yang tidak sengaja diketahuinya di Desa Perikanan Fengmei, dengan bantuan Dennil Du, ia percaya bahwa persoalan yang dijanjikannya pada Bibi Lucky dapat dipenuhi segera.

"Kamu tahu tidak, saat itu ketika aku pergi perjalanan bisnis, aku menemukan sebuah rahasia besar, rahasia yang tidak dapat kamu bayangkan."

"Hey." bagaimana ia tidak menanggapinya, apa ia tidak penasaran dengan rahasia ini?

Helena mendongak melihatnya, sial, ternyata ia sudah tertidur, sungguh keterlaluan...

Di pagi hari, Helena keluar rumah tanpa sarapan terlebih dahulu, Dennil Du menahannya: "Mau kemana kamu pergi pagi-pagi?"

"Aku? Pergi kerjalah."

"Pergi kerja tidak mau sarapan?"

"Dijalan aku bisa membeli sarapan kecil, tidak keburu, aku sudah mau terlambat!"

"Memang apa pekerjaanmu? Baru jam berapa sekarang? Pedagang saja tidak pergi sepagi kamu."

Helena dengan terburu-buru : "Aduh, hari ini aku harus pergi lebih pagi, aku

tidak tahu pemimpin redaksi kembali dari perjalanan bisnis, aku harus secepatnya merapikan materi, dan hari ini aku akan menyerahkannya!"

"Karena kamu tidak tahu, maka pergilah besok."

"Tidak bisalah, jadi orang bagaimana bisa seperti itu, ketua Mao mengajarkan kita bahwa orang tidak boleh hidup dalam kebohongan ditutup kebohongan lain."

Dennil Du membuka mulutnya dalam mood yang kurang bagus: "Ketua Mao pernah mengatakan ini? Kenapa aku tidak tahu."

"Kamu bodoh dan kurang informasi." Ia melambaikan tangannya : "Sudah ya, aku pergi dulu, sayang, sampai jumpa, aku akan merindukanmu..."

Melihat sosok belakang punggungnya yang perlahan menghilang, Dennil Du menghela nafas tanpa daya, tetapi dengan senyum bahagia di wajahnya.

Helena tidak benar-benar pergi ke perusahaan majalah, dia keluar dari rumah dengan memegang beberapa alamat dan mencari Margaret Chu.

"Margaret, bisakah kamu membantuku sesuatu?"

"Kamu ini, membutuhkan bantuan, baru teringat aku, coba katakan, sudah berapa hari tidak menghubungiku?"

"Hei, aku beberapa hari terakhir pergi perjalanan bisnis, dan setelah itu Ayah mertuaku meninggal, apa kamu tidak tahu...."

Helena menjelaskan dengan sedih, Margaret Chu kesal dan memutar matanya : "Oke, Oke, aku memaafkanmu, apa yang mau aku bantu?"

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu