Someday Unexpected Love - Bab 12 Jalan Didepan

Karina Shi berdiri pada jarak 1 meter, tatapan senangnya tertuju kepada Dennil Du dan seorang wanita yang tidak dikenalnya, tiba-tiba tatapannya membara.

Dennil Du tidak pernah tersenyum kepadanya seperti Dennil tersenyum kepada wanita ini.

Ia bertekad dan berjalan ke arahnya, dibawah tatapan yang penuh keraguan itu, ia berkata dengan pelan: “Dennil Du, apakah aku boleh berbicara sebentar denganmu?”

“Ada apa?” Dennil Du berkata dengan dingin, didalam tatapannya terlihat sedikit perasaan jengkel.

“Mari kita bicarakan di luar saja, disini kurang tepat.”

Karina Shi diam-diam menahan amarahnya, Dennil Du tidak pernah berperilaku seperti ini kepadanya.

Dennil Du mengerutkan dahinya, ia berdiri dan melewati Karina berjalan menuju pintu belakang ballroom, saat Karina berbalik badan, ia menoleh untuk menatap Helena He, tatapannya dipenuhi oleh kebencian.

Sesampai mereka di taman bunga di belakang hotel, terdapat beberapa pohon phoenix, didalam taman bermekaran berbagai macam bunga-bunga, di malam hari bermekaran, membawa suasana yang memukau, angin sepoi tertiup, suara daun bergesekan, aroma yang tercium di hidung adalah aroma bunga-bunga.

“Apa yang ingin kamu bicarakan?" Ia membelakangi Karina, dan membuka pembicaraan dengan kalimat dingin itu.

“Siapakah wanita itu?”

“Wanita yang akan menikah denganku.”

Dennil Du menjawab dengan mantap, tanpa keraguan, ia berbalik dan menekankan kalimatnya: “Nyonya Du di masa depan.”

“Ah….” Karina tertawa dengan terpaksa: "Dennil Du, Apakah kamu sudah gila? Kamu mau menikah? Dengan wanita itu?”

“Memangnya kenapa? Apakah tidak boleh?”

“Tentu tidak boleh, wanita yang boleh kamu nikahi hanyalah aku!” Dia berteriak.

“Karina Shi janganlah kamu serakah! Jangan pikir ayahmu telah setia kepada Keluarga Du selama 20 tahun, aku tidak akan menentukan batas kepadamu, hari ini adalah terakhir kalinya aku memperingati kamu, jangan lagi kamu menghasutku, kalau tidak, aku akan mengusirmu dari Kota Surabaya!”

Dennil Du benar-benar marah, Karina terdiam, dan Karina menunjuk ke arah ballroom.

“Aku tau aku tidak bisa memanjat, tetapi apakah iya wanita itu bisa masuk kedalam pintu Keluarga Du?”

Karina Shi berjalan ke depan Dennil, “Apakah kakek mu yang bekerja di kepemerintahan akan menyetujuinya? Apakah ayahmu yang temperamen akan menyetujuinya? Apakah ibumu yang banyak maunya dan sering menuntut akan senang dengan ini? Apakah adik perempuanmu yang kasar akan membiarkannya lewat? Apakah kakak perempuanmu yang gila akan bisa beradaptasi dengannya?

Hadi Shi, Ayah Karina sudah mengikuti Ayah Dennil Du sekitar 20 tahun, Karina sudah hafal diluar kepala seluk beluk keluarga Dennil Du.

“Kamu tidak usah peduli dengan mereka! Uruslah dirimu sendiri. Dennil Du dengan kejam berkata: “Kalau ini bukan karena ada ayahmu, apakah kau pikir kau bisa mengatakan semua ini kepadaku?”

Setelah Dennil Du berbicara, ia tidak menoleh, dan berjalan keluar dari taman bunga.

Helena He langsung bersembunyi di belakang patung batu di taman bunga itu. Semua percakapan kedua orang itu terdengar jelas di telinganya. Wajahnya terkejut….

Yaampun, keluarga macam apa ini? Kalau mengingat-ingat ucapan wanita tadi, Helena He menepuk-nepuk dadanya, bahkan keluarganya yang perang sipil pun tidak seperti ini, untuk menghindari melompat dari satu lubang api ke lubang api lainnya, ada 36 cara untuk melakukannya, cari yang terbaik…

Saat Dennil Du kembali ke ballroom, orang-orang yang menghadiri acara itu mabuk-mabukan, tetapi Helena He sudah tidak berada di tempat awalnya, Dennil Du terbingung sebentar, berbalik dan keluar dari hotel.

Ia berkendara dan menuju ke rumah Helena He melewati jalan yang seharusnya juga Helena He lewati, ternyata ia berada di tempat tadi bertemu, ia melihat siluetnya yang kurus, dan dibawah sinar bulan, ia terlihat sendirian.

Dennil Du turun dari mobil dan berteriak pada siluet itu: “Helena He!”

Mendengar suara teriakan itu, Helena He memberhentikan langkah kakinya, ia menoleh dengan kebingungan, setelah ia melihat bahwa itu adalah Dennil Du, ia menghempaskan napas dan berjalan ke arahnya.

“Aku sudah mendengar seluruh isi pembicaraanmu tadi.”

“Lalu?” ucap Dennil Du.

“Aku merasa seluruh permintaanku saat itu, apakah kamu mau untuk memikirkannya lagi?”

“Kenapa?”

“Karena, dengan keluarga mu yang seperti itu, aku merasa tertekan."

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu