Someday Unexpected Love - Bab 15 Pergi Ke Rumahnya

Helena He memekik meminta maaf: "Maaf! Tadi temanku bermain dengan sangat gila sampai tak terdengar dering ponsel."

"Jam berapa acaranya selesai? Ada sedikit hal yang harus ku bicarakan denganmu."

"Sudah selesai. Kamu dimana? Aku akan ke sana menemuimu."

"Di dekat rumahmu."

"Hah?" Helena He terbengong. "Ah baiklah, aku akan segera ke sana!"

Tidak sampai 15 menit setelah Dennil Du memutuskan sambungan telepon, terlihat Helena He menghampirinya dengan terengah-engah. Dengan napas yang memburu bertanya: "Ada masalah apa?"

"Kamu berlari kemari?" Dennil Du mengangkat alisnya.

"Tidak. Di pertengahan jalan taksinya mogok." Jawabnya sambil menghela napas berat.

"Besok aku akan mempublikasi ke media tentang pernikahan kita. Sampai saat itu, tidak peduli melihat atau mendengar hal apapun, kamu tidak boleh membantah. Kamu harus mengakui segalanya. Mengerti?"

Helena He menatapnya, melihat ekspresi wajahnya yang serius, lalu bertanya: "Apa yang akan kamu publikasikan?"

"Besok kamu akan tahu." Tatapan Dennil Du terpaku pada kedua mata Helena He yang bening, dengan ragu bertanya: "Apakah kamu benar-benar sudah memikirkan dengan baik ingin menikah denganku?"

Helena He terdiam beberapa detik, lalu mengangguk.

"Terkadang ada sesuatu yang harus hilang. Kamu harus mempersiapkan hatimu dengan baik..."

Semenjak awal Helena He sudah mempersiapkan hatinya. Wanita itu tahu bahwa Dennil Du bukanlah pria biasa. Berdasarkan kondisi dirinya, mencari pria untuk diajak menikah bukanlah hal sulit. Kuncinya adalah dia ingin pernikahannya berjalan dengan lancar.

Dirinya ingin memperlihatkan ke semua orang yang mengejeknya, bahwa Helena He juga memiliki hari yang membahagiakan.

Tidak disangka sudah pukul 11 malam. Helena He dengan suara dingin berkata:”Selesai. Aku harus segera pulang. Apa ada lagi yang ingin kamu bicarakan?”

Helena He menatap Dennil Du dengan tidak sabaran, kakinya sudah mulai melangkah pergi.

“Tidak ada. Aku antar kamu pulang, ya.” Tanpa menunggu persetujuan Helena He, pria itu sudah maju beberapa langkah.

“Untuk apa mengantarku? Kamu ingin melihatku sebagai bahan tertawaan, kan?”

Helena He mengejar langkah Dennil Du, menginterogasi pria itu dengan waspada. Dennil Du tertawa:”Hal lucu apa yang bisa kamu tunjukkan padaku?”

Helena He menundukkan kepalanya dalam-dalam:”Di saat seperti ini, pintu rumahku sudah dikunci...”

Berdasarkan pengalamannya bertahun-tahun, perkiraannya tidak pernah salah. Helena He beridiri di depan pintu, memutar kunci beberapa kali dan pintu sialan itu tidak terbuka sama sekali.

“Yulia Yang benar-benar mengunci pintunya!” Dengan sebel Helena He menghentak-hentakkan kakinya.

“Siapa Yulia Yang?” Dennil Du bertanya penasaran.

“Ibuku.”

“Bagaimana bisa kamu menyebut ibumu langsung dengan namanya?” Tanya Dennil Du. Suaranya diikuti dengan kritikan.

Helena He dengan cepat membalikkan kepalanya, membantahnya pria itu dengan tidak senang:”Apakah kamu pernah melihat secara jelas seorang gadis yang belum pulang dan ibu nya dengan sengaja mengunci pintu?”

Dennil Du terdiam.

Helena He menghembuskan napasnya berat lalu berjalan ke sudut kiri tembok.

“Gantikan aku membawa tas, ya?”

Dennil Du mengerutkan dahinya:”Apa yang ingin kamu lakukan?”

“Terlihat tidak?” Helena He menunjuk atas. “Jendela yang terbuka itu adalah kamarku.”

“Kamu tidak akan memanjat ke atas, kan?” Tanya Dennil Du dengan terkejut.

“Ya!”

Helena He bukan sekali dua kali memanjat. Walaupun memanjat di depan Dennil Du terlihat agak memalukan, tapi sudah terlanjur. Walaupun memalukan ya memanjat saja...

Dennil Du belum sadar dengan sekitar dan Helena He sudah mulai memanjat. Dengan terlatih wanita itu memanjat ke jendela kamarnya, lalu memegang pegangan pada balkon kamarnya yang berada di lantai 2.

“Helena He, turun!”

“Tidak!”

“Cepat turun! Itu sangat berbahaya!” Dennil Du menarik kaki Helena He.

“Aku tidak akan turun! Kalau aku turun, aku harus tidur di jalan!”

Kartu identitas penduduknya tidak pernah berada pada wanita itu, maka dari itu Helena He sama sekali tidak berpikiran untuk tinggal di hotel....

“Kamu pergi denganku.”

Seperti tersambar petir, Helena He langsung membalikkan kepalanya. Dengan penuh waspada bertanya:”Kamu mau apa?” Sangat normal jika dia memikirkan semalaman dengan...

Dennil Du menatap ekspresi gugup Helena He, lalu tersenyum dengan tidak senang:”Aku hanya memberimu tumpangan semalam. Kamu pikir kita akan pergi kemana?”

“Kita juga tidak akrab.” Helena He memutar tubuhnya, kembali bersiap memanjat.

“Sudah mau menikah dan masih tidak akrab? Di samping itu...”

Ucapan selanjutnya belum selesai, Helena He langsung memberikan tatapan peringatan. Dennil Du tahu apa maksud tatapan wanita itu, sepertinya wanita itu tahu apa yang Dennil Du ingin katakan.

“Jika tidak ingin mendengar ucapanku, cepat turun dan pergi denganku!”

Nada suara Dennil Du mengandung ketegasan yang sulit untuk di tolak. Helena He ragu sejenak, lalu akhirnya menyetujui Dennil Du.

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu