Someday Unexpected Love - Bab 30 Ayo Kita Ambil Sertifikatnya (2)

Karena ingin merahasiakannya, tetapi malah terbongkar...

Dennil Du mendengarkan saran dari Helena He lalu memarkir mobilnya di sebuah restoran makanan Hunan yang terkenal.

Bos kami selalu datang ke sini setiap menraktir makan, apakah kamu pernah ke sini? Dia bertanya dengan rasa ingin tahu.

Pernah.

Dengan melihat kerutan kening Helena He: Benarkah? Dia mengira dia bukanlah orang yang bisa datang ke tempat seperti itu.

Tetapi apakah ini tempat makan, untuk apa berbohong kepadamu?

Dennil Du menghentikan mobil dan berjalan dengan berdampingan.

Mencari tempat duduk, pelayan mengirim menu, dan Dennil Du berkata: Pilih apa yang ingin kamu makan.

Dia juga tidak perlu merasa sungkan, mengambil menu dan membacanya dengan hati-hati. Perut yang sangat lapar seperti dada yang hampir tersangkut di punggung. Pada saat ini, tidak ada makanan sebenarnya, hanya ada gambar makanan, yang hampir membuatnya mengeluarkan air liurnya.

Panci kering bebek bandir, apakah kamu memakannya? Dia menaikkan kepalanya dan meminta pendapatnya.

Boleh

Kembali menundukkan kepala, setelah beberapa detik, dan menaikkannya lagi: Ikan bandit bakar merah, apakah kamu memakannya?

Boleh

Bagaimana dengan ayam bandit sobek?

Dennil Du meletakkan majalah di tangannya, dan alis tebal itu berkumpul: Helena He, apakah kamu seorang bandit?

Lagi-lagi ayam bandit dan bebek bandit, wanita manakah yang keluar makan bersamanya, yang bisa memesan nama hidangan yang luar biasa ini ...

Pelayan mengantar makanan yang harum dan enak..

Helena He memotong bebek bandit untuk Dennil Du: Kamu coba ini.

Dia mencicipinya sedikit rahmat dan memuji: Lumayan.

Cobain ini juga. Dia mengupas sepotong bandit ayam.

Dennil Du mengangguk lagi: Ya, ini juga lumayan.

Dia memintanya untuk mencicipi beberapa hidangan lainnya juga, dan semuanya dinikmati oleh Dennil Du yang awalnya merasa keberatan.

Aku katakan kepadamu bahwa semuanya tidak bisa hanya dilihat dari luar, tetapi bagian dalamnya itu sangat indah.

Minum seteguk sup tahu, dan kembali merasa keberatan: Seperti membandingkan seorang wanita, cantik diluar, belum tentu bersikap baik, sebaliknya, terlihat biasa-biasa saja, belum tentu bersikap tidak baik.

Dan ...

Dennil Du menyela kata-katanya: Apa yang ingin kamu katakan? Katakan kata kuncinya.

Helena He menunjuk ke arah meja yang penuh dengan makanan lezat: Yang ingin aku katakan adalah, kamu jangan melihat hidangan yang terlihat jelek ini, enak adalah yang paling penting!

......

Pertama kali makan bersama, mungkin keduanya juga sudah lapar dan makan yang banyak dengan senang hati.

Setelah kenyang, Helena He berkata dengan hati yang senang: Sepertinya kita tidak ada perbedaan dalam selera makanan.

Seharusnya dikatakan bahwa aku tidak pemilih. Dennil Du mengingatkan itu.

Aku juga tidak pemilih? Dia mengangkat dagunya.

Itu yang kamu pesan, tentu saja kamu tidak pemilih. Jika makanan yang kamu tidak suka, maka kamu tidak akan memesannya.

......

Keluar dari restoran, Helena He bertanya, Dennil Du, apakah kamu benar-benar bukan seorang pemilih makanan?

Ya.

Mengapa dia masih belum menerimanya: Bukankah seharusnya seseorang yang begitu terlahir seperti kamu seharusnya adalah seorang pemilh?

Dennil Du memegang pintu dengan satu tangan dan menunggunya masuk ke dalam mobil, tetapi ekspresinya seperti jika tidak melihat Sungai Huang maka akan mati.

Aku sudah tahu, kamu ingin terlihat seorang pria sejati, bukan?

Dia termasuk memiliki kesabaran, dia tidak bisa menahan itu, Dennil Du memaksanya masuk ke dalam mobil dan memaksa untuk menutup pintu mobil.

Aku ulangi lagi, aku bukan seorang pemilih makanan, aku hanya memilih perempuan, sebelum menyalakan mesin mobil, dia sudah tidak sabar menekan tombol mesinnya.

Helena He memanjangkan lehernya: Seberapa baik aku?

Apa? Dennil Du bingung ditanya olehnya.

Kamu masih bisa mengatakan bahwa kamu hanya memilih wanita? Jika aku bukan karena aku yang sangat baik, bagaimana kamu bisa memilih? Di bawah alisnya, sepasang matanya berair, sehingga memancarkan cahaya.

Memilihmu karena ....

Aku berbicara tentang kesetiaan. Dia memberinya jawaban.

Suasana mobil itu hening, dan Helena He menganyunkan satu tangannya, melihat pemandangan malam yang melintas melalui jendela.

Di dunia ini, akankah ada seorang pria yang seperti ini, yang mencintainya dari lubuk hati yang dalam, dia pintar dan cantik, tetapi dia tidak pernah mendengar suatu kalimat yang sederhana: Aku mencintaimu.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu