Someday Unexpected Love - Bab 176 Bersatu Kembali Seperti Pengantin Baru (1)

Helena tersenyum dengan bibir tertutup, lalu membungkuk dan menciumnya, ketika dia hendak melepaskan bibir merahnya, Dennil Du meraih pinggang rampingnya dan memeluknya erat-erat dipelukannya, dan membisikkan sesuatu ke telinganya : "Helena, aku sangat bahagia, aku sangat berharap kamu bisa mendapatkan perhatian dari keluargamu."

Helena mendongak terkejut, dengan tersentuh menjawab : "Terima kasih..."

Tatapan membara dua orang terhubung erat, jarak antara wajah mereka semakin dekat, sampai bibir saling berdekatan, gesekkan percikan api cinta yang kuat, saling berpelukan dengan antusias, dan ciuman yang tak bisa dilepaskan.

Dennil Du memindahkannya ke tempat tidur dengan menggunakan sedikit tenaga, keduanya bersama-sama jatuh di tempat tidur, dia berada diatasnya, dengan dalam mencium aroma bibirnya, tangan Helena erat-erat melingkari lehernya dan dengan antusias membalas ciumannya.

Ketika dua orang berciuman dengan api nafsu yang tak tertahankan--

"Helena, aku sudah selesai, ayo pergi."

Begitu Yulia Yang memasuki kamar, dia melihat dua pasang pria dan wanita berpelukan di tempat tidur, menjerit, dan dengan cepat menutupi wajahnya, setengah membungkuk dan menjelaskan: "Aku tidak melihatnya, aku tidak melihat apa-apa !!"

Helena dan Dennil Du buru-buru memisahkan diri karena jeritan, dan mereka duduk di dua sisi tempat tidur, keduanya sedikit canggung.

"Oke, kalau begitu ... ayo pergi ..."

Berdiri dengan linglung, Helena melihat Dennil Du dan memasang muka jelek, pipinya memerah karena malu.

Dennil Du berjalan ke ruang tamu terkejut sampai mulutnya berbentuk O, dia tak habis pikir bertanya : "Bu, ini bukan semua barang yang kamu mau bawa kan?"

"Ya, kenapa memang?" Yulia Yang bingung.

Helena tidak bisa berkata apa-apa dan menggosok-gosok dahinya, dan mengangkat panci dengan jarinya dan bertanya : "Buat apa kamu bawa ini?"

"Oh, ini, aku berpikir jika masakan dirumah menantu tidak sesuai seleraku, aku bisa membuat dapur sendiri."

"Kamu ingin membuat dapur sendiri, apa harus membawa panci? Apa kamu pikir tidak ada panci di rumahnya?"

Benar-benar menjengkelkan, membawa barang-barang ini ke rumah keluarga Du, apa tidak akan ditertawakan orang-orang....

"Baiklah, aku tidak akan membawanya..."

Yulia Yang mengembalikan panci ke dapur, dan dengan tenaga mengangkat kopernya, berkata, "Ayo kita pergi."

"Taruh itu." Helena memandangi ibunya dengan acuh tak acuh : "Semua tidak boleh dibawa."

"Apa ini?" Dia membuka koper itu, tampak seperti sampah ada selimut, bantal, wastafel, gelas sikat gigi, dan bahkan ada kloset plastik berwarna merah!!!

Benar-benar membuat orang muntah darah ...

"Bu, kamu hanya perlu membawa pakaianmu, yang lainnya, rumahku tidak kekurangan itu."

Dennil Du berusaha menengahi mereka, Yulia Yang menundukkan kepalanya dengan malu: "Ya, oke, oke."

Tiga orang masuk dan duduk di mobil menuju ke rumah Du, setengah jalan, Ibu Yang berbisik dengan gelisah : "Kamu mengajakku pindah kerumahmu, apakah ibu mertuamu tidak kenapa-napa?"

"Kenapa-kenapa, tetapi, kamu abaikan saja." Helena mengangguk yakin.

"Abaikan saja?" Yulia Yang ingin meyakinkannya lagi.

"Ya, abaikan saja!"

"Mengapa?"

"Karena dia adalah wanita iblis yang sangat aneh."

"Hah? Oh ... baiklah."

Helena takut ibunya mendapatkan perilaku yang tidak baik dirumah keluarga Du, dan mengingatkan : "Bu, kamu ingat, jika suatu saat nanti Ibu mertua menindasmu, kamu harus berani menggertaknya seperti kamu menggertak Ayah, kamu harus melawannya sampai titik darah penghabisan, ada aku, aku akan mendukungmu!"

"Baiklah!" Ibu Yang mengangguk dengan berat, tetapi melirik kearah menantu yang sedang mengemudi, ada sedikit keraguan.

"Apa dia akan..."

Helena mengikuti pandangan ibunya, tahu bahwa ia khawatir Dennil Du akan marah.

"Tenang saja, dia ada di pihak yang sama denganku!"

Putrinya mengatakan demikian, ibu Yang merasa lega, dan ia langsung dengan kewaspadaannya bersiap-siap perang, seolah-olah dia tidak pergi ke rumah menantu, tetapi pergi ke medan perang untuk berperang melawan Jepang ...

Ketika dia tiba di rumah keluarga Du, Dennil Du pergi memarkirkan mobil, Helena menyuruh ibunya masuk kedalam dulu, ketika ia tiba diruang tamu, Sinta Dou melihat dua koper yang dibawanya, ia terkejut dan langsung bergerak maju bertanya : "Besan, ada apa kemari?"

"Oh, aku membawa Ibuku untuk tinggal disini untuk sementara waktu." Helena menunjukkan senyum lebar kepada ibu mertuanya.

"Apa?" Sinta Dou kehilangan kendali, dia menarik Helena ke samping, dan menurunkan suaranya dengan marah dan berkata: "Aku menyetujui kamu kembali kerumah Du, tapi aku tidak pernah menyetujui kamu membawa mamamu kemari!"

Helena tertegun, tiba-tiba menyadari sesuatu dan mengangguk : "Oke, kalau begitu aku akan memberi tahu Marsha Du."

"Beri tahu dia apa?" Sinta Dou mengerutkan kening.

"Beri tahu dia bahwa Dennil Du dan dirinya hanya saudara tiri dari satu bapak beda ibu.."

"Apakah kamu ingin memutuskan perjanjian? !!"

"Memutuskan perjanjian bagaimana?" Dia memasang tampang tidak bersalah: "Aku hanya berjanji untuk tidak memberi tahu Dennil, tidak berjanji untuk tidak memberi tahu adiknya Dennil Du."

"Kamu ..."

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu