Someday Unexpected Love - Bab 239 Membunuh (2)

Dennil Du menatap ke depan dengan tatapan suram, "Dan, dia pasti mencari sesuatu, dan itu yang didengar dari alat Eavesdropping ."

"Bisakah itu adalah arloji jam?"

"Ada mungkin."

"Tidak benar, siapa yang bernyanyi? Emangnya Sinta Dou?"

Helena He semakin bingung. Ketika dia melihat bayangan malam itu, dia juga mendengar lagu sedih. Jika bukan sekelompok, bagaimana mungkin itu terjadi secara kebetulan?

"Ada kemungkinan juga."

“Itu juga tidak benar!”, Helena He mulai pening kepala, “Ada sekali aku pergi mencari kakak pertama, mendengar kakak pertama juga menyanyikan lagu itu.”

"Kakak pertama?", Dennil Du sekilas bengong, kemudian tersenyum, "Kakak memiliki IQ yang rendah dan dia selalu bernyanyi sepanjang hari."

"Tapi lagu yang dia nyanyikan persis seperti apa yang kudengar di reruntuhan!"

"Jadi maksudmu, dia berlari keluar untuk bernyanyi di tengah malam?"

"Apakah mungkin?" ,tanya Helena He dengan suara kecil.

"Tidak."

Dennil Du melihat dia sekilas, "Ayo pergi."

Malam ini, tidak ada orang yang menyadari perubahan yang berbeda, tetapi saat pagi, terdengar suara tangisan Marsha Du dari bawah.

Dennil Du bergegas turun tangan, dengan heran menanya, "Ada apa?"

"Kakak, Ibu pergi dari rumah!"

“Apa?” ,Dia terkejut.

"Ini surat yang dia masukkan ke celah pintuku, uh ..."

Helena He juga turun, dan dia dengan cepat mengambil surat dari Marsha Du

"Putriku yang kusayang, Ibu pergi. Sejak ayahmu meninggal, tempat ini tidak ada lagi posisi untukku. Aku tidak tahan lagi amarah dengan rubah itu sepanjang hari, hari demi hari, sebelumnya aku bertahan demi kamu, tapi sekarang aku tidak dapat tahan lagi, aku ingin mencari ayahmu, jangan salahkan ibumu karena kejam, tinggal di rumah Du, aku hanya semakin merasa derita ... "

Setelah membaca surat, wajah Helena He menjadi menghijau, dasar wanita iblis ini, melarikan diri ngomong saja melarikan diri, malah menyalahkan diatas kepala dia, benaran tidak tahu malu!

"Helena He! Kamu puas sekarang, kamu telah mengusir ibuku, kamu puaskan sekarang!"

Tiba-tiba, Marsha Du menjadi gila dan memegang kerah Helana. Dennil Du menariknya dan membentak, "Tenang sedikit!"

"Bagaimana aku bisa tenang? Dia telah mengusir Ibu kita keluar, mau bagaimana aku tenang!"

"Dia pergi, tidak ada hubungannya dengan kakak iparmu!"

Dennil Du menatap dingin pada adiknya. Jika bukan karena masalah ini berjalan hingga jadi begini, dia benar-benar tidak ingin dia menghadapi kehidupan yang rumit secepat ini.

"Apakah kamu tidak melihat surat dari Ibu? Jika tidak lihat, Lihat lagi!"

"Dengarin dengan jelas, aku bukan anak kandung dari Sinta Dou, aku dengan kamu adalah saudara tiri!"

Dennil Du mengumumkan dengan keras, Marsha Du sekejap jadi terdiam. Dia bertanya dengan terkejut: "Kak, apa yang kamu bicarakan tadi?"

"Helena, katakan kebenarn yang sebenarnya padanya."

Dia tidak tega untuk berbicarakan dunia kotor ini kepada adik perempuannya secara langsung, berbalik badan , dan menyuruh Helena He yang bilang.

Masalahnya berjalan hingga sampai sini, tidak mungkin bisa disembunyikan lagi. Helena He menghela nafas, kemudian menceritakan seluruh kejadian keluarga Du yang berbelit-belit pada dua puluh tahun yang lalu.

Setelah dia mendengarnya, berteriak dengan serak, "Aku tidak percaya, aku tidak percaya!"

"Tidak percaya padaku? Tidak percaya, aku akan membawamu ke sana sekarang!"

Helena He menarik tangannya dan berjalan keluar dari ruang tamu. Jika dia tidak salah menebak, Hadi Shi juga pasti sudah pergi.

Ketika tiba di kamar pelayan, pintu tidak dikunci, ketika pintu didorong, tidak ada seorang pun di kamar itu.

"Kamu lihat sekarang, Ibumu dan pelayan Rumah Du pergi, bicara dengan bagus dikit adalah pergi, bicara sedikit jelek adalah kawin lari!"

"Aku tidak percaya. Aku tidak percaya. Paman Hadi pasti keluar rumah saja. Ibuku bukan orang yang seperti itu!"

Marsha Du berlari keluar rumah sambil menangis. Helena ingin mengejar . Dennil Du menariknya ke samping dan berkata dengan sedih, "Biarkan dia sendirian dulu."

Ya, sudah waktunya untuk dia berkembang, sudah saatnya untuk dia tahu, bukan siapapun dari lahir adalah putri, dan selalu adalah seorang putri, di dunia ini, masih ada satu jenis putri lagi, yaitu putri yang malang.

Marsha Du pulang ke rumah saat malam, matanya merah dan bengkak. Begitu dia memasuki pintu rumah, dia bergegas ke kamar paman Hadi, kamarnya masih begitu dinging, membuktikan tiada orang yang datang....

Tiba-tiba langit runtuh, dia tidak berani memasuki ruang tamu rumah Du. Dia takut dia masuk, kemudian tiada sosok ibunya di dalam. Dia meringkuk di sudut taman, menangis tanpa daya.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu