Someday Unexpected Love - Bab 158 Membiasakan Segalanya (1)

Michelle Yang mengejarnya keluar pintu rumah dan langsung berlari ke mobil Maybach Dennil Du. Dia menggunakan badannya untuk menghalangi mesin mobil yang telah dinyalakannya itu dan menatap pria yang acuh tak acuh di dalam mobil.

Dennil Du membuka pintu mobil, mendatanginya dan bertanya: "Apa yang ingin kamu lakukan?"

"Apa sekarang aku sebegitu membuat kamu tidak napsu makan sampai sarapan pun tidak bisa makan bersama?"

Dia menatapnya langsung dan berkata: "Ya, karena kursi yang kamu duduki, adalah tempat duduk Helena, yang membuatku semakin tidak napsu makan!"

"Dennil, apakah kamu harus mengatakan hal yang menyakitiku? kamu mengatakan bahwa kamu tidak memberiku status, aku tidak memaksamu, tetapi bisakah kamu tidak bersikap seperti itu terhadapku? bagaimanapun kita memiliki anak yang sama!"

"Itu sebabnya kamu masih bisa berdiri di sini. Tapi kamu harus mengetahui jelas bahwa posisi Helena bukan hanya kursi di meja makan. Kamu boleh memiliki semua yang pernah menjadi miliknya, tetapi di sini, kamu tidak pernah bisa menyentuhnya."

Dia menunjuk ke hatinya.

Michelle Yang kembali ke ruang tamu dengan frustrasi. Melihat wajahnya seperti menyedihkan dan kehilangan arah. Nyonya Du diam-diam menertawakannya. Wanita ini memang seperti karung jerami, menggantikan Helena He, semakin berjuang lebih keras dan semakin berani, hanya akan membuatnya berekspresi seperti ini.

"Michelle, kamu jangan sedih, pelan-pelan saja, roh rubah baru saja pergi, dan Dennil terkena sihir olehnya, untuk sementara waktu tidak bisa berjalan keluar, itu normal. Asalkan kamu tetap bertahan, dengan bergantung pada dasar perasaan kalian dengan Dudu menjadi kartu as, masih takut dia tidak akan kembali?"

"Apakah masih ada dasar di antara kami?" Dia melotot marah pada Nyonya Du, dengan ekspresi ganas: "Jika ada dasarnya, bahkan sedikit dasar pun, dia akan tetap menatapku dengan kebencian!"

"Sudah jangan gegabah, harus tetap tenang, berhadapan dengan tekanan sekarang, dan kamu akan bahagia kedepannya......"

Sinta Dou dikejutkan oleh sikapnya yang tidak terkendali, dan langsung mengatakan sesuatu untuk menghiburnya, didalam hatinya penuh kebencian. Dia berpikir bahwa selain Karina Shi semua wanita tidak normal, Michelle Yang juga, dan Helena terlebih lagi!

"Bagaimana aku tidak gegabah! Kamu bilang, untuk menangkap serigala harus merelakan anak, aku hampir membunuh anak. Dan hasilnya? Serigala tidak berhasil ditangkap, malah jadi kacau!"

"Hei, bagaimana kamu jadi menyalahkanku? Jangan asal bicara, jika Dennil dan ayahnya mendengarnya, mungkin mereka akan menyalahkanku."

Michelle Yang mengalihkan pandangannya dan berjalan perlahan ke depan, pengasuh khusus anaknya yang dipekerjakan Dennil Du, berjalan keluar dari ruangan sambil menggendong Dudu.

Dia mengambil alih menggendong anak itu dan berkata, "Dudu, kamu satu-satunya yang Ibu punya. Kamu tidak akan menolak Ibu bukan?"

Suara tangisan, Dudu menangis kencang, matanya menatap wanita yang menggendongnya, seolah-olah dia bukan ibunya, tetapi seorang algojo yang ingin membunuhnya!

Sang pengasuh melihat anak itu menangis hebat, dan ia ingin menggendongnya kembali, tetapi dipelototi oleh Michelle : "Mau apa? saya tidak boleh menggendong anak saya sendiri?!"

"Tidak, saya melihat anak ini menangis parah...."

"Apa yang salah dengan menangis? Anak mana yang tidak menangis? Pernahkah kamu melihat seorang anak yang tidak menangis ?!"

Sang pengasuh tercengang oleh interogasinya yang ekstrim sehingga dia tidak punya pilihan selain membiarkan anak itu menangis. Sinta Dou berdiri di samping dan berkata, "Tidak heran kamu tidak bisa mendapatkan cinta seorang pria, kamu sudah tidak waras...."

Pindahnya Helena ke tempat tinggal baru membuatnya tidak bisa tidur semalaman, di pagi hari, dia pergi keluar dengan mata panda. Hidup tidak memuaskan ini, ia harus tetap melanjutkannya. Mulai hari ini, dia akan belajar mandiri.

Dia pergi ke tempat fotokopi, mencetak lebih dari sepuluh surat lamaran kerja, kemudian pergi menuju pusat lowongan kerja, dengan cermat mengamati perusahaan, memilih pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan kemampuannya, menyerahkan surat lamaran kepada perekrut, dan kemudian kembali kerumah, menunggu berita penerimaan.

Ketika pergi, dia sekali lagi menolak pembagian harta dari Dennil Du, Dennil Du di dalam mobil memberinya beberapa kartu bank, dan dia menolaknya, tetapi dia masih bersikeras menyelipkan satu kartu untuknya, mengatakan bahwa ini adalah upah bayaran atas kerja kerasnya untuk waktu yang lama terhadap perusahaan Du. Dia tidak punya alasan untuk menolak lagi, karena dia tahu ketulusannya. Hanya dengan cara ini dia bisa membiarkannya menjaga harga diri yang ingin ia pertahankan.

Harga diri bisa sangat berharga, tetapi juga bisa tidak berharga. Tanpa Dennil Du mungkin kehidupannya tidak lagi indah, tapi dia masih harus tetap melanjutkan hidup. Melanjutkan hidup harus makan, berpakaian, dan membutuhkan uang. Uang dapat diperoleh dan dihabiskan pada saat bersamaan, tapi disaat berhadapan dengan masalah, dan tidak ada cukup uang untuk mempertahankan diri, tetap tidak merasa aman.

Dia keluar untuk mencari ATM dan memasukkan kartu yang diberikan Dennil Du padanya. Kata sandinya adalah enam digit terakhir dari tanggal ulang tahunnya. Ketika saldonya menunjukkan 60 miliar, ia terkejut dan ia membulatkan mulut menjadi bentuk O. Itu hanya salah satu kartu yang dia ambil secara asal. Jikalau ia mengambil semua kartu itu, bukankah ia akan menjadi nyonya muda yang kaya raya?

Helena tidak pernah menyangka bahwa Dennil Du akan memberinya begitu banyak uang, 60 miliar akan mencukupi segala kebutuhannya semasa hidupnya. Berdiri di jalan yang besar, dia seperti tenggelam dalam kebimbangan.....

Dengan uang ini, dia dapat pergi ke tempat lain untuk memulai kehidupan baru, membeli rumah mewah, melupakan Dennil Du, berhubungan dengan pria lain, dengan penampilannya yang cerdas dan cantik, tidak perlu khawatir tidak menemukan pria yang baik lagi, tapi mengapa, ketika berpikir demikian, hatinya bergetar sakit seperti tercekik.

Dia pulang ke rumah dengan perasaan gundah, berdiri di depan pintu, dia teringat apa yang dikatakan Dennil Du malam itu: "Aku tidak akan menginjakkan kaki di sini, selama kamu tinggal di sini dan tidak pergi kemana pun."

Dia tidak ingin ia pergi ke tempat yang dia tidak tahu, tempat yang tidak terlihat, dalam hatinya, bagaimana mungkin tidak seperti ini?

Selama masih tinggal di kota yang sama dan menghirup udara yang sama, walaupun tidak terlihat, hati tidak akan terlalu kesepian.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu