Someday Unexpected Love - Bab 100 Masing-masing Punya Masalah Sendiri (1)

Dennil Du mendekapnya dari belakang, tangannya mulai melepaskan kancing piyamanya, dia dengan cepat langsung menghentikan tangan nya: Jangan begitu, aku sangat lapar sampai tidak ada tenaga.

Dia condong ke arah lehernya dan tertawa: Apa yang kamu pikirkan, aku hanya membantumu ganti baju kok.

Aku juga bukan nya tidak punya tangan.

Helena dengan malu-malu mendorongnya keluar: Baiklah, keluar, keluar.

Kenapa? Kamu istriku, ganti baju saja harus malu-malu kepadaku?

Dennil Du bermain jahil, ia mendekati Helena dengan kedua tangannya melingkari dadanya: Lepaskan, aku akan menjagamu agar tidak jatuh.

Kamu semalam juga menahan diri seperti ini kah?

Dia tiba-tiba mengajukan pertanyaan yang bermakna, matanya tertuju kepada sweater merah, dan jari nya bermain-main di kancing piyamanya.

Mulai berpikir sembarangan kan? Dennil dengan tidak senang kembali mendekapnya: Sebenarnya ingin aku seperti apa, baru kamu bisa tidak memikirkan kejadian semalam?

Aku tidak memikirkannya lagi kok, aku hanya bertanya, kamu kenapa sangat panik untuk menjelaskan. kalau memang tidak ada apa-apa, harusnya tidak usah panik.

Helena melepaskan bajunya di hadapannya, terlihat tubuh yang sangat putih dan sempurna, Selain bagian yang ditutupi oleh pakaian dalam, setiap helai kulitnya sebening kristal, yang bisa rusak hanya dengan ditiup. Dennil menelan ludah, dia harus mengakui bahwa walaupun Helena berusia 28 tahun, tapi ia memiliki tubuh seperti anak 18 tahun.

Helena, kamu sangat cantik.......

Dia berdiri dekat padanya, dengan nafas tersengal-sengal, memberikan ciuman hangat di bibirnya.

Makan, kak Dennil

Ternyata itu suara Sean Ou, Helena menjilat bibir, dan bersandar ke dada Dennil, sambil bernapas pelan.

Sudah tau.

Dia dengan marah menjawabnya, lalu ia mengambil sweater merah di ranjang sambil berkata kepada wanita di dekapannya: Pakai ini, tidak baik membiarkan mereka menunggu begitu lama.

Helena mengenakannya, juga mengenakan celana santai berwarna putih, rambut panjang yang berantakan dan diikat, dibelakangnya ada Dennil yang melihatnya sambil tercengang dan berkata: Jalan.

Ia tidak bergerak, ia terkagum melihat Helena, seakan-akan seperti melihat daratan baru, hanya melihatnya saja hati ini berbunga-bunga, sambil sekali lagi mengingatkan: Kamu mau jalan tidak? Melihat apa sih?

Helena, kamu sangat cantik.

Godaan Dennil membuatnya tertawa, ia mendatanginya dan berbisik: Jadi kamu baru menyadarinya?

Bukan, dulu juga merasa kamu cantik, hari ini baru sadar, ternyata kamu bisa secantik ini.

Kenapa? Aku hari ini dengan aku yang biasanya memangnya ada perbedaan?

Dia dengan ragu melihat ke arah cermin dan melihat dirinya sendiri, selain pewarna pipi, tidak ada yang berbeda.

Aku tidak pernah melihat rambutmu diikat seperti ini, dan kamu juga jarang memakai pakaian indah seperti ini, walaupun dandan nya sangat biasa, tetapi bisa terlihat berbinar di mata orang.

Helena berbalik, dengan raut cemberut berkata: Maksudmu, pakaianku seperti ini terlihat sangat bagus, sangat muda bukan? Dengan kata lain, aku sudah tua, begitu?

Omong kosong, di mataku, Helena ku terlihat lebih atraktif dibanding wanita-wanita lain, bagaimanapun juga, kamu tetap paling cantik, selain aku, siapa yang dapat merasakan perbedaanmu dengan biasanya?

Perkataan-perkataan manis ini, malah membuat Helena tiba-tiba memikirkan Yoshua Fei, apa yang dia katakan semalam, apakah semua itu hanya mimpi? Mengapa dia bisa berkata seperti itu? Helena menundukan kepala, tiba-tiba tidak tahu harus bagaimana saat bertemu dia.

Jalan, atau nanti mereka akan memanggil lagi.

Dennil menggandengnya keluar kamar, tetapi saat memasuki ruang makan, tiba-tiba Dennil melepaskan genggamannya, Helena dengan kaget mengangkat kepalanya, dan dengan dingin bertanya: Mengapa melepaskan tanganku?

Kita saling mencintai, tapi lebih baik jangan memanas-manasi Michelle, kamu adalah perempuan, kamu pasti mengerti perasaan nya kan?

Helena melihatnya, dan masuk duluan ke dalam.

Mereka memasuki restoran berdampingan, Sean dengan suara keras memprotes: Apa maksud kalian berdua? Mau makan saja harus dipanggil dulu, bilang akan segera datang tapi ternyata sekarang baru datang, ingin membiarkan kami semua mati kelaparan?

Lebih baik membiarkanmu mati kelaparan.

Dennil hanya meliriknya, besok pagi baru memukulnya, seperti tidak ada apa-apa.

Helena duduk, hanya untuk merasakan bahwa atmosfir sudah terasa berbeda, Michelle Yang hanya duduk dan bermain handphone, wajah sebelah kiri Sean Ou bengkak seperti roti mantau, yang membuatnya lebih tidak tenang lagi adalah Yoshua Fei, semenjak mengatakan apa yang dikatakannya semalam, matanya terlihat tidak tenang.

Wajahmu kenapa? Demi mencairkan suasana, dia sengaja bertanya kepada Sean Ou, walaupun mereka berdua tidak pernah cocok, tapi sebagai orang dalam kapal yang sama, masih harus bertanya dengan sopan.

Hum, Sean Ou tersenyum dingin: Tanya suamimu.

Helena memelototi Dennil, dengan suara lembut bertanya: Ada apa?

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu