Someday Unexpected Love - Bab 204 Penyebab Kematian Tuan Du Yang Sebenarnya (1)

Laporan investigasi tentang penyebab kematian ayah mertua!

Ia dengan terkejut menengadah dan melihat Dennil Du sekilas, lalu dengan segera mengalihkan pandangannya pada isi berkas itu: “Berdasarkan penelitian ulang cairan lambung dari Tuan Albert Du sebelum meninggal, alasan beliau terbaring untuk waktu yang cukup lama adalah efek samping dua jenis obat yang bertentangan yang dikonsumsi disaat yang bersamaan, yaitu obat herbal LuoBuMa dengan BanXiaLu. Saat batuk, asma, atau ada penyakit lainnya, pasien yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi disertai infeksi saluran pernapasan atas, ditambah dengan penggunaan obat herbal LuoBuMa dan BanXiaLu secara bersamaan, maka akan mengakibatkan penurunan tekanan darah yang buruk. Yang terpenting adalah obat BanXiaLu mengandung hydroclohrine ephedrine yang bermanfaat untuk menaikkan tekanan darah yang sangat tidak boleh dikonsumsi pasien bertekanan darah tinggi. Penggunaan jangka panjang akan memperburuk kondisi pasien, dengan efek ringan berupa lumpuh dan efek parah berupa kematian.”

Tangannya gemetar seketika, berkas itu pun jatuh ke tanah. Walaupun dari dulu ia sudah lama curiga bahwa ayah mertuanya dibunuh, tapi kecurigaannya kemudian berhenti saat hasil membuktikan bahwa semuanya adalah kematian yang wajar. Tapi mengapa sekarang bisa muncul laporan seperti ini?

“Sangat mengejutkan, bukan? Saat melihat laporan ini aku juga sangat terkejut.”

Dennil Du memungut dokumen itu dan raut wajahnya terlihat sangat tersakiti. Kematian ayahnya bukanlah kematian yang wajar melainkan pembunuhan. Ia sudah pernah menyelidiki obat yang dikonsumsi ayahnya sewaktu hidup. Selain BanXIaLu yang tidak ia temukan, semua obat lainnya tercantum. Dengan kata lain, BanXiaLu adalah obat yang sengaja dimasukkan seseorang!

“Darimana kamu mendapatkan data ini?”Helena He perlahan kembali tersadar dan dengan gelisah bertanya.

“Aku mencari orang untuk menyelidikinya. Sebenarnya setelah kematian ayah, aku terus menerus diam-diam menyelidiki ulang. Hanya saja baru sekarang keluar hasilnya.”

“Kamu terus menyelidiki?” Helena He semakin terkejut: “Jangan-jangan kamu terus mencurigai kematian ayah mertua sebagai kematian yang tidak wajar?”

“Ya.” Dennil Du mengangguk.

“Kalau begitu, kenapa kamu masih bisa mengatakan bahwa aku terlalu berpikir banyak saat kita bicara sebelumnya?”

“Waktu itu aku hanya tidak ingin melibatkanmu. Kalau hasil investigasi diam-diam membuktikan kematian ayahku sangat wajar, maka artinya kondisinya memang buruk. Aku tidak ingin setiap hari kamu lewati dengan khawatir dan takut.”

Helena He tidak dapat menggambarkan rasa apa yang ia rasakan dalam hatinya saat ini. Ternyata Dennil Du dari awal sudah tahu bahwa kematian ayahnya tidak wajar, hanya saja pria itu menyembunyikannya karena takut ia akan khawatir. Ia pun sama saja. Karena beberapa alasan, ia telah menyembunyikan beberapa rahasia. Harus diakui, takdir memang benar-benar terlalu mempermainkan orang...

“Dennil, sebenarnya ada hal yang juga tidak kuberitahukan kepadamu!”

Helena He menghela sebuah napas, ia memutuskan untuk jujur kepada Dennil Du. Sekarang ini, keluarga Du sedang mengarungi gelombak ombak yang besar. Hanya dengan menyatukan hati dan bekerjasama sajalah maka semua ini bisa dilewati!

“Hal apa?”

“Sebelum aku memberitahumu, kamu harus berjanji padaku kamu tidak boleh marah dan juga tidak boleh membenci ayahmu!”

Dennil Du termangu sesaat kemudian mengangguk: “Baiklah.”

“Sebenarnya, Nyonya Du bukanlah ibu kandungmu! Ia hanya istri yang dinikahi ayahmu belakangan.”

Sama seperti dugaannya, raut wajah Dennil Du semakin kaku. Pria itu menatap Helene He dengan curiga: “Apa kamu bilang?”

Helena He mengambil napas dalam-dalam dan mengatakan dengan persis semua yang dulu dikatakan Tuan Du padanya kepada Dennil Du. Setelah ia selesai bicara, sekujur tubuh pria itu semakin kaku. Raut wajahnya sedingin es tanpa ada sedikitpun kehangatan. Matanya semakin menyorotkan amarah yang tak tergambarkan...

“Dennil, kenyataannya adalah seperti ini...” ujar Helena He sambil menarik-narik kemeja pria itu.

“Kenapa kamu tidak memberitahuku lebih cepat?” tanya Dennil Du dengan dingin. Sorot mata setajam pedang dari pria itu membuat Helene He takut sampai hatinya tercekat di tenggorokan dan membuatnya dengan gelisah berkata: “Kamu jangan marah, barusan kamu sudah berjanji padaku tidak akan marah!”

Dennil Du membalikkan tubuhnya, bahunya terlihat sedikit berguncang. Air mata Helena He langsung mengalir, Dennilnya sedang menangis. Ini semua karena ia memberitahu pria itu bahwa dulupada awalnya, ibunya hanya membawa adik laki-lakinya dan meninggalkannya.

“Dennil, maaf...”

Helena He terisak sambil memeluk pria itu dari belakang, ia menempel lekat pada punggung kaku pria itu dan terisak kecil: “Bukannya aku tidak memberitahumu, waktu itu ayah mertua tidak mengijinkanku memberitahumu. Beliau takut setelah kamu tahu faktanya kamu akan meninggalkannya. Kondisi kesehatan ayah selalu tidak baik. Kalau kamu benar-benar pergi, bagaimana dengannya? Bagaimana juga denganku...”

Helene He tahu ini adalah saat sulit bagi pria itu. Beberapa hari ini merupakan hari-hari yang sangat sulit bagi Dennil Du. Kematian ayah mertua, masalah Michelle, sekarang masih ditambah lagi dengan identitas dirinya. Sekuat-kuatnya pria, mereka juga memiliki masa saat mereka tidak bisa menanganinya. Dennilnya benar-benar lelah...

“Jadi saat sebelumnya waktu kamu mencari cincin, sebenarnya itu adalah cincin ibuku yang dulu ditinggalkan untuk ayahku?”

Suara Dennil Du terdengar serak, membuat Helena He yang mendengarnya merasa sangat teramat sedih. Helene He pun mengangguk: “Benar.”

“Orang yang telah mengambil cincin itu pasti tidak berharap aku menemukan orang yang dicari. Ia sedang memusnahkan bukti.”

“Apakah masih ada barang peninggalan lainnya?”

Dennil Du membalikkan tubuhnya. Menatap lingkaran mata pria itu yang memerah membuat hati Helene Du sakit. Dennilnya... Ia bahkan tidak meneteskan setetes air mata pun setelah kematian ayahnya, namun saat mendengar bahwa ia ditelantarkan ibu kandungnya sendiri, ia tidak dapat menahan tangisannya lagi.

“Diatas cincin itu terukir nama ibu kandungmu, itu adalah bukti yang paling mudah dicari. Sayang sekali aku terlalu ceroboh dan menghilangkannya...”

Tiba-tiba Helena He teringat sesuatu: “Oh iya, saat aku berjaga di malam itu, ada seorang wanita yang sudah menikah yang memberikan penghormatan terakhir pada ayah. Ia memberikan sebuah gelang giok padaku, dan menurut tebakanku, ia pasti ibu kandungmu!”

“Kalau begitu, gelangnya?”

“Gelangnya...” Helena He menggaruk kepalanya: “Gelangnya ada di Tony Lou. Aku akan memintanya untuk memanfaatkan jaringan orang-orangnya dan membantuku mencari ibu dan adikmu.”

Suasana hati Dennil Du sudah lumayan kembali baik, ia berusaha keras untuk menahan kepahitan dalam hatinya dan mendesak Helena He: “Sesegera mungkin kamu ambil kembali giok itu, aku sendiri yang akan mencarinya.”

“Baiklah!”

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu