Someday Unexpected Love - Bab 98 Lelaki Dan Wanita Lajang (1)

“Aku duduk disamping kamu, kamu bisa benaran tenang baca buku kah?”, tanya Dennil Du.

“Yah, bisa kok…”, Helena He mengangguk kepala, tapi pandangan tidak bergeser kearah dia.

Dennil Di melihat dia begitu santai, hati dia serasa ada api yang perlahan-lahan membakar.

Beberapa saat kemudian, dia buka mulut lagi: “Baca begitu lama tidak capek kah? Istirahat bentar temanin aku ngobrol saja.”

“Aku tidak capek kok, ini lagi seru bacanya, kamu ingin ngobrol, boleh cari Sean mereka….”

Helena He dengan santainya bicara satu kalimat berhasil menaikan emosi lelaki yang disampingnya, Dennil Du dengan senyum yang jahat: “Baik, kamu terus baca saja, aku juga tidak pergi mencari Sean dan mereka, aku disini temanin kamu sampai kamu tidak ingin baca lagi.”

Suasana kamar kembali hening, hening hingga tersisa suara napasan berdua.

Malam turun hujan, awalnya hanya hujan gerimis, akhirnya hujan makin lama makin deras.

Sean Ou berdiri di depan jendela, memandang hujan yang diluar, tiba-tiba muncul senyuman yang bermaksud dalam: “Benaran Tuhan membantu aku.”

Yoshua Fei berbaring di sofa nonton film, dengar dia begitu bicara, dengan malasnya bertanya: “Apanya yang Tuhan membantu kamu?”

“Kamu, bukan satu perahu dengan aku, jadi kamu tidak perlu tahu.”

Dia tersenyum yang misterius, bersiap untuk kembali kekamar.

“Ai, aku tidak seperahu dengan kamu, emang kamu kira sekarang dimana?”

Sean Ou tidak memperdulikan dia, bergegas keluar dari kamarnya.

Malam, hujan semakin deras, karena saat ini di atas laut, tiupan angin semakin mengerikan, suara angin laut disertakan suara hujan, terdengar orang menjadi hal yang menakutkan, Michelle Yang merangkung di sudut sofa, kedua tangan menutup telinga, dalam mata kelihatan sangat cemas dan takut.

Dia takut badai hujan, lebih takut petir, hal ini yang kenal sama dia semua tahu….

Karena saat sore Helena He pertentangan secara fisik dengan Dennil Du sekali, sekarang sangat capek berbaring di kasur, dipeluk erat dipelukannya, diluar dunia bagaimanapun bertimpah balik, juga tidak ada gangguan padanya.

Malam jam sebelas, beberapa orang sudah tidur, ada orang yang tidak berani tidur, awalnya cuaca sudah cukup jelek hujan terus, malah disana ini listrik tiba-tiba padam, separuh tersesat dalam kegelapan, Michelle Yang tidak tahan lagi berjerit beberapa kali, tersesat dalam tangisan yang tak berdaya.

Yang terdengar suara tangisannya ialah Yoshua Fei yang disebelahnya, dia segera memafaatkan cahaya lampu ponsel membuka pintu melihat dia, tapi saat berjalan didepan pintu, di tutup mulut dan di tarik masuk kedalam kamar seberang.

Dia arwah dia belum balik terus menggunakan cahaya ponsel sinar, ternyata Sean Ou, sekejap langsung teriak padanya: “Kamu bertingkah apa lagi? Tidak dengar Michelle lagi menangis kah>!”

“Aku dengar kok, tapi juga bukan urusan kamu kan?”

Sean Ou dengan tenang kedua tangan memutar di dada: “Masalah Michelle kamu jangan urus, ada orang yang bakalan mengurusnya, OK?”

Yoshua Fei mengangkat alis, sekejap mengerti ide yang dia pikir, dengan kesalnya dia mendorong Sean Ou: “Kamu ini ada penyakit ya? Tak takut dunia ini kacau bukan? Kamu begitu tidak suka orang hidup bahagia kah?”

“Hebat ya kamu! Apanya bukan, kamu mengerti apa, aku ini mau Helena melihat dengan mata sendiri, Setiap orang memiliki ada hanya sebuah hati.”, Sean Ou berbalik mata.

“Kamu benaran ngomong sampah, walau wanita yang nangis itu bukan Michelle Yang, orang jika ada rasa kasihan tidak bakalan tidak tanya dan ladenin!”, sindir Yoshua Fei: “Tentu, kecuali kamu!”

“Kalau gitu kita lihat saja nanti.”

Sean Ou dengan percaya diri membuka sedikit sela pintu, seperti perampok saja melihat kondisi di luar, Yoshua Fei ingin keluar, dia tidak membiarkan keluar, dia inginnya melihat juga, apa namanya cinta sejati yang tidak akan terbelahkan….

Suara tangisan Michelle Yang mengejutkan Dennil Du hingga bangun, dia hampir refleks langsung duduk, dengan cepat menggantikan baju, terus berkata dengan Helena He yang sama terkejut bangun: “Aku pergi kesebelah lihat dulu, Michelle takut dengan cuaca semacam ini.”

Helena He memandangi bayangan orang yang gelap berkata: “Aku ikut pergi dengan kamu.”

Dia bersikeras bangun dan memakai baju langsung, dalam hati dia saat ini adalah jika Michelle ingin butuh orang temanin, dia saja yang menemanin.

Kedua orang satu depan satu belakang serbu masuk kekamar Michelle Yang, berdiri di kamar tengah, Dennil Du berteriak: “Michelle…”

Wanita yang sudah nangis tak berdaya di ujung sofa, setelah mendengar suara pertolongan ini, segera menangis lagi: “Dennil, aku disini, aku disini.”

Dennil Du segera menghampiri, Michelle Yang langsung serbu dalam pelukan dia, menangisnya sangat kuat sekali: “Di dunia aku semua sudah menjadi hitam, apakah aku sudah mau mati, aku takut sekali tidak bisa bertemu lagi!”

Helena He terdiam berdiri disana, akhirnya mengerti, kenapa dia bersikeras ingin datang kemari, sebenarnya yang dia takut bukannya keadaan demikian.

Dia takut Michelle Yang menganggap Dennil Du adalah orang yang salah satunya, yang ia bisa bergantung, jadi tidak pikir lagi langsung mengikuti kemari, tapi sekarang dia sudah datang juga bagaimana, Dennil Du penuh dengan kasihan memeluk wanita yang ia cintai dulunya, sama sekali tidak bermaksud untuk melepaskan.

“Jangan takut, tidak apa-apa, tidak apa-apa, aku disini.”

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu