Someday Unexpected Love - Bab 166 Ibu Yang Tidak Ada Guna (2)

Jangan bicara begitu, diantara aku dan Helena, hanya terjadi sedikit masalah saja, kalian dari awal adalah tanggung jawab aku.

Dennil Du bisa bicara begini, sudah membuktikan, dia dari awal, tidak pernah kepikiran mau berpisah dengan Helena.

Helena jika bukan terkadang ketemu Lily, dia mungkin juga tidak akan tahu rumah terjadi masalah apa.

Malam hari itu, dia sedang makan makanan ditempat terbuka bersama Margaret Chu, sudah jam sepuluh lebih, dalam pasar malam sedang ramai: hai, wakil direktur He, sudah lama tidak bertemu!

Lily kebetulan dengan teman juga datang makan malam, melihat Helena, dia sangat senang.

Helena canggung ketawa: aku sekarang sudah tidak bekerja di perusahaan, panggil nama aku saja.

Dia melihat teman Lily dibelakang sekilas, berkata: jika tidak keberatan, kita makan bersama saja? Kita juga baru sampai.

Baiklah.

Lily duduk, sembarangan mencari sebuah topik beberapa orang ngobrol-ngobrol.

Oh iya, wakil direktur He, ibu kamu tidak masalah kan?

Ibu aku? maksudnya apa? Helena tidak mengerti.

Ih, apakah kamu tidak tahu? Lily dengan aneh melihat dia.

Tahu apa?

Itu masalah ibu kamu pergi mencari direktur Du! Lily dengan jelas dan detail memberitahukan masalah sebelumnya kepada Helena, Helena setelah selesai mendengar, sangat lama tidak berkata apa-apa.

Dia tidak pernah berharap ada suatu hari, bisa menikmati kasih sayang yang sudah lama diharapkan, tetapi dia paling sedikit berharap, orang tua bisa hidup dengan tenang, tetapi setelah selesai mendengar perkataan Lily, dia apapun sudah tidak berpikir lagi.

Maaf, aku ada urusan pergi dulu, kalian makan saja.

Helena bangun, dengan ekspresi wajah yang berat bersiap-siap pergi meninggalkan, Margaret Chu tahu perasaan dalam hati dia, juga tidak menghalang lagi, hanya berpesan: hati-hati dijalan.

Iya. Dia mengangguk kepala, dengan maaf berkata sampai jumpa, membalik badan dengan langkah kaki yang cepat pergi meninggalkan pasar malam.

Menghalang sebuah taxi dengan buru-buru pulang kerumah, malah saat mendorong dan membuka pintu tiba-tiba sangat terkejut, dalam rumah kosong semua, sampai pintu rumah juga tidak terkunci, orang tua sudah tidak tahu kepergiannya, rumah ini pernah sesaat tidak ada kehangatan, saat ini, lebih dingin lagi……

Dia membalik badan kemudian naik taxi ke keluarga Du lagi, berdiri dipintu luar, ragu-ragu sangat lama, akhirnya tetap tidak mengetuk pintu, malahan mengeluarkan hp, menelepon telepon Dennil Du.

Apakah kamu ada dirumah? Dia bertanya.

Ada, kenapa?

Apakah bisa keluar sebentar? Aku didepan pintu rumah kamu.

Baik, tunggu sebentar.

Dennil Du mematikan telepon, sangat cepat turun kelantai bawah, saat keluar dari pintu rumah lalu melihat Helena ditempat yang tidak jauh, dia kesana berkata: mengapa tidak masuk?

Disini sudah bukan rumah aku, aku masuk hanya menimbulkan perperangan yang tidak perlu.

Sembarangan berkata, tempat yang ada aku adalah rumah kamu!

Dia mengerutkan kening, dengan sakit hati berkata: malam begini mencari aku, apakah ada masalah?

Ibu aku mana?

Dia juga tidak tahu mengapa begitu yakin Dennil Du pasti tahu ibunya pergi kemana, mungkin dia merasa, jika ibu benar-benar mencari dia, dia tidak akan membiarkan begitu saja.

Apakah kamu mau bertemu dia? Aku mengatur dia tinggal didalam sebuah apartemen.

Helena menundukkan kepala, sangat lama tidak mengeluarkan suara.

Mengapa tidak berbicara lagi? Dennil Du mengangkat muka dia, dengan kaget menyadari, mata dia sudah merah.

Mengapa menangis. Dia dengan bingung bertanya.

Apakah orang rumah aku merepotkan kamu lagi…… Helena dengan keras hati menggigit bibir bawah, berusaha menahan air mata jatuh kebawah.

Tidak repot, ibu kamu ada masalah mencari aku, aku senang saja sudah tidak sempat, paling tidak dengan begini, masih membuktikan kita adalah satu keluarga.

Satu keluarga apa? Orang rumah yang hanya bisa merepotkan kamu saja, orang rumah macam apa? Dennil, kita sudah bercerai, kamu mengapa masih mau mengurus urusan rumah aku? kamu begini apakah kita bisa berpisah? Setiap kali melihat kamu maka semuanya adalah kamu, aku harus bagaimana……

Dennil Du langsung memeluk dia dengan erat, dengan sakit hati berkata: kita tidak pernah berpisah, perpisahan sementara, hanya demi masa depan bisa lebih baik bersama lagi, aku tidak takut orang rumah kamu merepotkan aku, aku paling takut, adalah kamu sudah tidak merepotkan aku lagi, Helena, percaya aku, sangat cepat kita akan bisa bersama-sama lagi.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu