Someday Unexpected Love - Bab 247 Pilihan Darurat (1)

Helena He setiap hari pergi dari pagi sampai malam. Ia tiap hari mendengar jejak terakhir Dennil Du dari orang-orang sekitarnya, tetapi meski ia telah pergi mencarinya hari demi hari, semua usahanya tetap tidak membuahkan hasil apapun.

Dennil Du seperti air yang menguap ditengah-tengah udara, tidak peduli seberapa jauh Helena He mencarinya, dia tidak dapat ditemukan.

Saat harapan Helena He telah pupus, ia teringat akan Asisten Niko, Asisten Niko adalah satu-satunya orang yang dipercayai oleh Dennil Du. Perusahaannya telah bangkrut, rencana selanjutnya Dennil Du, pasti diketahui oleh Asisten Niko.

Dia dengan buru-buru menghampiri Asisten Niko ke tempat tinggalnya, tetapi pintu rumahnya terkunci. Helena He memustukan untuk menunggunya.

Setelah ia menunggu seharian, dan tidak makan minum apapun, semua yang terpikir olehnya hanyalah Dennil Du. Dennil Du adalah satu-satunya orang yang ingin Helena He pertahankan saat ini. Selama ia bisa menemukan Dennil Du, dia pantas menerima semua duka pahit ini!

Sebelum langit berubah gelap, Asisten Niko pulang ke rumahnya. Saat ia sampai di pintu apartemennya, dia dengan terkejut berteriak: " Nyonya!"

Helena He berdiri dari duduknya, dan bertanya: "Bagaimana dengan Direktur Dennil Du?"

"Silahkan masuk dan akan kujelaskan."

Asisten Niko mengundangnya masuk ke dalam apartemennya, dan bertanya dengan sedih: "Apakah kamu belum makan? Apakah mau kupesankan makanan?"

"Tidak perlu, beritahulah padaku, kemanakah Direktur Du?"

Asisten Niko menghempaskan napas berat: "3 hari lalu Perusahaan Du bangkrut, dan Direktur Du memberikan aku uang, dia berkata padaku aku sudah bekerja keras selama beberapa tahun ini, kelak jika perusahaan dia bisa bangkit lagi, dia berharap aku akan kembali bekerja padanya. Saat itu aku tidak ingin menerima uang itu, tetapi dia berubah marah. Karena itu, aku mengambil uangnya, dan bertanya padanya apa rencana ia selanjutnya. Dia berkata bahwa dia ingin mengurus suatu hal yang sangat penting, aku bilang aku ingin ikut bersama dengannya, tetapi dia menolakku. Dia berkata bahwa hal ini sangat berbahaya, dan tidak membiarkan aku ikut dalam keadaan apapun. Tetapi saat ia pergi dari perusahaan, aku diam-diam mengikutinya. Dia ternyata pulang ke rumah dahulu, lalu keluar. Tetapi saat ia keluar dari rumah, ia ditangkap oleh 2 pria yang memakai kacamata hitam. Saat itu aku mendengar mereka berbicara tentang Kakak Hua ingin bertemu dengannya..."

"Kakak Hua?" Helena He terkejut, ia seketika langsung merasa pusing, sedikit lagi ia hampir pingsan. Jika Dennil Du ditangkap oleh Kakak Hua, sudah tidak mungkin ia masih hidup saat ini!

"Aku juga tidak mengerti siapa si Kakak Hua itu, dan beberapa hari ini aku tidak mendapatkan Direktur Du, dan aku tidak tau apakah dia sudah kembali atau belum."

Helena He menggeleng: "Kalau dia tidak kembali, dia pasti diculik oleh mereka..."

"Diculik? Kalau begitu kita harus cepat lapor ke kepolisian!" Asisten Niko berkata dengan wajah yang pucat.

"Tidak bisa, kalau kamu tidak tau kejadian detilnya, kamu tidak boleh sembarangan bergerak! Aku akan memikirkan jalan keluar!"

Setelah Helena He selesai berbicara, dia berdiri meninggalkan apartemen Asisten Niko. Dia berjalan ditengah kegelapan malam hari, dan sampai ke rumah Tony Lou.

Dia menekan tombol bel, tidak lama kemudian, pintunya dibuka. Tony Lou dengan terkejut: "Helena He? Bukannya kamu sedang berada di luar negeri?"

"Tony, sekarang aku sedang ada dalam situasi darurat, aku akan mempersingkatnya. Kakakmu sedang dalam situasi berbahaya, tolong kamu minta kepadanya..."

Tony Lou dengan wajah yang cuek berkata: "Perusahaannya bangkut. Aku tidak punya jalan lain."

"Bukan bangkrut, tetapi ia diculik oleh orang lain. Orang lain itu bernama Wibowo Zhong. Apakah kamu mendengar namanya sebelumnya?"

"Wibowo Zhong?" dia dengan terkejut bertanya pada Helena He: "Bagaimana kamu bisa tau tentang Wibowo Zhong?"

"Ceritanya panjang. Tolong kamu pikirkan dahulu caranya agar kakakmu bisa diselamatkan." Helena He menunggu respon dari Tony Lou, dan saat ia melihat ekspresi Tony Lou yang terlihat seperti ia tidak ingin membantu, dia sekali lagi memohon: "Anggap permohonanku ini padamu, bukan karena dia adalah kakakmu, tetapi karena dulu kita adalah sahabat baik, bagaimana? Aku sangat membutuhkan bantuan darimu..."

Suara Helena He terdengar sedikit parau, matanya memerah, dia menggigit bibirnya agar ia tidak mengeluarkan suara tangisan.

"Maaf, aku tidak punya kekuatan untuk itu. Wibowo Zhong adalah preman kelas kakap di negara ini, dan aku bukanlah lawan baginya, jadi, aku tidak bisa membantumu."

"Kamu bohong, kamu pasti tidak mau menolongnya. Meski kekuatan Wibowo Zhong sangat besar, kamu tetap harus memikirkan jalan keluarnya. Dennil adalah kakakmu, kakak kandungmu sendiri, bagaimana bisa kamu melontarkan kalimat seperti itu!"

Helena He dengan suara yang keras berteriak, hati dia hampir hancur, dan Tony Lou adalah orang satu-satunya yang bisa membantunya, tetapi sekarang, dia sudah semakin hilang harapan.

"Maupun kamu berpikir seperti apapun, aku tetap tidak bisa. Aku sudah bilang aku tidak punya kekuatan untuk itu, kalau aku bisa membantu, bahkan orang asing pun akan tetap kubantu. Tetapi jika memang tidak bisa, meski ia adalah kakak kandungku sendiri, aku tidak bisa membantunya!"

"Kamu sebenci itu dengan Keluarga Du? Tony, Aku tau kamu bukanlah manusia yang dingin seperti itu, didalam hatiku kamu tetaplah seseorang yang rela mengorbankan diri sendiri, dan menolong orang lain. Apalagi ini adalah keluargamu sendiri! Jika ini bukan karena dengki, mana mungkin kamu akan menyerah karena tidak kuat?"

Tony Lou dengan marah menatap Helena He: "Jangan lagi ungkit padaku tentang keluarga, aku sudah pernah bilang, aku, Tony Lou tidak memiliki keluarga!"

"Aku akan memberitahu kamu kenyataannya. Sebenarnya kamu sudah menyalahpahami ibumu sendiri. Dia bukan sengaja membuangmu, tetapi dia menghadapi sebuah kesulitan!"