Someday Unexpected Love - Bab 146 Bunga Mekar Bunga Layu (1)

Pagi hari jam sembilan, seminar resmi dimulai, setelah satu jam kemudian, Helena perlahan-lahan sedikit tidak bisa duduk tenang, kesakitan dibagian perut seperti semakin bertambah, dia melihat semua orang dengan serius mendengar pelajaran, tidak enak merusak suasana, lalu ingin menahan sampai jam setengah sebelas selesai pelajaran.

Lima menit kemudian, bagian bawahnya tiba-tiba merasakan ada cairan mengalir keluar, sama seperti dengan biasanya datang bulan, dia tergesa-gesa bangun dan lari keluar, dengan cepat datang ke toilet, melepaskan celana melihat sebentar, tiba-tiba wajahnya pucat, hampir pingsan……

Diatas celana dalam tidak terduga ada darah, darah merah segar, seorang ibu hamil yang sedang hamil, tiba-tiba melihat merah, ini tandanya apa, dia sangat jelas!

Dengan tergesa-gesa dan panik mengeluarkan hp, gemetar menelepon nomor hp Dennil Du, suara dia tersedu-sedan berkata: Dennil, cepatan datang, aku mengalir darah……

Dennil Du sangat cepat mengantar Helena ke rumah sakit kesehatan ibu dan anak, bagian dokter ahli kandungan segera membantu dia menyuntikkan progesteron, Helena berulang kali bertanya: Anak aku akan ada masalah tidak? Anak aku akan ada masalah tidak?

Ini harus melihat kondisi, sudah menyuntikkan kamu jarum melindungi kandungan, sekarang kamu pergi infus, bisa terlindungi atau tidak bisa, ini tidak bisa menjamin kepada kamu!

Helena berbaring didalam ruang pasien sedang infus, air mata terus mengalir, dia ketakutan memegang tangan Dennil Du: bagaimana, Dennil, aku harus bagaimana? Jika anaknya tidak bisa terlindungi bagaimana……

Dennil Du sangat sakit hati menghibur dia: tidak masalah, jangan khawatir, tidak akan ada masalah!

Sekarang hati dia juga seperti tersayat pisau, dia yakin dan pasti bahwa diri sendiri semalam tidak hati-hati sehingga melukai anak, dia sangat menyesal dan sangat benci ingin menampar diri sendiri!

Dua botol infus sudah habis, sudah jam dua sore, rumah sakit membuka beberapa obat melindungi kandungan, menyuruh Helena pulang kerumah kapan saja harus mengamati, jika darahnya bisa dihentikan maka anaknya bisa terlindungi, jika darahnya tidak berhenti, kalau begitu harus menyiapkan diri untuk menerima keguguran.

Sangat kejam, juga perkataan yang sangat nyata.

Helena sangat sakit hati ikut Dennil Du pulang kerumah, air mata dia sepanjang jalan tidak pernah berhenti, Dennil Du selain menghibur dia, juga sangat menyalahkan diri sendiri, menyalahkan diri sendiri sampai ke sumsum tulang.

Tiba dikeluarga Du, dia menghapus kering air matanya, tidak ingin membiarkan siapapun melihat dia ada yang berbeda.

Dennil Du bergandeng tangan dia naik kelantai atas, membiarkan dia berbaring diatas ranjang istirahat, dia terus duduk disamping ranjang menemani dia, malam hari jam enam, Helena mulai demam tinggi, dia sekali lagi mengendong dia, segera mengantar kerumah sakit.

Baru tiba didepan pintu rumah sakit, dua mata dia lalu hitam, pingsan didalam pelukan Dennil Du……

Otaknya masih ada sedikit kesadaran, malah tidak bisa melakukan reaksi apapun, hanya bisa membiarkan dia berkali-kali memanggil nama dia.

Pada saat dia bangun, berbaring diatas kasur pasien rumah sakit, disekitar yang kabur, berdiri banyak perawat yang mengenakan pakaian warna putih, masih ada sebuah wajah yang kenal.

Helena, kamu sudah sadar? Dennil Du dengan sangat menyayangi memegang wajah dia, hatinya sakit seperti disobekin……

Dennil, anak mana? Anak sudah tidak ada kah?

Air mata dia mengelilingi dimatanya, suaranya tersedu-sedan hingga serak.

Masih ada, anak masih ada.

Mendengar anak masih ada, sakit hati dia perlahan-lahan membaik sedikit, Dennil Du membalik kepala berkata kepada dokter yang bertugas: mohon kalian harus berusaha melindungi anak didalam kandungan istri aku!

Dokter mengangguk kepala: ini tentu saja.

Kemudian pemeriksaan yang berturut-turut, suntik, infus, Helena disiksa hingga tidak ada tenaga sama sekali, dia mengerti, meskipun anak ini terselamatkan, dia malam ini menerima begitu banyak pengobatan, anaknya juga ada kemungkinan cacat……

Demi dokter leluasa mengamati, Helena tidak pulang kerumah, terus dirawat didalam ruang pasien rumah sakit, Dennil Du juga terus menjaga disamping dia, malam hari jam sepuluh, perut dia mulai kesakitan sangat parah, dan juga berlanjutan sakit berjam-jam, setelah dokter memeriksa, penyesalan dan tidak berdaya mengumumkan: sudah tidak ada cara lagi, sudah mulai kontraksi……

Jam dua belas, rasa sakit menghilang, Helena kelelahan tertidur, dia benar-benar, terlalu lelah.

Sekali tidur langsung sampai terang, Dennil Du sama sekali tidak menutup mata, melihat dia sadar, memegang tangan dia, dalam mata ada kabut tipis yang menutupi.

Dennil, perut aku sudah tidak sakit! Anak sudah tidak bermasalah!

Helena terharu melompat dari atas kasur, dia lari ke toilet ruang pasien mengecek sebentar, sangat terkejut menemukan, tidak ada barang yang aneh.

Dennil, benar-benar sudah tidak ada masalah, anak kita benar-benar sudah terselamatkan!

Karena terlalu terharu, dalam mata dia ada air mata kristal yang bersinar, Dennil Du malah sedikitpun juga tidak bisa senang, hati dia, selain sakit, tetap masih sakit……

Ayo, kita biarkan dokter memastikan sebentar, apakah anak kita semuanya aman.

Dia memakai jaket, menarik lengan Dennil Du jalan keluar, saat jalan sampai setengah jalan, tiba-tiba, bawahnya ada cairan yang mengalir keluar, tiba-tiba langkah kakinya berhenti, dia terkejut……

Tidak ada penjelasan apapun, dia membalik badan lari kekamar pasien, menutupi diri sendiri didalam toilet, pada saat melihat cairan warna merah segar, dia lumpuh duduk diatas lantai.

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu