Someday Unexpected Love - Bab 91 Sangat Mengganggu (1)

Ketika tiba di rumah sakit, Helena He berdiri di depan keran dan membersihkan darah segar di kedua tangan Dennil Du, perasaan hati tidak bisa tenang dalam waktu yang cukup lama, ia tak sempat mengganti baju basah di tubuhnya, sudah hampir kering ditiup angin, tapi tetap saja hatinya masih basah.

Luka Dennil Du sedang dibalut di ruang perawatan, Helena He keluar dengan alasan ingin membersihkan bekas noda darah di tubuhnya, hanya karena dia tidak ingin melihat rasa sakit yang muncul di matanya.

Dia tahu, rasa sakit itu, setelah Michelle Yang membawa ibunya pergi, hal itu terus menyelimuti pandangan matanya, tidak peduli bagaimana dia mengabaikannya, tetapi masih tidak bisa diabaikan.

Pada malam hari,keduanya kembali ke rumah Keluarga Du bersama-sama, melihat lengan Dennil Du terluka, rumah seketika kaget melihatnya.

Marsha Du berteriak: Kakak, apa yang terjadi padamu?

Sinta Dou bukannya bertanya tetapi malah marah dan berkata: Pasti karena wanita penggoda yang bermarga He itu kan?

Sebenarnya Helena He yang mengikuti Dennil Du dari belakang, ibu mertua bukan pertama kalinya memanggil dirinya dengan sebutan wanita penggoda tanpa berdosa, awalnya dia sangat marah, tapi sekarang dia perlahan sudah mati rasa, lagi pula, sejak menikahi Dennil Du, banyak orang merasa dia adalah wanita penggoda, ayah dan ibu mertuanya berpikir begitu, Karina Shi berpikir begitu, adik iparnya berpikir begitu, ibu Michelle Yang berpikir begitu, hari ini dia marahi dengan sebutan wanita penggoda di depan begitu banyak orang, dia juga tidak merasa dapat menerimanya lagi, tampaknya sudah benar-benar mati rasa.

Bu, kamu selalu konyol dalam berbicara. Apakah wanita penggoda memiliki marga keluarga? Marga He? Atau aku katakan saja dia memiliki marga Dou.

Dennil Du secara naluriah menjaga harga diri Helena He, sebenarnya hal ini bukannya Helena He tidak terharu, tidak peduli dari sejak awal hingga sekarang, dia tidak akan membiarkan siapa pun mempermalukan dia di depan.

Oke! Aku tidak peduli denganmu! Demi Helena ibumu tidak bisa berbuat apa-apa! Nyonya Du menatapnya sekilas putranya dengan tajam

Dengan emosi yang membawra ia duduk di sofa dan merajuk.

Bagaimana tanganmu bisa terluka? Tuan Du bertanya, meskipun ekspresinya masih sangat dingin, tetapi pandangan matanya yang tak enak tersirat makna yang memprihatinkan.

Tidak apa-apa, menemani klien pergi bersenang-senang, mabuk dan tidak sengaja terjatuh.

Dennil Du menjelaskannya secara samar, ia membalikkan badan dan bersiap untuk naik ke atas.

Sinta Dou mengalihkan pandangannya ke Albert Du, ia berkata dengan takjub: Suamiku, ada seseorang pembawa malapetaka di rumah ini, semua orang pasti kena sialnya, pertama, Ayah kita, lalu Marsha, lalu Karina, sekarang giliran Dennil, tidak bisa berhenti sejenak, benar-benar tidak tahu siapa yang akan menjadi korbanberikutnya ...

Ibu mertuanya yang sering berkata tidak baik dan tajam kepada Helena He bukanlah pertama kalinya ia seperti ini, dia harus memiliki teori dengannya, tetapi malam ini, dia tidak dalam perasaan yang baik.

Jangan selalu berbicara buruk! Tuan Du menegurnya.

Meskipun itu adalah kalimat yang sangat umum, orang-orang yang mendengarnta tentu merasa cukup aneh dan terkejut, Nyonya Du kesal karena suaminya jarang berada berdiri di posisi yang sama sekarang, Helena He merasa bahwa sejak Karina Shi dipenjara, sikap ayah mertua terhadapnya telah mereda, meskipun masih berkata dengan dingin, tetapi arah pembicaraan itu tidak lagi menunjuk padanya.

Naik ke atas, Helena He terdiam sunyi, Dennil Du ingin mengatakan sesuatu, tetapi melihat wajahnya tidak bahagia, kata-kata yang sudah sampai di ujung bibir terpaksa ditelannya kembali.

Dia dengan tenang bersandar di sofa, memikirkan apa yang terjadi di siang hari, dan jatuh dalam kehampaan.

Helena He tidak tahu apa yang sedang disibukkan dirinya, sebentar dia mencampakkan diri ke sini, sebentar mencampakkan dieinya ke sana, i melihat Dennil Du tduduk di sana tidak bergerak, tampak dari wajahnya perasaannya sedang tidak baik, mengingatkan dia: dia belum mandi.

Melihatnya berinisiatif berbicara, Dennil Du membuka matanya yang gelap, dengan sangat tak berdaya dengan matanya melihat tangan kirinya yang terluka: Bagaimana aku membersihkannya?

Bukankan kamu masih memiliki satu tangan yang masih bisa digerakkan, cukup gunakan tangan itu.

Satu tangan sangat tidak nyaman, dokter mengatakan bahwa luka ini tidak boleh terkena oleh air, jika tidak maka lukanya akan meradang.

Kamu cukup memperhatikan sendiri lukamu, kamu bukan anak berusia tiga tahun lagi!

Melepaskan baju juga tidak bisa ...

Helena He tidak tahan untuk menggeram: Apa yang kamu inginkan? Apakah kamu ingin aku membantumu untuk mandi?

Dia sebenarnya sangat jengkel ketika mengatakan itu, dan ternyata Dennil Du mengangguk: Ya, maksudku seperti itu.

......

Kalau begitu jangan mandi, satu malam tidak mandi tidak akan membuat orang mati.

Helena He menghela nafas dan masuk ke kamar mandi, ia menutup pintu kamar mandi dengan perasaan seolah-olah bersenang-senang di atas penderitaan orang lain, karena dia tahu bahwa Dennil Du adalah pria yang sangat bersih, jika dia tidak mandi malam ini, dia pasti akan menjadi gila.

Ternyata benar saja, Dennil Du mengetuk pintu kamar mandi, dan berkata dengan tulus: Helena, tolong bantu aku ya?

Kamu benar-benar tidak bersedia untuk membantuku?

Jika kamu tidak berbicara lagi, aku akan keluar dan mencari solusi ...

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu