Someday Unexpected Love - Bab 131 Mati Kedinginan (1)

Aku mau pulang, kita pergi ke jalan masing-masing, ya!

Margaret Chu berbalik dan Sean Ou berkata: Terima kasih atas kebaikanmu. Aku mau mentraktirmu makan.

Aku sudah makan malam.

Kalau begitu mentraktirmu minum-minum?

Apakah kamu masih ingin mau masuk ke Biro lagi?

Kalau begitu ayo cari tempat untuk duduk?

Hei, aneh, apa kamu mau aku menemanimu ngobrol? Margaret Chu berhenti dan menatapnya dari atas sampai bawah dengan tangan di dada.

Ya, aku merasa tertekan pada beberapa hari ini dan tidak bisa menemukan teman yang bisa aku ajak bercerita.

Sean Ou berbohong, sebenarnya, dia hanya tidak ingin pulang sepagi ini.

Keduanya sampai dipantai dan duduk di atas pasir, Margaret Chu melihat mantelnya juga hilang, beku menggigil kedinginan, dia mendesah dan melepas mantelnya, dan menyerahkannya: Pakai.

Terima kasih, aku tidak kedinginan.

Ayolah, jangan mati beku di depanku, aku tidak bisa tidak bertanggung jawab nanti.

Sean Ou tersenyum dan mengambilnya.

Apakah kamu pikir Helena He dan Dennil Du benar-benar akan bercerai? Margaret Chu duduk di sebelahnya dan bertanya dengan cemas.

Siapa yang tahu, aku sudah terlalu malas untuk mengurus mereka berdua.

Kasihan sekali Helena He kami, bagaimana bisa dia sesial itu?

Hei, kamu tidak mengetahuinya secara jelas, dia yang mau meninggalkan Dennil Du, dia yang mengusulkan untuk bercerai.

Margaret Chu mengangkat tangan dan meninjunya: itu juga karena orang yang bermarga Du menyakiti hatinya! Apakah kamu tahu seberapa besar Helena mencintainya?

Uh... Sean Ou dibuat mengerang oleh Margaret Chu yang tanpa sadar meninjunya. Dia mengangkat alisnya: Kamu bicara saja, kenapa menggerakkan tangan?

Ah? Apa menyentuh lukamu? Margaret Chu panik karena merasa bersalah.

Menurutmu?! Dia menggulung lengan bajunya, bahunya biru dan ungu. Margaret Chu tampak ketakutan, dia mengulurkan jari-jarinya dan menekan-nekannya, dan langsung terdengar erangan.

Wow, seserius ini, apa kamu mau pergi ke rumah sakit?

Sean Ou menggelengkan kepalanya: Tidak perlu, luka luar tidak membuat mati.

Aku lihat di mana saja kamu terluka. Margaret Chu menarik lengannya dan dengan hati-hati memeriksa: Disini sudah biru, di bagian ini ungu, di sini semua darah, dan di sini, disini, dagumu juga terluka!

Alis Margaret Chu mengerut dan menempel, menatap dagu Sean Ou dari jarak dekat. Dia terlalu bersemangat dan tidak menyadari kalau jarak mereka berdua sangat dekat. Sean Ou menatap seorang wanita dengan sangat hati-hati untuk pertama kalinya, tiba-tiba jantungnya seperti berdetak dengan sangat cepat. Wanita di depannya memiliki sepasang mata yang seratus kali lebih besar dari Karin Yang, seperti genangan air jernih, terang dan lembut. Dia belum pernah melihat mata sejernih itu, dan tiba-tiba tidak bisa menahan diri dan menelan air ludah.

Tuan Ou, aku pikir lebih baik pergi ke rumah sakit untuk mengobati luka. Kamu lihat, cedera kamu sangat banyak. Dahi juga berdarah, jangan sampai bekas lukanya merusak wajah tampanmu.

Margaret Chu tidak memperhatikan perubahan Sean Ou. Dia hampir menempatkan wajahnya di depan Sean Ou, menyeka noda darah di dahinya dengan tissue, dan menghantam wajah Sean Ou. Pikirannya kosong, tiba-tiba tidak tahu apa yang salah dengannya, dia menghantam keras bibir merahnya...

Hampir sesaat, Margaret Chu membeku, tangannya di udara tidak bergerak. Seluruh tubuhnya seperti patung, setelah beberapa waktu yang lama dia baru bereaksi, wajahnya memerah sampai ke leher, dan dengan marah bangkit dan menendang paha Sean Ou dengan sekuat tenaga: Orang bermarga Ou, kamu... kamu bajingan!

Sambil menutup pipi merahnya, dia melarikan diri dengan marah. Setelah berlari untuk waktu yang lama, dia kembali dan mengambil kembali mantel yang dipakai Sean Ou dengan kasar. Mengatakan satu kalimat: Mati beku saja kamu! Dan berlari pergi tanpa ada bayangan lagi.

Waktu berlalu setiap hari, dan Helena He juga menghitung hari Dennil Du kembali, awalnya dia mengatakan akan kembali pada tanggal 15, sekarang sudah lewat tanggal 15, dan itu bukan satu atau dua hari, tapi sudah setengah bulan! Dia tidak bisa menghubunginya, kecuali menunggu, dia hanya bisa menunggu.

Di meja makan keluarga Du pada malam hari, tidak biasanya mood Sinta Dou baik. Sejak mengetahui putranya akan bercerai, setiap hari dia segar dan sangat puas, sepertinya hari-hari dia marah tidak akan datang lagi.

Bu, ada hal membahagiakan apa yang terjadi? Kenapa mood kamu terlihat sangat bagus?

Marsha Du bertanya pada ibunya dengan penasaran.

Dia mengangguk: Tentu saja, apa kamu tidak tahu?

Tahu apa? Marsha Du bingung.

Kakakmu sudah mau bercerai?

... benaran apa bohongan? !

Nona kedua keluarga Du terkejut dan mengira ibunya hanya bercanda.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu