Someday Unexpected Love - Bab 43 Tidak Akan Ada Seorang Pun Yang Mempersulitmu (1)

Perasaannya sangat tidak nyaman datang ke depan pintu kamar kakaknya, mengetuk pintu itu beberapa kali, Marchella Du memunculkan kepalanya dari sisi pintu dengan hati-hati, setelah dia melihat siapa yang datang, dia memanggil dengan senang: Dennil......

Kakak. Dia tersenyum menyentuh kepala kakaknya, perasaan tidak nyaman itu berubah setelah dia melihat kakaknya.

Marchella Du menarik lengannya masuk kedalam kamar, menunjuk lehernya berucap: Apakah bagus?

Dia tercengang, kemudian langsung menganggukkan kepalanya: Ya, bagus, siapa yang memberikan itu padamu?

Helena, istrimu.

Dia menyentuh cangkang kerang itu dengan senang, tidak mengerti dengan adiknya yang tiba-tiba terdiam.

Helena orang yang baik. Dia kembali berucap.

Dennil Du mengangkat tatapannya, kemudian bertanya: Kakak, bagaimana bisa kamu tahu jika dia istriku?

Sekuat tenaga menyembunyikan keterkejutannya, teringat dengan Helena He yang terkejut waktu itu, dia tidak percaya jika Helena He datang mengunjungi kakaknya.

Dia bilang dia adalah orang yang akan bersamamu selamanya.

Tatapan kakak terlihat sangat polos, jika orang lain mengatakan apa berarti itu lah yang dimaksudnya.

Mendengar ucapannya, Dennil Du kembali tenggelam dalam pikirannya......

Sebelum langit gelap, dia menerima telepon dari Helena He, dia bilang hari ini adalah ulang tahun Margaret Chu, jadi dia tidak akan kembali untuk makan malam.

Dia menyetujuinya dengan santai, tanpa menanyakan soal kakak.

Tepat pukul sebelas malam, Helena He baru kembali ke rumah keluarga Du, ketika dia melewati ruang tengah, semua orang sudah terlelap dikamar masing-masing.

Dia menuangkan segelas air putih kemudian duduk diatas sofa dan minum perlahan-lahan, dalam ketidak sadarannya, dia melihat sebuah benda berkilau yang terdapat didalam tempat sampah samping sofa.

Dia membungkukkan tubuhnya untuk mengambil benda tersebut, ternyata kalung mutiara yang dia berikan pada Nyonya Du, matanya seketika memerah karena marah.

Walaupun harganya tidak seberapa, namun itu hadiah darinya, namun hadiahnya malah dibuang kedalam tempat sampah!

Menggenggam mutiara itu menjadi segumpal dalam tangannya, air matanya beberapa kali hampir keluar dari matanya, namun dia berhasil menahannya sekuat tenaga.

Meletakkan gelas keatas meja kemudian bangkit naik ke lantai atas, ketika dia melewati kamar, dia melihat lampu diruang baca Dennil Du masih menyala, jika biasanya dia akan masuk kedalam menyapanya, namun malam ini dia sedang tidak berminat......

Mandi dengan terburu-buru kemudian naik keatas ranjang, menarik selimut hingga menutupi kepalanya, memikirkan semua hal yang membuatnya merasa kesal, dia menahan sekuat tenaga dorongan dalam dirinya untuk menangis.

Dennil Du menatap jam sejenak, sudah pukul sebelas lewat, dia mengira jika Helena He belum kembali, bangkit berdiri bersiap mengambil jaket untuk menjemputnya.

Ketika dia membuka pintu kamar dia baru menyadari jika Helena He sudah kembali, dia berjalan ke sisi ranjang kemudian bertanya: Kapan kembali?

Helena He tidak menggubrisnya.

Dennil Du merasa ada yang tidak beres, dia duduk disisi ranjang ingin membuka selimut, namun ditarik dengan kuat oleh Helena He.

Ada apa? Dia masih tidak menggubrisnya.

Dia menarik selimut dengan kuat, hingga akhirnya mereka berdua saling berhadapan.

Aku salah apa padamu? Kenapa menghindariku? Dennil Du bertanya dengan kesal.

Tidak ada hubungannya denganmu. Helena He mengulurkan tangannya ingin menarik kembali selimut, namun ditahan olehnya.

Dia memiringkan kepalanya melihat wajah wanita itu, kemudian bertanya dengan terkejut: Kamu menangis?

Tidak, pergi sana! Helena He mendorongnya, kemudian menolehkan kepalanya kearah lain.

Jika tidak kenapa kamu tidak berani melihatku? Pasti terjadi sesuatu, aku tidak akan pergi jika kamu tidak mengatakannya. Dia menarik bahunya dengan kuat.

Seketika, Helena He ingin mengungkapkan semua kekesalannya, namun akal sehatnya melarangnya, seburuk apapun Nyonya Du, dia adalah ibunya Dennil Du, dia tidak berhak untuk mengatakan hal buruk dibelakangnya.

Tidak terjadi apa-apa, aku hanya minum terlalu banyak, jadi sedikit pusing. Dia menghindari tatapannya yang tajam, membalikkan tubuhnya kembali berbaring diatas ranjang.

Dennil Du membungkukkan tubuhnya mengendus, Kenapa tidak tercium aroma alkohol sedikitpun?

Dia menghela nafasnya, berucap: Bukankah kita teman? Sebagai teman seharusnya jujurlah sedikit. Katakan, apa yang sebenarnya terjadi?

Helena He merasa kesal karena ditanya terus-menerus, dengan kesal melempar bantal kearahnya: Teman bukan suami, kamu tidak perlu mengetahui apapun.

Dennil Du yang menerima penolakan, dengan kesal bangkit berdiri masuk kedalam kamar mandi.

Hati wanita sulit dimengerti, ternyata seperti ini......

Setelah dia selesai mandi dia kembali ke sisi ranjang, menghadap punggung Helena He dan berucap: Jika kamu tidak ingin mengatakannya aku tidak akan memaksamu, tapi jika kamu merasa sedih, aku bisa meminjamkan bahuku padamu.

Tidak perlu, terima kasih.

Dennil Du memutar kearah lain, duduk disisi lain ranjang, dia menatap Helena He yang menutup rapat kedua matanya, tanpa menyerah kembali berucap: Aku minta maaf karena tidak menepati janjiku untuk pergi ke Maldives kemarin, begini saja, sebagai permintaan maafku, beberapa hari lagi aku akan mengajakmu pergi ke Tibet, bagaimana?

Tidak perlu, terima kasih.

Dennil Du mengira dia akan menyutujuinya dengan senang, ternyata dia ditolak.

Dia menghela nafas, tidak lagi menanyakan penyebab perasaannya menjadi buruk, dia tidak ingin mengatakannya, dia harus memberikannya ruang untuk dirinya sendiri.

Tidak pernah terpikirkan oleh Helena, jika keesokan harinya dia akan menerima telepon dari orang asing, kemudian bertemu dengan orang asing disebuah cafe.

Dia adalah ibu dari Michelle, Lori Qin.

Ada apa kamu mencariku? Ketika dia membuka mulutnya sebenarnya dia sudah menduga apa tujuannya.

Nona He, aku tidak akan berbelit-belit, aku mencarimu hanya untuk memberi tahumu untuk bercerai dengan Dennil Du.

Heh, sungguh konyol, dia baru saja menikah setengah bulan, tapi sudah ada orang yang menghasutnya untuk bercerai, masalah apa lagi ini?

Kenapa? Dia bertanya dengan tenang.

Kamu pasti tahu, Dennil Du sangat mencintai putriku, dan putriku juga sangat mencintainya, jadi seharusnya kamu tidak merusak hubungan mereka.

Helena He menatap wanita berkelas dihadapannya dengan bingung, merasa aneh dengan ucapannya.

Bibi, aku mengerti dengan ucapanmu, namun putrimu sudah tiada, apakah demi dia Dennil Du tidak akan menikah seumur hidupnya?

Plak......

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu