Someday Unexpected Love - Bab 80 Dialah Yang Dicintainya (1)

Dennil, malam ini kenapa kamu terlihat tidak fokus?

Michelle Yang mulai sedikit marah, Dennil Du yang dulu, tidak akan melupakan hal-hal yang seharusnya tidak dilupakan.

Tidak.

Tidak apanya, kamu bahkan tidak mendengarkan ucapanku, pertanyaan yang aku tanyakan, kamu menjawabnya dengan asal!

......Sudah kukatakan kepalaku pusing.

Dennil Du menghela nafas, sepertinya kepala pusing adalah alasan yang paling baik untuknya.

Helena He terus berjalan dengan diam, walaupun dia tidak menolehkan kepalanya sekalipun, namun dia dapat merasakan, ada sepasang mata tajam yang terus menatapnya, mengikuti disetiap langkahnya.

Seketika, dia merasa kebingungan, karena Michelle Yang berada dibelakangnya, dia harus pergi kearah mana?

Dia tidak bisa kembali ke rumah keluarga Du, jadi dia berdiri dipinggir jalan menghentikan sebuah taxi, kemudian berucap pada Michelle Yang yang menyusulnya: Sebenarnya rumahku sangat jauh, sebaiknya aku naik taxi saja.

Ha? Oh baiklah, kalau begitu kamu hati-hati dijalan.

Michelle Yang melambaikan tangan padanya, Helena He juga tidak menatap kearah Dennil Du, langsung masuk kedalam taxi dengan diam, berucap pada supir taxi: Jalan Golden Lake nomor 29.

Dennil Du mengetahui dengan jelas alamat yang dia sebutkan, yaitu alamat rumah orang tuanya, tempat yang pernah dia tinggali tanpa perasaan.

Taxi yang dinaikinya telah pergi, dari kaca spion, dia dapat melihat Dennil Du, hanya dengan cara seperti ini, dia baru dapat memberanikan diri untul melihat Dennil Du.

Sebenarnya Helena He tidak kembali ke rumah orang tuanya, ketika mobil telah memasuki area Golden Lake, dia langsung menyuruh supir taxi untuk memberhentikan mobilnya.

Danau yang berada dihadapan Helena He terlihat sangat tenang dan damai, cahaya berkilau dibawah sinar bulan, tidak terlihat riak air sedikitpun.

Dia mencari tempat untuk duduk, disisi kakinya terdapat setumpuk batu sungai, dia mengambil sebuah batu melemparnya kearah danau, terdengar suara air yang terlempar ke dalam air, air danau memunculkan riaknya, kemudian kembali melempar sebuah batu, satu batu lagi, entah ketika batu ke berapa yang dia lempar, tiba-tiba berhent sebuah mobil dengan kecepatan cepat dibelakang tubuhnya.

Helena He tidak membalikkan tubuhnya, dia hanya fokus terus melempar batu, hingga terdengar sebuah suara berat dari balik tubuhnya, dia baru menghentikan gerakan tangannya dengan terkejut.

Duduk disini apa kamu tidak takut bertemu dengan Dennil kedua?

Dennil Du lah orang yang sedang berbicara, melihat Helena He yang tidak pulang kerumah mereka, hatinya merasa sakit, jadi dia mengantar Michelle Yang pulang, dengan beralasan jika dia memiliki urusan dirumah yang mengharuskannya pulang dengan cepat.

Sebenarnya dia datang ingin menjemputnya kembali kerumah keluarga Du, namun tidak disangka dia menemui wanita itu disini.

Helena He menolehkan kepalanya, berucap dengan datar: Kenapa kamu disini?

Dennil Du duduk disisi sampingnya, mengambil batu yang berada ditangannya, kemudian melempar batu tersebut kedanau sekuat tenaga, menimbulkan gelombang yang lebih besar dibandingkan yang Helena He buat tadi.

Aku datang untuk menjemputmu pulang.

Bagaimana dengan Michelle Yang?

Aku mengantarnya ke rumah yang lain.

Helena He segera memindahkan tatapannya kearah danau, berucap: Aku tidak akan kembali, aku tidak ingin melihatmu yang pergi terburu-buru karena sebuah telepon.

Kamu tidak kembali ke rumah keluarga Du, juga tidak kembali ke rumah orang tuamu, apa kamu berniat duduk disini semalaman?

Itu urusanku.

Urusanmu juga urusanku! Dennil Du menatapnya dengan tenang: Bagaimana bisa aku tidak memperdulikanmu.

Cih, Helena He tertawa dingin: Apakah karena terlalu bertanggung jawab padaku? Dennil, kamu bukanlah waliku, jadi kamu tidak perlu bertanggung jawab pada semua yang aku lakukan, mengenai cinta atau tidak, aku tidak akan mempermasalahkannya lagi, karena hal ini sudah dibahas sejak awal.

Dia menghela nafas, berucap: Tidak hanya rasa tanggung jawab, aku juga menyukaimu.

Garis wajah tampan Dennil Du terlihat sangat jelas, suaranya juga terdengar sangat pelan, namun masih dapat membuat orang mendengarnya dengan jelas: Walaupun suka itu tidak sedalam cinta, namun perasaan itu sungguh tulus, sama seperti semangkuk pangsit hangat dimusim dingin, ketika masuk kedalam perut, maka akan memberikan rasa hangat......

Perasaan seseorang yang akan meluap, bukanlah hal yang mudah, walaupun ada cinta di dalam hatinya, namun belum pasti ada perasaan seperti ini.

Dia tidak ingin mengakui pada Michelle Yang jika dia tidak memiliki perasaan seperti ini lagi, kenyataan ini membuatnya merasa bersalah, dia merasa telah mengkhianati masa lalu, mengkhianati perasaan, menghianati wanita yang pernah dicintainya dengan sangat dalam.

Memangnya kenapa jika suka? Selamanya rasa suka itu tidak dapat menandingi cinta, kamu bisa menggandeng tangannya dihadapan teman-temanmu dengan bebas, memakan makanan yang dia ambilkan untukmu, berjalan-jalan bersamanya, dan aku hanya dapat diam-diam melihatmu, hanya dapat makanan yang kamu sukai, namun masuk kedalam mulutku sendiri, ketika kamu bergandengan tangan dengannya dihadapanku, aku hanya dapat berpura-pura tidak melihat apapun.

Seiring dengan ucapannya, hatinya terasa semakin sakit, Helena He menundukkan kepalanya, berucap dengan terisak: Disukai olehmu seperti ini, aku merasa lebih baik tidak disukai olehmu.

Dennil Du menariknya masuk kedalam pelukannya dengan sayang, meletakkan dagunya diatas kepalanya, berucap: Helena, aku datang mencarimu untuk memberitahumu, aku tidak bisa tidak menginginkanmu, juga tidak bisa bercerai denganmu, walaupun kamu lebih kuat dari Michelle, namun dia masih memiliki ibu yang menyayanginya, selain aku, kamu tidak memiliki siapapun lagi.

Maksudmu, aku harus bermusuhan dengan Michelle?

Helena He menertawakan dirinya sendiri: Dennil, bagaimana bisa seperti itu, aku sangat mengetahuimu jika kamu sangat mencintai Michelle, sudah beberapa kali, kamu menganggapku sebagai dirinya, ketika kamu menciumku, kamu menyebut namanya, aku tidak ingin memiliki suami seperti ini, yang jelas-jelas tidur disampingku, namun hatinya memikirkan orang lain.

Dia bangkit berdiri, Dennil Du berteriak menghentikannya: Kamu mau pergi kemana?

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu