Someday Unexpected Love - Bab 194 Perangkap Kecantikan(1)

Dia sengaja pakai tangan mencubit-cubit, Ibu Yang mengerti maksud arti anaknya, dia mengangguk kepala, "Ya benar, dengar Willy pulang, aku mesti pergi lihat dia dulu, anak itu selalu tidak melakukan hal yang bagus."

"Kalau begitu telepon dia suruh dia datang kemari saja."

Dennil Du beri saran, Helena He segera membantah, "Tidak boleh, Ibu aku sendirian tinggal beberapa tidak masalah, mana mungkin sekeluarga datang, jadi hal apa-apa ini."

"Tidak masalah, lagian rumahku banyak kamar kosong."

"Aku bilang tidak boleh ya tidak boleh!", Helena He agak sedikit cemas.

Dia menghela napas, "Kalau gitu aku kendarai mobil antar kalian saja, kebetulan kalian bisa pindah kerumah baru, apartemen yang waktu itu aku jemput Ibu.""

"Sekarang sudah malam, besok saja."

Helena He mendorong-dorong dia, "Tidak perlu kamu antar, kamu pulang mengurus kerja dulu yang penting, aku dan Ibu pergi berjalan santai terus pulang, masih ada bisik-bisik yang ingin dikatakan."

"Ya, terima kasih kebaikan menantu, tunggu dua hari mertua kamu pulang, kami baru pindah kesana tinggal juga tak telat."

Dennil Du menggangguk kepala, "Baiklah."

Dia berbisik ditelinga Helena He, "Saat pulang telepon aku untuk jemput kamu, jangan jalan kaki pulang sendiri, tidak aman."

"Baiklah."

Setelah pergi dari rumah Du, Yulia Yang kurang mengerti tanya pada anaknya, "Kamu kenapa tidak jujur bilang pada menantu saja? kamu bilang padanya, mungkin dia ada cara untuk menolong Willy!"

"Aku mana ada muka bilang sama dia? kelakukan salah yang sama dilakukan dua kali, kalian tidak merasa malu, aku malah yang merasa malu!"

"Tapi menantu bukanlah orang lain, lagian sebelumnya Willy melakukan hal yang salah, dia juga tidak perhitungan sama sekali kan...."

Tidak mengungkit masalah sebelumnya, Helena He malah tidak ada marah, dia berhenti langkah kaki terus berteriak, "Ibu, aku anak kandung kamu bukan? kenapa kamu bisa mengajar Willy He hingga jadi begitu?"

"Kamu jelas aku yang lahir! Willy begitu tak berhasil bukan aku yang didik, dia sejak lahir sudah begitu, aku mau bagaimana..."

"Kok aku sejak lahir tak begitu? emangnya kita bukan satu gen kah?"

"Kamu mirip aku, dia mirip Ayah kamu."

Yulia Yang tertawa hehe, wajah penuh tak tahu malu.

"Ibu, kamu tahu tak? Waktu itu Willy melakukan hal yang kurang ajar itu, Keluarga Du bilang kita orang sampah saja bahkan tidak, kalau waktu itu bukan Dennil yang bertahan, mungkin aku sekarang adalah istri buangan yang sudah diusir dari rumah, Dennil ada rasa bertanggung jawab pada keluarga kita, tapi kitanya? Adik aku adalah anak kamu, berkali-kali taruh ide pada adeknya, hal yang begitu kotor kamu mau bagaimana suruh aku bilang padanya!"

"Tapi kamu tidak bilang, dia juga tetap bisa tahu, wanita iblis itu pasti bakal kasih tahu anaknya."

Menurut kenalan Yulia Yang, turun tangan langsung lebih baik, dari pada belakang turun tangan bakal kena bencana, daripada dibalik jebak dengan Sinta Dou, mending duluan jujur terus terang saja.

"Dia tidak bakal bilang, dia sekarang membuat jebakan suruh adek aku lompat, hanyalah untuk mengancam aku, karena dia ada pegangan ditangan aku, jadi tidak rela tiap hari kena ancam sama aku."

"Ada pegangan apa?", tanya Ibu yang dengan penasaran.

"Jangan tanya, tidak ada masalah dengan kamu."

Helena He jelas tidak ingin membocar sesuatu, dia mengoperkan koper pada Ibunya bilang, "Kita berpisah untuk cari-cari, kamu pulang rumah dulu lihat, aku pergi ketempat yang sering dikunjung dia, siapa duluan yang ketemu langsung telepon beri tahu sesama."

"Oh, Baiklah."

Helena He pergi ke beberapa tempat yang sering dikunjungi Willy He, tapi tiada hasil, Ibunya juga tidak ada telepon kemari, kelihatannya dia juga tidak pulang kerumah, emang bisa pergi kemana? merenung berpikir sebentar, kepikiran satu tempat.

Langkah berhenti didepan pintu Spa center yang berhijau gunung dan air, dia menenangkan emosi dia, jalan masuk kedalam.

Tatapan berarah ke satu per satu kursi, para lelaki sedang menikmati pelayanan pijitan nona-nona, dia menahan rasa mual dia, terus mencari wajah yang tak asing baginya.

Benaran Willy He ada disini, dia sedang memejamkan kedua matanya, telinga disumbat headshet, tangan memegang MP3, mulut bersenandung lagu, ekpresi kelihatan sangat senang sekali.

Helena He melangkah maju, hak tingginya dengan kuat menginjak dia, "Aaa..."

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu