Someday Unexpected Love - Bab 128 Paham Semuanya (1)

Bulan depan tanggal 15, masih ada hampir 20 hari dari sekarang. Dia tidak tahu mengapa Dennil tiba-tiba membuat keputusan ini, tetapi tampaknya ia terbiasa dengan kebiasaannya yang suka menunda-nunda.

Pada malam hari, ketika dia kembali kerumah keluarga Du, ia tidak membahas tentang perjalanan bisnis Dennil Du, ibu mertuanya juga tidak menanyakannya. Sejak ia bertengkar hebat dengan putranya, beliau jarang bertanya tentang putranya.

Setelah makan malam, dia langsung pergi ke kamar ayah mertua, hari-hari ini dia sibuk membereskan suasana hatinya yang berantakan, dia lupa pergi menemui ayah mertuanya, dia bahkan melupakan hal besar tentang perceraian itu. Apapun itu, dia harus membiarkan orangtua itu tau.

“Pa, apa kamu sudah tidur?” Berdiri di depan kamar, ia bertanya dengan lembut.

“Helena ya? Masuk, ayah tidak tidur.”

Suara ayah mertua itu sepertinya lebih lemah, kemudian Helena berjalan masuk, menekan sakelar lampu, dan membantu ayah mertuanya duduk.

“Kenapa kamu tidak datang beberapa hari ini?” Dia bertanya dengan lemah, pipinya tampak lebih kurus daripada sebelumnya.

Helena melihat bahwa tubuhnya belum juga membaik, ia sangat merasa sedih, tidak tahu apa ini waktu yang tepat untuk mengatakan bahwa ia ingin cerai, lalu apakah ini akan mengganggu kesehatan ayah mertua?

“Pa, Dennil sedang pergi ke Amerika, banyak urusan pekerjaan, jadi beberapa hari ini ia tidak datang menemuimu.”

Helena duduk ditepi tempat tidur, dalam hati terasa berat untuk memberi tahu ayah mertua, dia menundukkan kepalanya dengan kedua tangannya yang terikat.

“Helena, apakah ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?”

Mata tajam Albert Du melihat kegundahan dan kegelisahannya.

“Aku….”

Ia menggertakan gigi, dia memutuskan untuk berterus terang dengan ayah mertuanya, ia tidak bisa menyembunyikan kebenaran darinya karena cepat atau lambat ia akan mengetahuinya.

“Pa, aku dan Dennil akan bercerai.”

“Apa?” Tuan Du terkejut menatapnya : “Apa yang terjadi?”

“Tidak banyak hal yg terjadi hanya saja ada lebih banyak masalah, kita tidak bisa saling memahami satu sama lain, kita terlalu gengsi, lalu kita bersama tidak betul-betul bahagia, dan bahkan ada tekanan satu sama lain, jadi lebih baik berpisah.”

Helena menjelaskan dan menatap ayah mertua dengan rasa bersalah.

Albert Du mendengar kata-katanya, terdiam untuk waktu yang lama, dengan helaan nafas yang tak berdaya ia mengangguk : “Baiklah, jika kamu merasa sulit untuk tinggal dirumah ini, Ayah juga tidak bisa menahanmu.”

“Bukan pa, aku tidak merasa sulit tinggal dirumah ini, ini masalah antara aku dan Dennil, tidak ada hubungannya sama sekali dengan rumah ini!”

Helena buru-buru untuk menjelaskan, dia tidak ingin ayah mertuanya salah paham karena dia tidak tahan dengan perlakuan dirumah keluarga Du, meskipun ibu mertuanya tidak pernah memberinya perlakuan yang baik, tetapi itu bukan masalah sama sekali baginya.

Yang membuatnya benar-benar tidak bisa lagi bertahan, tidak ada yang lain selain Dennil Du.

“Apakah Dennil menyetujuinya?”

“Ia setuju, dia mengatakan tunggu ia kembali tanggal 15 bulan depan, ia akan mengurus prosedurnya.”

Mata Albert Du seperti sangat redup, dia ragu-ragu untuk berbicara dan berusaha mengucapkan : “Lalu hal yang ayah katakan padamu sebelumnya, kamu masih akan…..”

Bahkan jika ayah mertuanya tidak mengatakannya, Helena akan mengurus masalah itu dengan cepat ia menjawabnya : Pa, jangan khawatir, tentang putramu yang lain, meskipun aku bukan menantu keluarga Du, aku akan tetap berusaha yang terbaik.”

“Ok, bagus….”

Tuan Du mengangguk dengan gembira : “Helena, kalau nanti bisa, ayah harap kamu bisa sering-sering datang melihat kami.”

Bahkan jika ia terpisah hubungan dari keluarga Du, ia akan tetap memperlakukannya sebagai menantu perempuannya.

“Ya pa, aku akan melakukannya.”

Helena tersedak dengan isak tangis, ia teringat bahwa ia pernah mengatakan hal itu sebelum kematian kakek, tapi tidak berjalan sesuai rencananya, sekarang ia seperti tidak tahu lagi harus berkata apa, dia berjanji kepada ayah mertuanya karena ia tidak tega untuk menolaknya, jika dia benar bercerai, bahkan jika dibilang ia memiliki hati, ia juga tidak akan memiliki keberanian untuk masuk kerumahnya lagi.

“Sayang, apa yang sedang kamu bicarakan? Apa yang akan sering kembali untuk melihatmu?”

Tidak menyadari kapan Sinta Dou masuk, dan dengan tatapan aneh menatap tuan Du di tempat tidur.

“Tidak ada.”

“Bagaimana mungkin, aku dengar suaramu, sepertinya rubah itu akan pergi jauh benarkah?”

Wajah Albert Du datar, dan alisnya menunjukan teguran : “Jaga ucapanmu, jangan berani kamu ucapkan kata rubah itu sekali lagi!”

“Aku…..” Sinta Dou baru saja ingin berdebat, kemudian Helena menyela : “Saya dan Dennil akan bercerai.”

Terus terang, ia hanya tidak ingin mereka berdua bertengkar karenanya, tampaknya keluarga ini selalu bermasalah sejak dia datang, dengan ia memberi tahu mereka tentang perceraian itu, apa setelah ini mereka bisa kembali keketenangan seperti semula?

“Apa? Cerai? Benarkah?”

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu