Someday Unexpected Love - Bab 46 Berhutang Lima Puluh Ratus Dolar (2)

Helena He menatap ayahnya dengan putus asa, lima ratus ribu dolar bukanlah nominal yang sedikit, dia harus mencari dimana uang sebanyak itu untuk melunasi hutang ayahnya!

Kakak, bagaimana mungkin kamu tidak memiliki cara, bukankah kamu menikahi orang kaya. Willy He menunjuk kearah belakang tubuhnya: Lihatlah rumah ini, begitu mewah, jika bukan orang kaya mana mungkin memiliki rumah yang begitu mengesankan!

Tutup mulutmu! Helena He menunjuk adiknya dengan marah: Aku menikah dengan orang kaya memang bukan hal yang buruk, tapi bukan berarti aku memiliki segalanya, setiap inchi tanah disini adalah milik keluarga Du, apakah kalian ingin aku membuang harga diriku untuk meminta uang pada keluarga Du?!

Yulia Yang yang terdiam sedari tadi akhirnya berucap: Helena, apa yang kamu katakan itu salah, kamu menikah dengan Dennil Du maka kamu bagian dari keluarga Du juga, semua yang dimiliki keluarga Du secara tidak langsung itu milikmu juga.

Itu hanyalah perkiraanmu! Dia mendongakkan kepalanya: Kalian tidak mengetahui apapun, jadi jangan mengatakan hal-hal masuk akal seperti itu!

Steven He semakin panik, berucap: Kalau begitu bagaimana ini? Apakah kita hanya akan menunggu dipenggal oleh mereka? Dia mencengkram lengan putrinya dengan khawatir: Helena ayah mohon padamu, bantu aku untuk terakhir kalinya? Kamu katakan pada menantuku, dia pasti tidak mungkin tidak membantu kami kan?

Helena He melepaskan tangannya, berucap: Apakah kamu akan mati jika tidak berjudi? Kenapa harus mempermalukanku?

Dia mengusap sudut matanya yang basah dengan sedih, menghela nafas pelan: Kalian kembalilah dulu, aku akan memikirkan cara lain.

Mendengarnya yang berucap seperti itu, Yulia Yang dan Steven He menghela nafas lega, berdasarkan pengalaman sebelumnya, jika Helena He mengatakan akan memikirkan cara maka pasti akan ada cara untuk menyelesaikannya.

Baru saja ketiga orang itu membalikkan tubuh mereka untuk pergi, dengan kebetulan bertemu dengan Dennil Du yang baru saja pulang, Helena He memperingatkan orang tua dan adiknya dengan panik: Jangan membahas soal uang dihadapan Dennil Du, jika tidak aku tidak akan membantu kalian!

Steven He tercengang, kemudian segera menganggukkan kepalanya.

Dennil Du turun dari mobilnya, melihat ayah dan ibu mertuanya, dia segera menyapanya dengan ramah: Ayah, ibu, kenapa tidak masuk kedalam?

Ah, tidak, kami hanya datang untuk bertemu Helena, sekarang kami sudah bertemu dengannya, kami akan pamit pulang.

Yulia Yang tersenyum menjelaskan.

Bagaimana bisa begitu, Helena adalah istriku, bagaimana bisa membiarkan kalian berdua berdiri didepan pintu hanya untuk melihat Helena sebentar kemudian pergi begitu saja? Dia menahan ketiga orang itu: Masuklah, kita makan malam bersama dulu baru pulang.

Tidak, tidak, kami makan setelah pulang kerumah juga sama. Steven He mengibaskan tangannya terburu-buru.

Tidak boleh, ini adalah pertama kalinya kalian datang ke rumahku, setidaknya berkenalanlah dulu dengan orang tuaku.

Dennil Du tetap bersikeras, Helena He yang melihat keputusannya, hanya dapat berucap pasrah: Ayah, ibu, Dennil meminta kalian untuk tinggal, kalau begitu kalian masuklah kita makan malam bersama.

Willy He menghancurkan harapannya dengan mengangkat tangannya: Baiklah, baiklah.

Begini akhirnya, Steven He bersama istrinya masuk ke dalam rumah keluarga Du, ketiga orang itu terlihat terpukau, mereka terus memuji tanpa henti.

Diruang tengah hanya terlihat seseorang yang sedang duduk, Helena He dengan tegang memanggil: Kakek......

David Du menolehkan kepalanya, menatap ketiga orang asing yang ada dihadapannya, bertanya dengan bingung: Siapa mereka?

Kakek, ini adalah ayah dan ibu mertuaku, dan juga adik ipar. Dennil Du memperkenalkan.

Kakek Du yang mendengar hal itu, segera berdiri dengan ramah: Oh, ternyata orang tua Helena, selamat datang, selamat datang.

Dia mempersilahkan Steven He dan istrinya untuk duduk, kemudian berucap pada pelayan: Siapkan makan malam yang banyak, mereka adalah tamu istimewa.

Helena He yang berdiri disamping menatap kakek dengan rasa berterima kasih, hatinya merasa sangat terharu, jika hari ini ayah dan ibu mertuanya yang duduk diruang tengah, dia sudah dapat membayangkan perlakuan seperti apa yang akan didapatkan ayah ibunya.

Dia berterima kasih karena kakek menghormati kedua orang tuanya, walaupun orang tuanya sangat buruk, namun menghormati mereka, sama dengan menghargai Helena He.

Ayah, ibu kalian duduklah, aku akan naik ke atas untuk mandi. Dennil Du tersenyum dengan hangat.

Baiklah, kamu pergilah mandi. Kedua suami istri itu segera mengangguk.

Setelah Dennil Du pergi, Kakek Du mulai berbicara soal politik, misalnya soal pembangunan, perpajakan, perencanaan partai, semua orang pasti dapat membicarakan topik ini, namun bagi Steven He, dia tidak mengertinya sama sekali.

Helena He menyadari, tidak perlu membahas hal apapun, asalkan membahas soal judi maka itu adalah topik yang paling cocok dengan ayahnya.

Kakek Du terus berbicara, terkadang Steven He hanya menganggukkan kepalanya, terkadang menyambungi ucapannya dengan kalimat yang tidak dimengerti.

Walaupun kedua orang itu membicarakan topik yang berbeda, namun suasananya terasa sangat hangat, disaat yang bersamaan, Albert Du dan Sinta Dou telah kembali.

Ketika memasuki ruang tengah mereka berdua menyadari ada orang yang sedang duduk diatas sofa, Albert Du menghampiri kemudian bertanya dengan pelan: Ayah, apa mereka adalah temanmu?

Bukan, mereka adalah orang tua dan adiknya Helena.

Ketika mengetahui mereka adalah keluarga Helena, raut wajah Tuan Du langsung berubah menjadi tidak mengenakkan.

Namun dia tidak dapat menunjukkannya walaupun dia merasa tidak senang, sekarang Helena He memiliki orang yang membelanya dirumah ini.

Oh, ternyata besan, ini adalah pertama kalinya kita bertemu.

Sinta Dou menahan kekesalannya menjabat tangan Steven He dan istrinya dengan terpaksa, mungkin Steven He dan istrinya tidak melihat keterpaksaannya, namun Helena He dapat melihatnya dengan sangat jelas.

Albert Du juga ikut menyapa mereka, juga berusaha untuk tidak menunjukkan raut tidak sukanya, hanya menunjukkan raut wajah dinginnya.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu