Someday Unexpected Love - Bab 27 Menantu Jelek Bertemu Mertua (1)

Dia melihat wanita itu tidak menjawab pertanyaannya, “Apa sekarang kamu menyesal?”

Bukan. Helena He menggelengkan kepalanya, “Aku hanya sedang berpikir, menikah harus melakukan apa saja.”

“Beribadah, masuk ke dalam kamar, bukannya hanya seperti ini....” Dia sengaja bercanda dengan Helena.

Helena He memutarkan matanya, dia mengetahui bahwa pria itu meledeknya.

“Setelah menikah kita saling sendiri-sendiri kan?” Helena He bertanya padanya.

“Aaa? Bagaimana bisa sendiri-sendiri?”

“Hanya....” Helena He merasa ada sedikit yang mengganjal di hatinya.

“Tidak apa-apa, bilang saja. Aku akan berusaha untuk mengabulkan keinginanmu.” Dennil Du memberanikan diri untuk berjanji padanya.

“Hanya... Apakah boleh kita pisah ranjang?”

“....... Itu namanya suami istri kah? Kenapa?”

Helena He menelan air ludahnya, dia dengan ragu-ragu menunjuk ke arah Dennil Du, kemudian menunjuk ke arah dirinya, “Meskipun kita sudah menikah, tapi kita adalah teman bukankah begitu?”

Dennil Du termenung, kemudian menganggukkan kepalanya, “Ya, lalu?”

“Karena kita adalah teman, di antara kita juga tidak memiliki perasaan, apabila kita tidur bersama kamu tidak merasa canggung kah?”

“Apabila kita tidur beda ruangan, siapa yang percaya kita adalah sepasang suami istri? Apakah kamu lupa, setelah kita menikah, kita akan tinggal bersama orang tua?”

Dia mengatakan tentang kebenarannya, masalah tidur 1 ranjang atau pisah ranjang, dia tidak peduli.

“Maksud aku bukan pisah ruangan, tapi pisah ranjang, jadi aku tidur di ranjang, kamu tidur di sofa atau di lantai.....”

“Tidak terlalu adil.” Dennil Du mengangkat alisnya.

Helena He tersenyum kaku, dan bertanya dengan kepolosannya, “Memangnya kamu tega melihatku tidur di sofa atau di lantai?”

Tatapan matanya yang kasihan dan juga tidak bisa membantu memberitahunya, ini adalah kamu berhutang padaku.....

“Okelah.” Dennil Du menyetujuinya, tapi dia memberikan persyaratan, “Kecuali saat kita berdua, kamu tidak boleh memperlihatkan kepada siapapun bahwa kita hanyalah berteman, bukan sepasang suami istri.”

“Baik.” Helena He juga menyetujuinya, dalam hatinya seperti ada sesuatu yang runtuh, sebuah pernikahannya semakin lama malah semakin seperti sedang perbincangan bisnis antara dia dan Dennil Du.

Kehidupan yang keras di dunia ini tidak menjadikan semua orang menjadi lemah, dan kehiduan ini bukanlah seperti seorang penyair, bukan karena ada kesusahan menjadi sebuah keindahan, tetapi harus hidup dalam keadaan sebenarnya diri sendiri.

Kata-kata ini adalah kata-kata yang paling disukai oleh Helena He, dia bukanlah seorang penyair, dan kehidupannya sama dengan penyair itu.

“Bagaimana dengan masalah kehamilan?” Dia diingatkan oleh kebimbangan ini, permasalahan ini dia letakkan di dalam hati dan pikirannya, sekarang masalah itu menjadi masalah di hatinya.

“Bukannya dulu sudah dibicarakan.” Dennil Du tersenyum menggoda, tidak seperti serius.

Membuat anak?

Helena He melototkan matanya dan mengambil bantal lalu memukulnya, “Sejak kapan, masih saja bercanda! Aku sangat gugup.”

Dennil Du menggunakan lengannya menahan pukulan dari Helena He, dan melanjutkan menggodanya, “Kamu kenapa gugup? Aku saja tidak gugup, kenapa kamu gugup?”

“Aku menyuruhmu bicara sembarangan, bicara sembarangan..........” Bantal yang empuk itu seperti hujan yang jatuh ke atas kepala Dennil Du, mereka berdua tertawa riang.

Dennil Du memegang pergelangan tangan Helena He, dengan sedikit kekuatan dia menjatuhkan Helena He di atas sofa, dengan candaan tingkat tinggi dia menggodanya, “Tidak memperbolehkanku berbicara sembarangan, kalau begitu aku berbuat sembarangan...”

Helena He mengangkat kakinya dan menendang dengan sekuat tenaganya, akhirnya tanpa sengaja dia menendang bagian yang tidak seharusnya ditendang, Dennil Du merasa kesakitan dan berteriak, tanpa sadar dia menindih badan Helena He.

Seketika perubahan suasana disana begitu cepat, jarak kedua wajah mereka saling berdekatan, ujung hidung mereka saling bersentuhan, sangat hangat tidak dapat dibandingkan, setelah kecanggungan berubah menjadi kaku beberapa detik, Dennil Du bangkit dan duduk.

“Jangan sembarangan menendang, keluarga kami selama empat generasi hanya memiliki 1 anak.”

“Apa urusannya denganku.”

Kedua pipi Helena He memerah seperti tomat yang telah masak, dia menghembuskan nafasnya, bahkan untuk mengangkat kepalanya pun dia tidak memiliki keberanian.

“Wajahmu kenapa begitu merah?” Dennil Du melihat ketidakwajaran dari Helena He, dia mendekati wajah Helena He dan bertanya padanya.

Saat kejadian barusan, hati Helena He berdetak dengan sangat kencang, mungkin dia teringat malam bersamanya, atau mungkin juga dia malu karena menendang bagian yang tidak seharusnya dia tendang, alasannya tidak begitu jelas, yang pasti, dia merasakan sesuatu hal kesemrawutan yang tidak jelas.

“Mana ada? Bola matamu itu selalu kabur.” Helena He merasa canggung dan langsung mengalihkan kepalanya.

“Kalau wajahmu tidak memerah kenapa tidak berani menatapku?” Dennil Du tersenyum menggodanya, “Jangan-jangan kamu terpikat padaku?”

“Hehhhh, apa yang membuatku terpikat padamu?” Dia tidak memiliki keberanian untuk membalas tatapannya, dengan tepat waktu dia membantahnya.

“Ini.” Dennil Du menunjuk ke arah matanya, “Kamu tidak menyadari ini sangat menarik perhatian orang? Wanita manapun sekali melihatku, tidak sampai 1 menit, pasti akan langsung terjebak disana.”

Helena He langsung melakukan gerakan seperti ingin muntah, dan berkata, “Jangan katakan lagi, makanku di malam hari banyak.”

“Kamu tidak percaya?” Dennil Du langsung membalikkan pundak Helena He, “Mari kita coba.”

“Pria jelek, aku tidak mau mencobanya.”

“Tidak perlu takut, percaya padaku, kamu bukanlah orang pertama kali yang terpesona padaku.”

Helena He semakin tidak bersedia mencobanya, Dennil Du semakin sengaja mencengkeram pundaknya dan menatap pandangannya, setelah keributan ini, Helena He tidak bisa menahannya lagi, “Dennil, kenapa kamu harus mempermainkanku?”

Dennil Du tertawa lebar, dia melepaskanya, dan bersandar pada sofa, dengan nada ringan dia melontarkan kata-katanya, “Aku hanya mempermainkanmu saja.”

“Aku juga bukanlah sebuah mainan!” Helena He membuang tatapannya.

“Bukan mainan, hanya seorang teman, karena teman, maka aku tanpa rasa khawatir sedikitpun menjalin hubungan denganmu.”

Penjelasannya ini dapat diterima oleh Helena He, Dennil Du menepuk-nepuk pundaknya, “Tapi aku katakan sekali lagi, kamu jangan sampai terpesona padaku, masalah tentang alasannya, kamu pasti mengerti.”

Helena He menggigit bibirnya, dia merasa ada sesuatu yang tidak enak di hatinya, tentu dia mengerti alasan yang Dennil Du katakan, akan tetapi ini juga terlalu bagaimana gitu kan, demi apa dia mengatakan bahwa Helena He telah terpesona kepadanya, tapi tidak mengatakan bahwa dia yang telah terpesona pada Helena He.

"Bagaimana kalau kita bermain suatu permainan?” Helena He memberikan usul kepada Dennil Du.

“Oooo, permainan apa?” Dennil Du menaikkan alisnya, dia tampak tertarik.

“Permainan menatap lawan, bukannya kamu mengatakan aku tidak berani memandangmu? Kita saling berhadapan dan menatap lawan, siapa yang bergerak dan berbicara terlebih dahulu langsung kalah permainan ini, bagaimana?”

Dennil Du seperti sedang mempertimbangkan sesuatu, “Oke, bagaimana dengan orang yang kalah?”

“Orang yang kalah harus menuruti permintaan orang yang menang.”

Dennil Du merasa sangat puas, dia tersenyum dan berkata, “Oke, ayo kita mulai.”

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu