Someday Unexpected Love - Bab 157 Tidak Tinggal Serumah (2)

"Karena Helena pernah tinggal disini."

Dennil Du menunjuk ke foto pernikahan besar di samping tempat tidur dan berkata dengan ironis: "Semua yang ada di ruangan ini adalah milik Helena, tidakkah kamu merasa tidak nyaman tinggal di kamar ini?"

"Lalu dimana kamu tinggal?" Michelle Yang lebih peduli tentang hal ini.

"Tentu saja aku tinggal di sini."

"Jadi maksudmu, aku tidak bisa tinggal sekamar denganmu?"

Dia mengangguk: "Ya, anak itu akan dirawat oleh pengasuh khusus. Kamar yang akan kamu tempati sudah aku atur agar pelayan membersihkan kamarmu, sekarang pindahkan barangmu!"

Michelle Yang tidak berharap bahwa apa yang disebut penerimaan Dennil Du adalah hasil seperti ini, ia dengan marah mengatakan : "Aku tidak akan tinggal ditempat lain, aku ini istrimu, dimana kamu tinggal, aku tinggal!"

"Kamu adalah istriku? Siapa yang bisa membuktikannya?"

"Kami akan pergi mengurus prosedur besok. Bukankah aku sudah terhitung menjadi istrimu sekarang?!"

"Siapa yang mengatakan akan pergi mengurus prosedur besok?" Dennil Du menyeringai: "Michelle, mungkin ada beberapa hal yang kamu belum paham sekarang, biarkan aku menjelaskannya kepadamu."

Dia menatapnya langsung dan berkata dengan sangat yakin: "Pertama-tama, aku bercerai dengan Helena tidak berarti aku akan menikahimu. Meskipun hidupku tidak sempurna, aku tidak ingin gagal lagi di pernikahan kedua, jadi hanya akan pergi sekali ke kantor catatan sipil, dan sudah pergi dengan Helena, dan pasti tidak akan pergi lagi. Kedua, kamu boleh tinggal di rumah Du, tetapi kamu tidak diizinkan untuk masuk ke kamarku. Kamu bisa menjadi ibu dari anakku, tetapi kamu tidak dapat menyebut dirimu sebagai nyonya muda, karena kamu tidak memiliki status ini. Terakhir, kamu jangan berpikir lagi dengan mudah menggunakan anak untuk mengancamku, aku bersedia menyerah sampai disini, aku tidak bisa tahan lagi melihatmu mencari masalah. Jika kamu bertekad untuk melanggar batasan ini, maka aku akan membuatmu tidak bisa melihat anak, hidup matimu, aku tidak akan lagi peduli."

Kata-kata Dennil Du sangat jelas, sangat terus terang, tetapi juga tidak punya hati. Setidaknya, untuk Michelle Yang, pernyataan ini terlalu tak berperasaan.

"Lantas setelah kamu bercerai, dan menyetujui perpindahanku kerumah Du apa seperti ini perlakukanmu terhadapku? Apa kamu dari awal tidak pernah terpikir untuk memberiku posisi? Jadi aku dianggap apa dirumah ini? Aku berdiri disini sebagai apa?!"

Michelle Yang gemetar karena marah. Ia tetap berupaya, akhir yang ia inginkan bukan hasil seperti ini.

"Kamu adalah tamu di rumahku, di mataku, bukan siapa-siapa."

Dennil Du tiba-tiba menjadi tidak berperasaan dan kejam: "Michelle, kamu mencoba yang terbaik untuk tinggal di sini. Sekarang aku telah membantumu mencapai tujuanmu, dan Helena juga telah pergi. Tetapi sama saja, kamu perlahan-lahan akan menyadari betapa bodohnya sikap keras kepalamu itu."

Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, dan melemparkan tatapan seperti mengusir, Michelle Yang dengan marah pergi dengan membanting pintu.

Dennil Du berdiri di depan jendela kamar, membiarkan angin dingin menghembus wajahnya, sudah lama dia tidak merasakan kesepian.

Tidak tahu sudah berapa lama dia berdiri, akhirnya ia mengeluarkan ponselnya dari sakunya, setelah meragu untuk waktu yang lama, masih tidak dapat memencet nomor yang sudah dikenalnya. Akhirnya, dia hanya mengirim pesan singkat : "Apa kamu sudah tidur?"

Saat Helena menerima pesan singkat itu, ia sedang meringkuk seorang diri di sofa, sebenarnya tidak bisa tidur, tetapi tidak bisa mengatakannya, lalu menjawabnya singkat: "Segera tidur."

"Apakah kamu terbiasa tinggal di tempat baru?" Sebenarnya ia hanya ingin mengajukkannya pertanyaan lagi, sebetulnya dia lebih tahu daripada siapa pun, ia tidak mungkin terbiasa.

Seperti jawaban yang ia duga, dia menjawab: "Terbiasa."

Ini dia Helena, seorang wanita yang keras kepala, karena dia tidak ingin ada yang melihat sisi rapuhnya, ia terbiasa mengubah ketidak biasaannya menjadi kebiasaan.

"Baik kalau begitu selamat malam."

Tampaknya dia tidak punya apa-apa untuk dikatakan, dia enggan untuk mengatakan selamat malam, melihat dia membalas dua kata yang sama, hatinya tiba-tiba terasa hampa. Sebenarnya yang ingin ia katakan pada Helena adalah bahwa ia tidak terbiasa tanpanya.

Berbalik dan berjalan ke samping tempat tidur, menatap foto pernikahan besar di depannya, ia tersenyum cerah di foto, dan perlahan-lahan mengulurkan tangannya, dia menyentuh wajahnya, senyum ini pernah menghangatkan hati abu-abunya, melewati siang dan malam, selama dia melihat senyum lesung pipinya, suasana hatinya akan selalu menjadi sangat baik.

Pintu kamar tidak tertutup rapat, melalui celah pintu, Michelle Yang melihat ia membungkuk dan mencium wanita itu di foto, langsung dengan sakit hati menutupi wajahnya dan pergi.....

Di ruang tamu yang gelap dan dingin, dia merosot kelantai, dengan air mata penghinaan menggantung di pipinya, dia mencoba yang terbaik untuk menjadi bagian dari keluarga Du dan menikah dengan lelaki itu. Pada akhirnya, itu lebih menyedihkan daripada tidak punya apa-apa.

Keadaan psikologisnya perlahan-lahan menyimpang, dia membenci, sangat membenci, membenci semua orang, membenci dunia ini, dan dihatinya saat ini tidak ada apa pun selain kebencian.....

Karena Dennil Du tidak membiarkannya melewati hidup dengan baik, jadi mulai sekarang ia tidak akan membiarkan orang lain melewati hidup dengan baik juga.

Pagi hari, meja makan keluarga Du terisi oleh Sinta Dou, Marsha Du, dan Tuan Du serta Michelle Yang. Empat orang berkumpul mengelilingi meja makan dan makan bersama. Dennil Du turun ke bawah dengan mengenakan jas dan sepatu pantofel, ketika dia melewati meja makan, dia bahkan tidak menatapnya sedikit pun, dan langsung melangkah keluar dari ruang tamu.

PAA ... Michelle Yang melemparkan sumpitnya ke atas meja dan berdiri dengan ricuh.

"Ada apa?" Tanya Nyonya Du terkejut.

"Aku tidak napsu makan!" Dia berkata dengan dingin.

Marsha Du menatap bagian belakang kepergiannya dengan terkejut, dan mengeluh dengan jengkel : "Ma, apakah kamu tidak bisa mencari seorang wanita yang lebih layak untuk kakakku? Wanita bermarga Yang ini aku lihat tidak lebih baik dari rubah He itu! Dengan memasang wajahnya yang jelek, ingin menunjukkannya kesiapa?!"

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu