Someday Unexpected Love - Bab 54 Memerintahkannya Untuk Bercerai

Apa yang ingin kamu lakukan? Tidak apa, aku bisa pergi sendiri.

Marsha Du sengaja memandang rendah Helena, Helena tahu, dia sedang memamerkan dan menyombongkan diri.

Aku ingin mengajakmu makan malam, boleh tidak?

Setelah mendengar dia mau pergi, Willy panik tanpa berpikir panjang langsung berkata, setelah berkata dia menundukkan kepala menunggu jawaban.

Helena menegur dengan jengkel: Tolong biarkan aku pulang.

Kak, aku hanya ingin mengajaknya makan saja. Lalu Willy memonyongkan bibirnya.

Baik, aku menyetujui.

Helena memandangi Marsha dengan terkejut, tidak pernah terrpikir bahwa dia akan menyetujuinya. Nona kecil ini benar-benar membuatnya pusing, demi membuktikan bahwa dirinya mempunyai daya tarik, sengaja makan bersama orang yang tidak disukainya.

Willy merasa dirinya tidak ditolak, dia merasa apa yang dipikirkan tidak seburuk kenyataan. Dengan senang hati dia berkata kepada Marsha: Nona Du kecil, silakan ...

Helena tidak bisa melakukan apapun ketika dia melihat bayangan keduanya semakin lama semakin menjauh, dia punya firasat buruk, tapi dia tidak bisa memprediksi di mana letak kejanggalannya.

Malam ini meja makan Keluarga Du terasa aneh dan dingin, Dennil sedang menemani tamu untuk bersosialisai, Marsha telah menyetujui ajakan Willy, kakek juga telah meninggal cukup lama, di meja makan yang besar hanya ada Helena, ayah dan ibu Dennil mereka bertiga.

Ayah dan ibu Dennil tidak menyukainya, maka Helna makan dengan terburu-buru, lalu naik ke lantai atas.

Setelah naik ke lantai atas meresa badannya sedikit tidak enak, setelah mandi langsung bergegas naik ke ranjang beristirahat. Kepalanya pusing, tapi tidak bisa masuk ke alam mimpi.

Tidak tahu sudah tidur berapa lama, tiba-tiba sebuah tangisan yang keras membangunkannya dari mimpi, orang yang langsung terpikir olehnya adalah Dennil. Dia cemas, lalu langsung turun dari ranjangnya dan bergegas keluar kamar.

Ketika turun ke lantai bawah, diam-diam mendengar suara tangisan dari Marsha, menangis sambil menceritakan alasannya menangis.

Bu, aku tidak ingin hidup lagi, adik Helena hampir saja mengambil .....

Kaki Helena menjadi lemas dan hampir jatuh dari tangga, kedua tangannya menggenggam pegangan tangga dengan erat, kukunya mencengkram dengan kuat.

Marsha kamu jangan menangis, berbicaralah kepada ibu, sebenarnya apa yang telah terjadi! Ibu pasti akan membalaskan dendammu.

Suara marah Sinta Dou seperti sungai yang bergemuruh, mengoyak sekujur tubuh Helena.

Dia berjuang untuk menenangkan hati dan berjalan maju selangkah demi selangkah. Pada saat ini dia tahu apa yang akan terjadi jika dia berjalan mendekat, tetapi masalah ini tidak akan pernah bisa dihindari.....

Ketika aku pulang, aku melihat Helena dan adiknya menyelinap di luar rumah dan membicarakan sesuatu, lalu adiknya memanggilku mengajakku makan, aku tidak enak untuk menolaknya, dan hasilnya seperti ini ....

Sinta Dou menangis tersedu-sedu sampai jatuh ke lantai, kedua tangannya memegang wajah, tidak ingin berkata lagi.

Apa yang telah hilang? Suara dingin Albert Du terdengar di telinga Helena.

Dia tidak membawaku makan sama sekali. Dia membawaku ke tempat yang jauh, kemudian mendorongku ke tanah dan berkata menyuruhku menjadi kekasihnya, huhu ....

Helena sedih dan menutup mata, sekarang bukan waktu yang menjengkelkan, dia dari awal seharusnya memikirkan, bahwa keluarganya hanya bisa membawa masalah dan masalah saja.

Panggil wanita bermarga He itu turun ke bawah!

Sinta Dou berteriak kepada pelayannya, Helena mengambil nafas dalam-dalam, berjalan ke hadapan mereka.

Dia memandangi Marsha seperti tersayat pisau, gaun putri yang indah itu telah robek tidak layak dipandang, rambut keriting yang berantakan seperti kandang ayam. Yang lebih membuat hatinya tersayat adalah muka awal yang penuh percaya diri, pada saat ini menjadi penuh dengan air mata kesedihan dan kemarahan.

Mohon maaf, saya ...

Dia belum selesai berbicara, Sinta Dou menampar dia dengan sangat kuat, dia memegang pipi yang merah terbakar, menengadahkan kepala: Aku tidak tahu Willy bisa berbuat seperti ini.

Plak, tamparan panas yang membakar kembali mengenainya. Kali ini, kekuatannya bahkan lebih besar, dia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke lantai, air matanya meledak dalam sekejap.

Tidak tahu kah kamu? Siapa yang tahu kalau kamu tidak tahu! Kalian keluarga He memang tidak punya hal yang baik, adikmu tidak punya, terlebih kamu!

Sinta Dou menunjuknya dengan marah: Aku sudah tahu dari awal, selama kau tinggal itu adalah suatu bencana, kami keluarga Du pasti akan menderita!

Helena tidak ingin berdebat, dia tidak memenuhi syarat untuk berdebat. Sekarang adiknya telah melakukan hal tercemar, bahkan jika dia tidak ingin dia bisa apa?

Ayah tidak bisa membiarkan masalah ini lagi. Hari ini, adik laki-lakinya berani memperkosa anak perempuan kita. Besok hal mengejutkan apa lagi yang akan terjadi. Keluarga macam apa dia, kamu juga tidak tahu!

Albert Du berjalan dengan dingin ke hadapannya tanpa ekspresi berkata: Bereskan barang-barangmu dan keluar, aku akan menyuruh Dennil untuk mengirimkan surat perceraian kepadamu.

Dia tidak mencintai Dennil, dia bukan juga orang yang tidak bisa ditinggalkan Dennil. Jadi, dia tidak memiliki keharusan untuk tinggal disini menanggung penghinaan yang tidak manusiawi, tapi di posisi yang bersamaan dia tidak bisa pergi.

Kebaikan kakek Du, tak bisa terlupakan, dan permohonan terakhir kakek Du, terlebih lagi tidak bisa tidak dipenuhi.

Helena, berjanjilah kepada kakek, apapun yang terjadi, tetap harus tinggal di rumah keluarga Du, tetap berasa di sisi Dennil.