Someday Unexpected Love - Bab 200 Berenang Menggunakan Pakaian (2)

Ibu, ini..... bukan punya aku. Dia menjelaskan.

Bukan punya kamu? Kalau bukan kamu siapa lagi, disini kecuali kamu, siapa yang dapat menggunakan viagra......

Helena He bingung berdiri di samping, berusaha menahan tawa, Dennil melihat, dan pelakunya masih dapat tertawa, seketika meledak.

Di rumah ini bukan hanya aku laki-laki, lagipula, aku tidak menggunakan barang seperti ini.

Dia selesai berkata, langsung menarik tangan Helena He, berjalan ke ruang tamu.

Keluar dari rumah, Helena He tertawa terbahak-bahak, Dennil Du memelototinya: Apakah kamu masih tertawa?

Aku tidak melukai kamu, itu kehendak Tuhan ingin membuat orang salah paham, tidak apa, semua tidak peduli, aku pergi kerja dulu, selamat tinggal kak Dennil.....

Sudah beberapa hari Helena He tidak bertemu Tony Lou, tidak tahu hal yang diminta untuk diperhatikan bagaimana, siang hari menelepon dia, handphone tidak nyala, sore hari meneleponnya lagi, kali ini tersambung, mereka janjian bertemu di suatu restaurant.

Saat bertemu, dia bertanya: Apakah ada hasil?

Belum. Dia menggeleng.

Kamu bagaimana? Hasil ini terlaru buruk, sudah beberapa hari, sama sekali tidak ada hasil?

Tony Lou kesal: Apa kamu kira membunuh orang itu hal mudah? mencari orang yang menghilang 20 tahun lalu, satu setengah tahun jangan pikir ada beritanya.

Satu setengah tahun?

Helena He pusing, sudah terlalu lama.....

Waktu itu kamu berkata ada cincin, bentuknya seperti apa? Tony Lou menanyakan lebih dalam, menunggu dia menjawab.

Oh, hanya cincin peninggalan, di atas tidak ada permata, sepertinya sudah zaman dahulu.

Tidak ada ukiran nama?

Helena He menatapnya: Bagaimana kamu tahu ada ukiran?

Aku hanya bertanya, biasanya, cincin peninggalan bukannya selalu ada ukiran nama?

Ada, diatasnya ada nama ibu Dennil Du.

Tidak tahu benar atau salah, Helena He merasa tatapan Tony Lou berubah, tetapi hanya sebentar, dengan cepat kembali tenang.

Kak Tony——

Teriakan terkejut dari gadis itu datang dari belakangnya, dan keduanya berbalik ragu, ternyata Marsha Du, dia terkejut, apakah dia memanggil Tony Lou?

Ternyata benar kamu? Kakak Tony! Marsha Du dengan cepat berlari kearahnya, mukanya tersenyum.

Benar, kamu kesini untuk makan? Tony Lou tersenyum dan bertanya.

Benar, aku mengundang temanku makan, ohya, kamu ikut saja dengan kami, anggap saja aku berterima kasih kemarin kamu mengantar aku pulang!

Dia menggeleng: Tidak perlu, aku ada teman disini.

Marsha Du kemudian mengalihkan pandangannya ke wanita di seberang Tony. Ketika dia melihat Helena He, matanya terbuka lebih lebar. Dia membeku untuk waktu yang lama sebelum bertanya dengan kaget: Helena He, kamu ... kamu?

Tony adalah teman aku.

Helena He dengan tenang menatapnya, hatinya sudah menebak, Marsha Du suka dengan Tony Lou.

Ternyata, dia sangat marah, tetapi orang di depannya ingin mempertahankan citra seorang wanita, dan harus menahan amarah dan mengangguk dengan lembut: Oh, ternyata kak Tony mengenal kakak ipar aku.....

Kata kakak ipar terdengar sangat ramah, takutnya Tony Lou tidak tahu bahwa Helena He adalah iparnya.

Lebih dari sekadar tahu, kami tumbuh bersama.

Helena He sengaja mempersempit hubungannya dengan Tony Lou, dan ingin melihat sejauh mana iblis kecil ini bisa mentolerir.

Sejak kecil..... sudah kenal.....

Marsha Du mengangguk, melihat Helena He dengan tatapan cemburu.

Eng, sejak kecil kenal.

Tony Lou tersenyum dan mengulang, menunjuk di sebelah temannya sudah menunggu dan berkata: Mereka menunggumu, segeralah pergi.

Marsha Du nurut dan mengangguk: Baiklah, kak Tony nanti kita bicara lagi.