Someday Unexpected Love - Bab 14 Pernikahan Adalah Sebuah Kesuraman

Selama 2 hari penuh, Dennil Du selalu memikirkan perkataan Helena He. Bukan karena merasa tidak bahagia, tapi dirinya berharap bisa lebih bahagia.

Apakah menurut wanita itu kebahagiaan sesederhana yang dia pikirkan? Dennil Du tertawa. Sederhana ya... Dennil Du suka berhubungan dengan wanita yang sederhana.

"Apakah saat malam kamu ada waktu luang? Bagaimana kalau kita makan bersama?" Matahari baru saja terbenam di sebelah barat, Dennil Du langsung menghubungi Helena He.

"Maaf, malam ini bos kami mentraktir kami makan. Jika aku tidak pergi, kamu sebagai atasan juga pasti mengerti rasanya."

Dennil Du tersenyum: "Baiklah, aku mengerti. Lain kali kita makan bersama."

Di klub malam Weylin, masih di private room nomor 1. Dennil Du menatap dahi kiri Sean Ou. Pria itu terkejut sambil menatap Sean Ou cukup lama lalu bertanya: "Karin yang memukulnya?"

Siapa lagi yang berani memukul Sean Ou selain wanita beringas itu?

"Pft.." Yoshua Fei yang duduk di sebelah kanan baru saja menghabiskan alkoholnya dalam sekali teguk. Dia terbatuk dua kali lalu berkata: "Para pria, kenapa kalian sering sekali dipukuli oleh wanita?"

"Yoshua Fei, kurangi sedikit kata-kata sarkasmu, brengsek! Lihat wajahmu yang mulus itu, nantinya juga akan dipukuli!"

"Jangan berpikir semua orang bisa mengikuti langkahmu. Ketika terbangun mataku lebih terbuka lebar daripada dirimu! Saat ini aku menasihati tapi kamu masih tidak mendengar, lagipula...."

"Baiklah, cukup." Dennil Du memotong ucapan Yoshua Fei, lalu kembali berkata: "Jangan memprovokasinya."

Terlihat Sean Ou sudah terprovokasi, dengan marah dia mengambil sebotol alkohol lalu meneguknya sampai habis.

"Pukul ya pukul saja. Haruskah kau minum sebanyak itu?" Dennil Du menahan Sean Ou mengambil botol yang kedua.

"Biarkan aku minum!" Ucap Sean Ou dengan napas yang terengah.

Yoshua Fei menatap wajah kemerahan Sean Ou, lalu menggeleng pasrah, "Kak, biarkan dia minum. Belum tentu setelah minum dia menjadi lebih baik. Malam ini bisa memberikan wanita-wanita tengik itu pelajaran."

Setelah Sean Ou minum 5 botol alkohol, akhirnya pria itu kehilangan kesadaran, lalu meraih tangan kiri Dennil Du. Dengan pahit menasehati: "dengarkan ucapanku. Jangan pernah kalian menikah, sialnya hidup kalian akan hancur!"

"DUG!"

Setelah selesai bicara, Sean Ou tersungkur ke tanah.

Dennil Du mengangkat Sean Ou dan membaringkan pria itu di atas sofa. Yoshua Fei mengeluh, lalu berkata: "Lihat bentukannya yang tidak berguna! Aku benar-benar tidak tahan!"

"Kita juga tidak bisa menyalahkan Sean. Ayah Karin Yang menguasai seluruh sumber kehidupan dari bisnis tekstil di seluruh asia tenggara. Demi bisnis keluarga, Sean hanya bisa menahan ketidaknyamanannya."

Yoshua Fei tersenyum penuh arti: "Apakah ini alasanmu ingin menikah dengan wanita biasa?"

Pernikahan bisnis adalah hal yang baik, tapi ketika satu pihak menekan pihak yang lain, hal baik ini jadi tidak terlihat baik.

"Apakah kamu pikir keluarga Du membutuhkan pernikahan bisnis?" Tanya Dennil Du dengan percaya diri.

"Ya. Keluarga Du punya kekayaan dan kekuasaan. Properti keluarga Du ada di seluruh dunia bagian selatan, lalu masih ada kakek yang bekerja di pemerintahan. Pemerintahan...."

Yoshua Fei berdecak, lalu di saat bersamaan mengucapkan kata yang sama seperti Karina: "Keluarga kalian begitu tinggi, wanita biasa mana yang bisa masuk ke dalam keluarga kalian?"

Pasti sangat menyenangkan bisa menjadi seorang nyonya Du....

"Semenjak aku menyetujuinya, secara alami aku jadi memiliki cara." Dennil Du menuang segelas alkohol, menaikkan dagunya lalu cairan dingin itu mengalir ke jakun seksi pria itu.

Dennil Du keluar dari klub malam saat waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Pria itu kembali menelpon Helena He, ingin memberitahu wanita itu bahwa publikasi berita pernikahan mereka besok akan menyebabkan kontroversi dan juga Dennil Du membutuhkan kerja sama wanita itu.

Telepon berdering lama sekali tapi tidak ada jawaban. Dennil Du mengerutkan alisnya. Pria itu mengendarai mobilnya, menunggu di jalan yang menuju arah rumah Helena He.

Langit malam ini agak kelabu. Bulan sembunyi dibalik awan. Selain lampu jalanan yang redup, hampir seluruh jalanan terlihat gelap.

Dering ponsel memecahkan keheningan malam. Melihat nomor yang tertera, Dennil Du mengangkat panggilan tersebut lalu berkata: "Apakah masih belum selesai?"

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu