Someday Unexpected Love - Bab 26 Mabuk (1)

Dennil Du menatap botol bir yang telah kosong, bertanya dengan tidak jelas: Sudah.... sudah habis, bagaimana ini?

Tentu saja mengantarmu pulang, memangnya bagaimana lagi?

Dengan sekuat tenaga menariknya berdiri, dengan bantuan pelayan yang bekerja di bar, memasukkannya dengan paksa kedalam kursi penumpang belakang, Helena He pernah belajar mengemudi dua tahun yang lalu, mengemudi dengan kecepatan yang pas, hingga tiba di rumah mewah Dennil Du bukanlah suatu masalah besar.

Dia gemetaran sepanjang jalan, hingga akhirnya tiba pada tempat tujuan dengan selamat, dengan seluruh tenaganya akhirnya dia dapat membawa Dennil Du hingga ke dalam kamar.

Berdiri disisi balkon yang terletak pada lantai dua, nafasnya terengah-engah, sambil mengusap keringat yang ada dikeningnya, menatap jauh pada bintang-bintang dilangit, bertanya pada diri sendiri dengan rasa tidak percayanya: Kenapa aku mau kembali menemani orang gila sepertinya hingga tengah malam?

Air, air...... Dari dalam kamar, terdengar Dennil Du mengigau ingin minum air.

Menghela nafas dengan kasar, dia turun kebawah untuk menuangkan segelas air putih, kemudian kembali ke sisi ranjang, membantunya untuk bangkit duduk.

He......lena, ini sudah sangat larut...... benarkan? Kamu jangan pulang, tidur...... tidur saja dikamar tamu, disebelah...... kamar yang pernah kamu tempati!

Waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam, dia sudah tahu jika dia tidak dapat pulang ke rumahnya, ini juga bukan pertama kalinya dia menginap disini, jadi, dia memang tidak berencana untuk pulang.

Iya, aku tahu. Dia membawa gelas yang sudah diminum hingga tandas, ketika dia akan membalikkan tubuhnya, tiba-tiba Dennil Du menariknya, kemudian tanpa diduga menariknya hingga masuk kedalam pelukannya......

Dennil Du, apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku, cepat lepaskan aku!! Helena He terus memberontak, namun mau memberontak bagaimanapun dia tidak dapat terlepas dari pelukan Dennil Du, sebaliknya, semakin dia memberontak, dia akan semakin mengeratkan pelukannya.

Jangan pergi...... Biarkan aku memelukmu sebentar.

Tiba-tiba, dia tercengang, karena dia mendengar dengan jelas suara isakannya.

Helena He tahu, dia pasti teringat dengan seseorang yang dia cintai, karena tumbuh dalam keluarga yang tidak memiliki cinta, jadi dia sangat mengerti, dia sering merasa sakit dan sedih karena kalimat dalam sebuah buku, atau tatapan dalam sebuah drama, atau mendengar cerita orang lain.

Sama seperti sekarang, jelas-jelas siapa yang dicintai oleh Dennil Du itu bukanlah urusannya, namun hatinya ikut merasa nyeri, bukan karena hal lain, hanya karena dia merasa simpati pada akhir cerita yang tidak bahagia.

Dia sangat penasaran, sebenarnya perasaan cinta yang seperti apa, sampai membuatnya merindukannya hingga seperti ini, rindu hingga memohon dihadapan wanita yang tidak begitu dikenalnya, hanya karena menginginkan sebuah pelukan.

Mic, menunggu itu bukanlah hal yang pahit, yang pahit itu adalah menunggu tanpa adanya harapan......

Hatinya terasa seperti tercubit, terasa sedikit nyeri, Helena He benar-benar merasa simpati padanya, dia berpikir sejenak, putus asa yang seperti apa, hingga dapat mengucapkan ‘menunggu itu bukanlah hal yang pahit, yang pahit itu adalah menunggu tanpa adanya harapan’ kalimat seperti ini yang dapat membuat orang lain yang mendengarnya merasa sakit?

Dia mengangkat lengannya, membalas pelukan Dennil Du, dia bilang dia adalah teman yang selalu ada untuk menolong, dalam situasi seperti ini, seandainya dia bukan teman, dia tetap akan mengulurkan tangannya untul membantu.

Mic, ternyata nama wanita yang kamu cintai bernama Michelle Yang ......

Dia bergumam pada dirinya sendiri, Dennil Du telah tertidur, dia tidak akan mendengar semua ucapannya.

Dini hari, langit baru saja mulai terang dari ufuk timur, Helena He telah beranjak keluar dari rumah Dennil Du.

Sudah cukup lama dia berjalan disepanjang tepi pantai, terus berjalan hingga langit menunjukkan cahaya matahari perlahan-lahan, setelah merasa puas dia memutar balikkan tubuhnya, dia tidak kembali ke rumah, namun dia langsung pergi ke kantor.

Hari ini dia menyadari jika para rekan kerjanya menatapnya dengan tatapan yang berbeda, dia mengira jika berita mengenainya yang akan menikah dengan keluarga kaya raya telah menyebar, namun dia melupakan satu hal penting.

Helena...... baru saja duduk ditempat duduknya, tiba-tiba teman satu kantornya Marry Zhao datang memeluknya.

Ada apa? Dia mengangkat pandangannya dengan bingung.

Aku baru saja masuk perusahaan ini belum sampai setengah tahun, tapi kita sudah akan berpisah lagi.

Ha? Helena terkejut, kamu ingin mengundurkan diri?

Marry Zhao menggelengkan kepalanya: Tentu saja tidak, yang kumaksud adalah dirimu.

Memangnya aku kenapa? Dia bertanya dengan bingung.

Hey, bukankah kamu hamil? Apa kamu tidak berniat untuk mengundurkan diri?

Helena He membeku, demi Tuhan, dia benar-benar lupa jika hari itu dihadapan banyak wartawan dia mengakui jika dia sedang hamil......

Pria yang akan menikah denganmu adalah pria yang sangat berkelas dan terkenal dikota ini, apakah mertuamu akan mengijinkanmu untuk tetap bekerja?

Orang bodoh pun tahu, menikah dengan orang kaya sama dengan meninggalkan pekerjaan yang ada sekarang, ditambah lagi menikah dengan keluarga yang begitu berkuasa.

Sebenarnya aku tidak...... Helena He ingin mengatakan dia tidak hamil, namun ucapannya tertahan dibibirnya, hanya dapat menelan kembali kalimat yang ingin dia ucapkan itu.

Masalah ini sudah diketahui oleh semua orang, semakin menjelaskannya maka akan semakin berantakan, ditambah lagi dia sendiri telah mengakuinya.

Kamu tidak apa? Marry Zhao mengerutkan alisnya.

Bukan apa-apa, aku pergi ke toilet sebentar. Helena He bangkit berdiri, kemudian berjalan keluar dari perusahaan dengan panik, sekarang dia merasa, persoalan hamil ini benar-benar tidak bisa dianggap remeh, dia harus membicarakan masalah ini dengan Dennil Du.

Ketika dia sedang berpikir, tiba-tiba handphonenya berdering, ketika melihat siapa yang menelepon, dia segera mengangkatnya——

Kemarin malam apa kamu yang mengantarku kembali? Ucap Dennil Du langsung.

Iya, ada apa?

Eem, tidak apa-apa, apakah aku mabuk parah?

Menurutmu? Helena He menaikkan sebelah alisnya, instingnya berkata yang ingin dia tanyakan bukanlah pembicaraan tidak penting seperti ini.

Aku pasti mabuk parah, karena aku tidak dapat mengingat apa yang telah terjadi kemarin malam......

Sudah tahu masih bertanya. Dia bergumam dengan kesal.

Seketika telepon itu menjadi sunyi sejenak, Helena He menunggu dengan sabar, kemudian terdengar kembali pertanyaan dari sebrang sana: Kemarin malam, tidak terjadi apapun kan?

Dennil Du bertanya dengan hati-hati, namun dia benar-benar tidak mengingat apa yang telah dia lakukan dan katakan.

Apa maksudmu? Dia berpura-pura tidak mengerti.

Itu...... Aku...... tidak melakukan apapun padamu kan? Walaupun dengan terbata-bata, dia tetap menyelesaikan kalimatnya.

Helena He tersenyum licik, dia merendahkan suaranya dengan kesal menegurnya: Kamu masih berani bertanya, tentu saja kamu telah melakukan sesuatu padaku!

......Tidak terdengar kata-kata apapun, dia yakin Dennil Du pasti sedang mencerna kata ‘melakukan’.

Apa yang telah aku lakukan? Suara Dennil Du terdengar tegang.

Tentu saja kamu melakukan hal yang tidak seharusnya kamu lakukan! Ucapnya, dia menahan sekuat tenaga untuk tidak tertawa.

Dennil Du mengerutkan keningnya, dengan terpaksa dia mengakui, perkataan Helena He benar-benar membuatnya terkejut.

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu