Someday Unexpected Love - Bab 37 Wanita Gila (1)

Tanpa bisa mengelak, Helena He merasa tersentuh, sangat-sangat tersentuh.

Dia tidak mengatakan terima kasih lagi, terkadang untuk mengungkapkan rasa terima kasih pada seseorang, tidak harus menggunakan perkataan.

Oh iya, minggu depan kita akan pergi bulan madu.

Helena He merasa tersanjung kemudian menggelengkan kepalanya: Tidak perlu, kita hanya berpura-pura sebagai suami istri.

Dennil Du mengerutkan alisnya: Walaupun hanya berpura-pura, namun pernikahan ini nyata.

Tapi......

Jangan tapi-tapian lagi, aku akan pergi mandi dulu, kamu pikirkan baik-baik.

Bulan madu? Helena He merenung sejenak, dia merasa ide ini tidak buruk juga, setidaknya dia tidak perlu menghadapi anggota keluarga Du yang tidak menyukainya.

Satu bulan pernikahan palsu ini jika dibilang lama tidak lama juga, namun tidak sebentar juga, dia tidak bisa terus-terusan mondar-mandir tanpa melakukan apapun setelah Dennil Du pergi bekerja.

Aku sudah memikirkannya, jika kamu bisa meluangkan waktu, aku tidak akan menolaknya. Baru saja Dennil Du keluar dari kamar mandi, Helena He langsung mengatakan keputusannya.

Baiklah kalau begitu, kamu pergilah mandi kemudian cepat tidur.

Malam ini dia tidur diatas sofa, Helena He menatap bayangan punggungnya, dia tidak dapat menggambarkan bagaimana perasaannya.

Ketika dia keluar dari kamar mandi, Dennil Du terlihat seperti sudah terlelap, dia mengendap-ngendap berdiri disisi sofa selama beberapa saat, kemudian berbaring diatas ranjang.

Lampu telah dimatikan, dia terus membolak-balikkan tubuhnya tidak bisa terlelap.

Ada apa denganmu? Dalam kegelapan, tiba-tiba Dennil Du bersuara.

Eh, apakah kamu belum tidur? Helena He bertanya dengan terkejut.

Terdengar suara yang lesu dari arah sofa: Tentu saja, kamu yang tidur diranjang saja merasa tidak nyaman, apa aku dapat tidur dengan nyenyak diatas sofa?

Helena He segera menjelaskan: Aku tidak mengatakan jika ranjang ini tidak nyaman!

Kalau begitu sedang apa kamu terus bergerak diatas ranjang?

Terus bergerak? Bukankah seharusnya bolak-balik? Dia telah tidur sendirian selama dua puluh tahun lebih, tiba-tiba didalam kamar ada seorang pria, bagaimana pun pasti ada proses adaptasi kan......

Aku sedang memikirkan, kamu akan membawaku kemana ketika bulan madu nanti.

Kamu ingin pergi kemana?

Dia tidak pernah memikirkan soal ini, menaikkan sebelah alisnya, kemudian bertanya dengan ragu: Apakah kita akan pergi kemanapun tempat yang ingin aku kunjungi?

Ya.

Helena He dengan bersemangat menyuarakan keinginannya: Aku ingin pergi ke Tibet.

......Dennil Du tidak dapat berkata apapun.

Apakah boleh?

Tidak.

Kenapa? Dia menjadi merasa kesal, tadi dia berkata akan pergi kemanapun yang dia inginkan, dia hanya mempermainkan orang saja!

Tibet terlalu berbahaya, apakah kamu tidak pernah mendengar soal pemukulan pembakaran dan penembakan?

......Kalau begitu bagaimana jika kita pergi ke Gunung Jiuhua? Helena He menunggu persetujuan Dennil Du dengan penuh harapan.

Tidak. Dia kembali menolak, bahkan mengejeknya: Sebenarnya kamu ingin jalan-jalan atau ingin mendengarkan sekelompok bhiksu sedang berdoa?

Helena He menarik selimut hingga menutupi kepalanya: Kalau begitu aku tidak akan bicara lagi, kamu saja yang memutuskan!

Dennil Du bangkit duduk, menyalakan sebatang rokok dalam kegelapan, sebuah sinar kecil yang seperti kunang-kunang bergerak keatas dan kebawah.

Bagaimana jika ke jepang? Belakangan ini bunga sakura di Jepang sedang mekar, dia yakin jika setiap wanita tidak akan melewati pemandangan ini.

Tidak.

Kenapa? Giliran dia yang merasa bingung.

Aku cinta negaraku!

……

Dennil Du mengusap keningnya: Kalau begitu selain Tibet Gunung Jiuhua, kamu ingin pergi kemana lagi?

Surga. Ucap Helena He dengan kesal.

……

Helena He tidak tahu bagaimana dia bisa terlelap, tidak tahu juga kemana mereka akan pergi bulan madu, tidak mendapatkan hasil kesepakatan bersama.

Ketika terbangun, Dennil Du sudah tidak berada didalam kamar.

Dia bangkit merapihkan dirinya kemudian turun ke lantai bawah, ruang tengah sangat sunyi tidak seperti biasanya, keluar dari ruang tengah, dia melihat kepala pelayan keluarga Du sedang menyiram tanaman di taman, dengan cepat dia menghampirinya.

Paman Heri, selamat pagi.

Ya. Dia memutar kepalanya menatapnya sekilas, tatapannya terlihat sangat dingin.

Kelihatannya, satu lagi orang yang tidak ingin melihatnya, sebenarnya ini hal yang biasa, walaupun menghadap putrinya, Helena He juga tidak seharusnya berharap jika Paman Heri akan melembut padanya.

Kenapa tidak ada orang dirumah? Dimana tuan dan nyonya? Dia bertanya dengan bingung.

Pergi menghadiri pertemuan dengan temannya. Jawabnya dengan kaku, tanpa keramahan, dan sangat dingin.

Oh. Kalau begitu silahkan lanjutkan kesibukanmu. Dia membalikkan tubuhnya meninggalkan taman, lebih baik jika dia menonton film dari internet daripada berbicara dengan orang yang tidak mengasikkan sepertinya.

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu