Someday Unexpected Love - Bab 96 Kecelakaan Disaat Bertamasya Bulan Madu (1)

Helena He tiada emosi baik bersuara heng sekali, tidak segan-segannya duduk di kursinya, berputar sekali: "Dennil, kamu ngaku saja, sebenarnya..."

Euh....

Kata dia belum lagi selesai, mulut dia sudah dibuntuh dengan lelaki yang berkuasa itu dengan bibir yang panas, kata yang ingin dikatakan semua telan kembali dalam perut.

TokTok, Pintu kantor tidak tepat waktunya terketok, Helena He berburu-buru mendorongnya, dan mengingatkan: "Ada orang datang."

Dennil Du sangat kesal sama orang yang ketok pintu saat ini, jadi saat Asisten Niko dengan senyum menenteng catering makanan masuk, tatapan mata tajam membuat dia tak berani bergerak sama sekali.

"Dir, Direktur Du...catering makan sudah dianterin."

"Sudah nampak!", Dennil Du tiada kasih emosi baik sekilas melotot dia: "Masih tidak keluar?"

Kata dia baru keluar suara, asisten Niko seperti korban bencana kabur dengan cepat, sebentar saja tiada banyak orang.

Helena He melihat dia masih kurang puas sedikit emosi lembut, tidak tahan tertawa dan berkata: "Kamu begini sama Niko, dia bakalan tidak bisa makan nanti."

"Ehm?", Dennil Du tidak mengerti.

"Dia pasti sedang pikir, dia melakukan apa yang bikin kamu tidak senang lagi."

Selesai bicara, terus mulai tertawa sendiri.

"Sudahlah, makan dulu.", Dennil Du merangkul bahunya, dua orang duduk di sofa kantor, Helena He lihat semua adalah makanan kesukaannya, hatinya tiba-tiba merasa hangat, numpung waktu selang Dennil Du sedang menyedok nasi, mengulurkan kepala sekejap cium dia.

"Beri aku pujian kah?"

Dennil Du tertawa-tawa. wajahnya penuh dengan ekspresi yang puas.

"Yah."

Helena He juga tidak bersembunyi-bunyi, mengangguk kepala ngakuh, dan berbisik ditelinga: "Kamu gelora kah?"

"Gelora.", dia tetap terus tertawa.

"Seberapa geloranya."

"Saking geloranya ingin menyerbu pada kamu."

.....

Makan siang yang sangat menyenangkan, ada makanan kesukaan sendiri, dan ada lelaki kesukaannya di samping, bagaimanapun semua sangat senang.

"Aku sudah lama tidak ada baik-baik makan seperti kayak ini."

Hati dia sangat puas dan bersandar di ujung bahu Dennil Du.

"Aku tahu, makanya seterusnya tiap siang harus datang kemari."

"Kamu berencana ingin merawat aku seberapa gemuk?"

"Seperti kayak babi sudah cukup ."

......

Sore sebelumnya pulang kerja, Dennil Du berkata dengan Helena He: "Jangan pulang dulu, kita pergi ke club Phantom duduk-duduk."

Helena He tidak perlu tebak pun tahu dia ingin bertemu dengan siapa, semenjak pesta di villa Sean Ou hari itu kemudian, dia dan mereka tiada bertemu lagi.

"Aku tidak pergi, bolehkah?"

Dia berdiri didepan mobil Dennil Du, seratus persen tidak mau.

"Kenapa?"

"Aku tidak ingin bertemu dengan Sean, dia mungkin juga tidak ingin bertemu dengan aku."

"Tidak masalah, kamu juga bukan demi bertemu dengan dia, kamu bisa dengan Yoshua saja, tak usah peduli dia."

"Kamu pergi sendiri saja, lihat dia bikin kacau, dak bisa jadikan dia angin juga."

Dennil Du tertawa, bercanda: "Emang kamu pulang lihat ibu aku tidak kacau kah?"

Dia terbengong, berbalik badan membuka pintu mobil, masuk kedalam duduk, dengan pasrah berkata: "Aku ikutin kamu sajalah."

Dalam kamar club Phantom, Sean Ou tidak menyangka, orang yang dibawa Dennil Du kemari adalah Helena He.

Saat kedua orang muncul bersamaan, Yohsua Fei bersikap biasanya sja, dia malah mengerut kening, ingin sekali memisahkan mereka berdua.

"Kak ipar, apa kabar."

Yoshua Fei bersenyum sapa pada Helena He, tatapan mata melihat dia sangat lembut.

Helena He mengangguk kepala padanya, segera duduk di tengah, yaitu di tengah antara Dennil Du dan Yoshua Fei.

"Kak Dennil, kenapa bawa dia kemari?"

Sean Ou menekan suara rendah sekali, nada terdengar tidak senang.

"Dia istri aku, aku tidak bawa dia kemari, emang bawa siapa?", kata Dennil Du dengan santai.

Walau suara mereka berdua sangat kecil, ditambah Yoshua Fei juga berbicara dengan dia, Helena He tetap mendengar pembicaraan sebelah kanannya.

"Michellenya? Kamu bukannya harus bawa dia? Dia bukanlah orang tercinta kamu kah?"

Sean Ou semakin bicara semakin gelora, suara dia tidak sadar semakin membesar.

Yoshua Fei juga mendengar suara pembicaraan mereka, dia melirik Helene He yang disampingnya, sengaja mengalih perhatian dia: "Dua hari ini aku berencana ingin mengendarai kapal pribadi pergi keluar main beberapa hari, kamu dan Kak Dennil ikutan pergi main kah?"

"Tidak bisa, masalah kantor lagi sangat banyak sementara."

"Masalah kantor begitu banyak manajer bukan tidak dapat diselesaikan, ikutan pergi yuk, kasihkan aku muka bolehkah?

Helena He agak sulit menunduk kepala: "Kamu tanya pada Dennil saja, kalau dia setuju aku tak ada pendapat."

Sean Ou menepuk paha, dengan senangnya berkata: "Tidak perlu tanya dia lagi, dua hari lalu aku sudah telepon tanya dia, dia bilang asal kamu mau, dia tidak ada pendapat."

.....begitu sepakat kah? Helena He mencicit lidah.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu