Someday Unexpected Love - Bab 28 Seperti Duduk Diatas Tumpukan Jarum (2)

Pukul 6:45, Dennil Du menelepon kemari, Helena He melirik pakaiannya terakhir, tanpa ragu melangkah keluar rumah.

Dia selangkah demi selangkah mendekati Dennil Du, melangkah semakin dekat, pandangan dia terlihat bingung ia pun terlihat dengan jelas, sampai di depannya, dia berhenti langkahnya menunggu dia interogasi.

Mengapa kamu tidak memakai pakaian yang kuberikan padamu? Dia tahu bahwa dia akan mengajukan pertanyaan ini.

Karena inilah penampilan aku yang paling nyata.

Dennil Du mengingatkan: Malam ini tidak sama dari biasanya.

Aku tahu, Helena He hanya tersenyum: Orang tua kamu sudah mengetahui situasi rumah aku, walaupun kamu menyuruh pakai pakaian yang indah dan elegan, di mata mereka aku tidak akan berubah dari burung gereja menjadi burung phoenix.

Ya, inilah mengapa malam ini dia memutuskan untuk tidak mengenakan pakaian yang dia berikan. Dia hanya wanita biasa, Chanel tidak akan membuatnya berubah menjadi orang lain.

Dengan sengaja berdandan, berusaha menaikan harga diri sendiri, ciptaan yang seperti ini, bukanlah gayanya.

Waktu sudah mepet, Dennil Du memahami kekerasannya, jadinya dia hanya bisa mengalah membuka kepadanya: Baiklah, aku menghormati pemikiranmu.

Awalnya dia hanya takut dia bisa merasa rendah diri, makanya baru mengantar satu set pakaian datang, supaya punya keberanian, tapi sekarang kelihatan dia jauh lebih tangguh daripada yang dia bayangkan ...

Mobil berhenti di depan rumah Du, Helena He turun dari mobil, memperbandingin didepan matanya bangunan yang lama, merasa kemegahan yang terungkap pada bangunan arsitektur itu, seolah-olah telah melihat dua di bawah wajah yang serius tegas, berpaparan suasana arwah aristokrat.

Bersantai la , jangan gugup, Dennil Du berdiri di belakangnya, berbisik pelan menenanginnya.

Seharusnya kamu yang tidak perlu gugup kali, aku bukan putri salju, kamu juga bukan pangeran, jadi tidak akan membiarkan sendiri dalam keadaan yang berbahaya, terus menunggumu datang menolongku!

He, bibir Dennil Du menunjukkan senyum ringan, dia masih punya mood untuk membuat lelucon. Sepertinya beneran dia yang terlalu khawatir…

Pintu masih tetaplah Ayahnya Karina, dia memanggil: Tuan muda. Terus mengalihkan pandangan kearah Helena He.

Helena He, ini Paman Hadi Shi, manejer di Rumah Du. Dennil Du menunjuk kearah Paman Hadi Shi untuk memperkenalkannya.

Helena He sedikit memenggal, Salam kenal, Paman Hadi Shi.

Yah. Tidak ada banyak antusiasme, Hadi Shi dengan wajah tiada ekspresi menyambutnya, sudah termasuk sapaan.

Bertembus di koridor yang indah, dia sama sekali tidak ada mood untuk menghargai lingkungan sekitar, dalam hati berputaran, seorang manejer saja pandanganya sudah cukup tinggi, apalagi tuannya bakalan lebih jauh tak terjangkau….

Tiga atau lima deret pelayan, berdiri tegak di pintu masuk utama ruang tamu, mereka ingin melihat seperti apa Nona muda Du yang akan datang, mereka takut dengan peraturan rumah yang tegas, menahan rasa penasaran, menuruti aturan.

Tuan Muda ... Para pelayan mendengar langkah kaki dan semua menundukkan kepalanya. Helena He memandangi dua baris kepala yang rendah, semua menunduk, gak ada satupun yang berani mengangkatnya.

Tidak terasa, Belum lagi ketemu peran utamanya, dia sudah merasakan beban yang berat.

Ruang tamu Rumah Du cukup luas, perkiraan hampir seratus kaki persegi. Di dinding putih terpasang penuh dengan pajangan kaligrafi dan lukisan berharga. Helena He tidak mengerti menghargainya, serasa dia mahal, hanyalah karena firasat…

Mengikutin langkah kakinya Dennil Du, perlahan-lahan berjalan kearah sofa yang berwarna hijau gelap, di sisi kiri sofa, terduduk seorang wanita yang berusia sekitar 50 tahun, waktu masa tidak meninggalkan bekas di wajahnya, kulitnya sangat putih, putihnya sampai tidak kelihat keriput sama sekali, rambutnya tinggi disanggul, berpakaian cheongsam yang mewah.

Dari sudut pandangan Helena He, beneran sedikit mirip dengan ratu dalam mitos, apalagi kedua pasangan kelopak matanya, serasa bisa menembus pemikiran orang.

Ayah, Ibu. Helena He sudah datang. Dennil Du berdiri ditengah sofa, berarah kedua sisi memperkenalkan orangnya.

Dibandingkan dengan ketajaman Sinta Dou, ekspresi Albert Du juga tidak begitu ramah gimana, dari lahir dia sudah memiliki keagunan, ditambah lagi ketidakpuasannya terhadap pernikahan ini secara alami kurang antusias terhadapnya.

Kamu Helena He?

Nyonya Du berdiri, menggelilinginya dari depan belakang kiri kanan terus memandangnya, gak ada ramah yang terlihat dari Ibu mertua ini, adanya rasa ketidaksukaan jelas padanya.

Ibu, memperhatikan nada pembicaraanmu.

Wajah Sinta Dou tenggelam: Dennil Du, Ibu mu tidak perlu kamu ajarin.

Ekhm ekhm ... Albert Du terbatuk dua kali, menunjuk kearah sofa berkata: Duduklah. Dia gak ada menyebutkan nama dan marga, Helena He masih cerdik langsung duduk.

Nona He, kamu tahu alasan kenapa anakku bersikeras ingin menikah denganmu? Dia mengencangkan wajahnya dan berpatah-patah berbicara.

Aku pikir kamu mungkin tidak tahu, dia karena ...

Kata yang ingin diucapkan belum sempat mengucapkan, malah sudah terpotong oleh Helena He…

Paman, kamu tidak perlu memberitahuku lagi, aku tahu.

Oh? Albert Du cukup terkejut.

Jika Anda ingin memberi tahu saya, itu semua karena Michelle Yang, kalau demikian tidak perlu mengatakannya lagi, karena itu bukanlah rahasia.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu