Someday Unexpected Love - Bab 162 Menceritakan Mabuk Cinta (2)

Kenapa?

Bukannya laki-laki yang mabuk paling mudah tergoda? awalnya, bukannya karena dia mabuk, lalu menganggap dia sebagai Michelle Yang.

Karena, aku tahu dia bukan kamu.

Helena He mengerutkan dahi, mukanya mengeluarkan ekspresi kebingungan, walaupun dia mabuk, bagaimana tahu orang lain berpura-pura menjadi dia?

Kamu dulu mabuk, sering menganggap aku adalah dia, masih mencium aku, tetapi, memanggil nama dia, kamu ingin berkata, kamu sudah tidak melakukan kesalahan yang sama?

Dia menghela nafas, menggeleng: Bukan, alasannya sangat mudah, seorang kekasih yang dapat diganti bukanlah seorang kekasih.

Dennil Du menatap dengan dalam: Jadi aku dapat mengangap kamu Michelle, karena kamu dapat menggantikan dia, tetapi aku tidak dapat menggantikan dia adalah kamu, karena, dia tidak seperti kamu, kamu, adalah orang yang aku cintai satu-satunya.

Betapa tersentuhnya, Helena He berkaca-kaca, dan berkata: Semua orang berkata, laki-laki yang dapat berkata baik kepada kamu, ke wanita lain, dia juga dapat bicara, tetapi aku tahu, kamu tidak.

Dennil Du menimpa dia ke kasur, dan berkata: Tetapi aku tahu, kamu tidak.

Dia mencium bibirnya, mulai berhubungan dengan hangat......

Malam, sunyi, tenang, Helena di samping tubuh Dennil Du, menutup mata, bernapas dengan tenang.

Setiap malam dimana tidak dapat tidur dengan nyenyak, dia percaya banyak orang seperti dia, terbiasa menutup mata, dengan tenang memikirkan seseorang, merindukan seseorang. Tetapi dihati mereka, dapat merindukan seseorang, sudah cukup.

Kita sudah lama tidak bersama, merasa sangat baik. Dennil Du berkata.

Dia tidak berbicara, setelah itu, dia berdiri, mengangkat pakaian di lantai, dan masuk ke dalam kamar mandi.

Malam ini, Dennil Du tidak pergi, Helena He juga tidak kesal, walaupun tahu begini tidak baik, tetapi, dia juga ingin sesekali bertingkah seperti wanita nakal.

Pagi hari dia bangun sangat awal, membuat sarapan dan meletakkannya diatas meja, meninggalkan sebuah surat, lalu diam-diam meninggalkan rumah.

Sebenarnya dia tidak perlu sepagi itu berangkat kerja, tetapi, dia ingin menghindari Dennil Du, semalam berhubungan, membuatnya tidak tahu harus bagaimana menghadapi dia, dia menginjak pintu villa karena dia mengizinkan, yang membuat dia masuk kedalam ruangan juga dia, ini adalah sikap yang tidak baik, Dennil Du harus bagaimana bersikap, juga harus bagaimana berpikir......

Saat Dennil Du bangun, matahari sudah bersinar terang, sinar matahari menembus kain tirai, samar-samar menyinari tubuhnya.

Dia perlahan turun, dia melihat di meja makan tertata makanan yang dia sukai, juga ada sebuah surat dengan tulisan yang dia kenal, membuatnya merasa dekat, tetapi saat melihat isinya, tidak terasa dekat. Dennil, masalah semalam saat berharap melihat matahari, lupakanlah, aku suka sinar matahari, jadi, tidak ingin menjadi wanita buta.

Dia tahu apa yang dia maksud. Walaupun hatinya putus asa, tetapi masih duduk di samping meja makan, memakan habis semua makanan yang dia masak dengan hati, berjalan keluar villa, dia sengaja menggunakan kacamata hitam, tidak ingin melihat cahaya matahari, hanya karena, dia tidak ingin lupa, benar-benar tidak boleh lupa.

Sejak malam itu, Dennil Du tidak kembali ke villa, Helena He terbiasa setiap malam berdiri di depan jendela, melihat jalanan itu, bersamaan lega, hatinya juga tidak dpaat dihindari merasa putus asa.

Hari minggu, Margaret Chu mengajak dia pergi, untuk meredakan tekanan di hari, dia setuju.

Selama pagi hari, berdua pergi mengelilingi banyak sekali jalan, siang hari, Margaret Chu menunjuk KFC dan berkata: Perutku lapar, masuk dan makan sedikit saja.

Helena He mengangguk, menganggap tas belanjaan dan masuk kedalam.

Kamu pergi mencari tempat, aku memesan makanan!

Margaret Chu dengan semangat melambai, walaupun sudah menjadi wanita, tetapi setiap kali hanya ingin makan yang dia sukai saja, selalu senang seperti anak kecil.