Someday Unexpected Love - Bab 250 Akhir Kisah (2)

Helena He menangisi ibu mertuanya, dan air matanya bergulir begitu lama, tetapi dia tidak akan membiarkannya jatuh.

Setelah mengalami terlalu banyak kejadian antara hidup dan mati, Ketika mendengarkan banyak hal yang membuatnya merasa tertekan, kecuali mati rasa, sudah terlanjur tidak memiliki perasaan lagi.

Bibirnya kering bergerak, meskipun suaranya telah habis, mulai berbicara dengan tegas: "Ma, Percayalah, tidak lagi, juga tidak akan lagi ..."

Baiklah, tidak akan pernah terjadi lagi. Mereka yang melewati gerbang akhirat sekali tidak akan pernah kembali lagi. Ibu mertua benar, orang yang sudah mati tetaplah mati, dan yang hidup harus hidup dengan baik.

Karena anak-anak, bukan karena yang lain.

Jika ditakdirkan untuk saling mencintai, maka sebaiknya memiliki salah satu anaknya yang tatapan wajah nya nampak seperti dia.

Sehari sebelum dia keluar dari rumah sakit, Helena He menerima hadiah dari pengacara dari Dennil Du.

"Permisi Nyona Du, Ini adalah benda yang diminta oleh Tuan Du yang dititipkan kedadaku untuk diberikan kepadamu sebelum kematiannya."

Helena He mengalihkan pandangannya, mungkin karena pengacara menggunakan dua kata sebelum kematiannya, membuatnya sangat marah.

Menunggu semua orang keluar, dia membuka bingkisan itu. Berisi kotak kayu yang halus dan membuka tutupnya. Dia langsung terpana, Kotak itu berisi jam tangan, dan persis sama dengan apa yang ditunjukkan Dennil Du sebelumnya. .

Singkatnya setelah kejutan kecil selesai, hatinya terasa sakit, itu adalah kebencian yang tersimpan.

Pada akhirnya dia tahu bahwa Dennil Du berharap bahwa Wibowo Zhong tidak akan membiarkannya pergi hari itu, jadi dia telah mengenakan jam tangan palsu di tangannya, dan semua kata yang akhirnya dia katakan padanya adalah kata-kata terakhir ......

Jam tangan itu asli kecuali dia dan dirinya, dan juga kakek-nenek dan ayah mertua, belum ada orang ke enam yang melihatnya, bahkan jika memberikan orang-orang itu jam tangan palsu, mereka juga tidak akan menyadari apakah itu asli atau palsu, hanya pada saat itulah jika da yang tahu misterinya, dan pada saat itulah dapat paham apa yang sebenarnya terjadi, tetapi itu sudah berlalu, sudah terlambat untuk menyesalinya.

Perasaan Helena He yang awalnya tenang, karena melihat jam tangan ini tiba-tiba perasaannya bergejolak, dia menggenggam jam tangan itu erat-erat, membayangkan hari itu, kegigihan dan keputusasaan yang terukir di mata Dennil Du, dia sangat benci jauh ke dalam sumsum tulang.

Ia mengambil jam tangan dengan tenang, dia diantar pulang oleh ayah dan adiknya. Banyak orang mengunjunginya, di antaranya adalah Karina Shi.

"Helena He, Kak Dennil Du mengalami kecelakaan seperti ini, aku ... juga merasa sedih."

Suaranya tercekat: "Dulu aku sangat membencimu dan juga membenci dia, membenci kalian, karena membiarkanku masuk penjara, tetapi tatapan putus asa yang kau berikan kepada ku ketika kau pergi hari itu, memberiku perasaan bersalah yang tak bisa dijelaskan, ayahku meminta maaf untuk keluarga Du, dan ibuku bahkan lebih merasa bersalah. Aku mendengar pembicaraan mereka beberapa hari yang lalu, dan ketika aku tahu bahwa Kak Dennil Du berada di ambang masalah, Berjuang mati-matian untuk pergi menuju ke Gunung Dapo dan dipertengahan jalan bertemu dengan Paman Du, disitulah aku sadar bahwa aku tak berdaya, Kak Dennil Du pasti kurang tegas, aku datang untuk menemuimu, bukan untuk menebus kesalahan orang tuaku, tetapi untuk mengakui kesalahanku sendiri. Waktu itu, aku benar-benar meminta maaf pada mu, Tidak peduli kamu mau memaafkan ku atau tidak. Bahkan, mengingat kesalahan orangtuaku, kamu juga tidak akan bisa memaafkanku, tetapi ... "

"Tidak apa-apa."

Helena He memotong perkataannya: "Kamu bisa sadarkan diri pada saat kritis. Meskipun kamu belum bisa menyelamatkan Dennil Du, aku sudah sangat berterimakasih."

Kalimat ini, hanya dia yang memahaminya, betapa konyolnya.

"Kamu tidak membenciku?"

"Ehm, tidak benci."

"Tidak membenci orang tuaku?"

"Semuanya aku tidak benci, membenci itu terlalu menyakitkan dan melelahkan. Aku tidak ingin membuat diriku merasa lelah."

Karina Shi yakin, meskipun dia sedikit terkejut, dia mengangguk penuh terimakasih, "Terimakasih, kami sekeluarga sangat berterimakasih padamu ..."

"Apa rencanamu selanjutnya? Apakah orang tuamu masih di Kota Surabaya?"

Setelah menuggu begitu lama, kalimat ini merupakan pertanyaan intinya.

Karina Shi mengangguk: "Benar, mereka membeli rumah di sini, kedepannya aku akan hidup bersama mereka, mencari seseorang untuk dinikahi, dan menjalani kehidupan yang lebih baik itu sudah cukup."

"Oh, di mana rumahnya? Bolehkah aku membawa anak-anak kesana suatu saat nanti?"

"Tentu saja boleh, itu tepat di Taman Glass. Aku akan menyambut kedatanganmu."

Helena He tersenyum ringan, "Baiklah."

"Kalau begitu cukup sampai disini ngobrolnya, Aku akan menghubungimu dua hari lagi."

"Baiklah, sampai jumpa."

Helena He terus tersenyum memaafkan, hingga pada akhirnya Karina Shi pergi, senyuman bibirnya berangsur-angsur menjadi menghilang.

Berkunjung? Pasti akan, dia pasti akan pergi ...

Dia ingin melihat, ketika dia tidak bisa bertahan hidup, dan tak bisa mati, iblis yang telah menghancurkan masih bisa hidup dengan bahagia!.

Sejak hari itu, hanya ada dua kata yang ada di dalam benaknya, balas dendam ...

Ya benar, dia akan membalaskan dendam Dennil Du, apapun konsekuensinya!

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu