Someday Unexpected Love - Bab 102 Cinta Lama Bersemi Kembali (1)

Sewaktu dia meninggalkan, Sean mendorong Dennil dengan ragu sambil berkata: Lihatlah, dia cemburu.

Dennil melepaskan kedua tangan Michelle yang melingkar di lehernya, berkata dengan Yoshua: Tolong bawa dia kembali ke kamar.

Tidak, Dennil, aku tidak akan jalan, aku akan bersamamu selalu, bahkan mati pun juga bersamamu!

Kamu jangan begini, sekarang sekujur tubuhnya basah kuyup, jika tidak berganti baju bisa sakit.

Nada bicara Dennil lemah, tapi sangat memilliki kekuatan persuasi, Michelle dengan tidak senang hati memalingkan kepalanya, melanjutkan menangis.....

Sudah, kamu pergi saja ke kakak iparmu, barusan melihatmu melompat ke laut dia sangat khawatir, jika bukan aku yang menarik, konsekuensinya tidak dapat dibayangkan.

Dennil menganggukkan kepala, melihat Michelle dengan pasrah, lalu berjalan cepat menuju kabin kapal.

Helena, kamu jangan khawatir. Dia berjalan ke hadapan Helena, mengulurkan tangannya ingin memeluknya, tapi ditolak mentah-mentah oleh Helena.

Hmmm, aku sudah tahu, kamu ada masalah juga tidak mungkin berdiri disini.

Dia menatap Dennil sekilas dengan tatapan yang dingin, melanjutkan membaca buku. Sebenarnya dia seolah terlihat sedang membaca buku, tapi sebenarnya tidak ada yang dibacanya, matanya menjadi kabur, air mata yang telah ditahan berputar di dalam mata, menutupi matanya.

Apakah kamu marah karena aku turun menyelamatkan Michelle? Helena, bisakah kamu tidak begini? Aku....

Kamu tidak perlu menjelaskan. Helena memotong pembicaraannya: Aku tahu, aku paham, telah memisahkan hubungan khususmu dengan dia, semua orang mengira bahwa kamu sangat pemberani, aku tahu kamu ingin mengatakan ini, aku paham, jadi kamu tidak usah menjelaskan, benar-benar tidak perlu menjelaskan.

Berpura-pura tidak peduli, apakah benar-benar tidak peduli? Air mata tidak mungkin berbohong, jika benar tidak peduli, mengapa meneteskan air mata?

Jelas-jalas kamu marah, mengapa tidak mau mengakui?

Dennil menatapnya dengan dingin: Aku tahu kamu sedang cemburu, mungkin seharusnya aku senang, kamu cemburu menandakan bahwa kamu peduli denganku, tapi aku terpakasa mengatakan, menurutku cemburu terlalu banyak terasa sangat melelahkan, aku tidak perlu kamu terlalu peduli denganku. Kalimatku barusan, aku menyelamatkan Michelle benar-benar tidak ada hubungan pribadi, jika kamu memikirkan yang lain, aku tidak ingin menjelaskannya lagi.

Selesai berbicara dia membawa sepasa baju bersih menuju kamar mandi, Helena mendengar suara air yang mengalir, tiba-tiba menertawakan dirinya.

Sewaktu Dennil keluar, situasi sudah menjadi pulih kembali, Helena masih duduk disana membaca buku, Dia menatap Helena sebentar, berbalik badan dan berjalan keluar.

Mungkin di waktu ini, menyuruh keduanya saling diam adalah hal yang baik. Dennil benar-benar merasa apa yang dilakukan tidak ada yang salah, jadi, dia tidak ingin berkompromi.

Dennil..... Helena tiba-tiba memanggilnya, membuang buku di tangannya itu ke atas sofa, dengan pelan berjalan ke hadapan Dennil, berkata: Meskipun tidak ada keharusan, tapi aku harus mengatakannya, kamu bilang kamu tidak memiliki hubungan pribadi dengan Michelle, tapi mengapa setiap kali dia muncul, kamu selalu menjadi orang pertama yang bergegas keluar? Alasannya? Simpati? Merasa bersalah? Baik hati? Atau karena... insting?

Dennil membelakanginya, dengan lembut berkata: Aku rasa aku tidak memiliki keharusan untuk menjawab pertanyaan ini, jika kamu memiliki rasa percaya yang cukup kepadaku, kamu seharusnya tahu apa jawabannya.

Jelas aku percaya kepadamu, aku hanya tidak percaya pada diriku sendiri.

Apa artinya? Dia memutarkan kepala.

Tidak ada artinya, aku hanya ingin berkata kepadamu, jika kamu bisa kehilangan nyawa demi Michelle, maka aku bisa melakukan ini demi kamu. Saat melihatmu terjun ke laut, tidak cemburu seperti yang kamu pikirkan, aku hanya benci melihatmu terjun dengan nekat. Sama sekali tidak memikirkan orang yang tidak terjun sebenarnya lebih menderita daripada orang yang terjun. Kamu tadi mengucapkan satu kalimat, aku terlalu mempedulikanmu, takut kehilanganmu, bahkan siap mati kapanpun, sangat menggelikan. Sekarang kamu tidak apa-apa, semua orang juga tidak apa-apa, tapi aku akan mengingat kata-katamu itu, jangan terlalu mempedulikanku, karena kamu tidak butuh!

Hati Dennil terpukul, mengulurkan tangan ingin memeluknya: Helena, aku tau betapa kamu mempedulikanku, demi kamu, aku tidak, aku tidak akan meninggalkanmu seorang diri.

Helena mendorongnya, membelakanginya dan dengan dingin berkata: Bukankan aku tidak menjelaskan padamu, apakah kamu bisa menyebutku pembuat masalah? Yang sedang cemburu? Jika kamu ingin aku cukup percaya denganmu, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu percaya denganku?

Jelas aku percaya denganmu. Dennil menggenggam tangannya.

Tapi aku tidak bisa mempercayaimu lagi dan lagi, tidak mungkin.... Helena pelan-pelan menarik tangannya.

Mengapa?

Helena memejamkan mata, lalu membukanya: Mungkin di dalam hatimu kamu mengira bahwa kamu mencintaiku, kamu telah membuat cinta untuk Michelle beralih kepadaku, tapi setelah melewati masalah kemarin dan hari ini, membuatku memberimu cinta dengan pemahaman yang baru. Dennil, apakah kamu jelas? Apakah kamu bersikap kepadaku karena cinta atau tanggung jawab? Kamu bersikap kepadanya, apakah benar karena insting pemberani atau karena takut kehilangannya?

Dennil mamandangnya dengan kaget, menjawab dengan yakin: Jelas aku bersikap kepadamu karena cinta, aku tidak memiliki keharusan bersamamu karena tanggung jawab.

Benarkah? Aku rasa kamu tidak perlu menjawab dengan cepat, berpikirlah baik-baik, mungkin kamu tidak paham dengan hatimu sendiri.

Setelah Helena selesai berbicara, kepala yang tidak menengok kebelakang keluar dari ruangan, langkah kakinya berhenti di depan kamar Sean, dan mengetuk beberapa kali.

Sean membuka pintu, matanya mengejutkan orang: Helena? cepat masuk ke dalam dan duduk.

Tidak perlu, aku hanya ingin berbicara denganmu sebentar, tolong kemudikan kapan kembali pulang, aku tidak ingin melanjutkan berlibur.

Mengapa?