Someday Unexpected Love - Bab 92 Tiga Wanita Dalam Satu Pertarungan (1)

Aku bukan bermimpi! Aku mengatakan yang sebenarnya, Dennil percayalah padaku, aku benar-benar melihat ada seseorang keluar dari sana, lagi pula aku memberitahumu diam-diam, dua bulan yang lalu, sebenarnya aku pernah pergi sendirian ke reruntuhan, dan ....

Helena menelan ludah, terpikir akan kejadian malam itiu, tanpa sadar tubuhnya berada di dalam pelukannya, melanjutkan berbicara: Dan aku juga mendengar dua orang yang sedang berbicara, tapi karena jaraknya agak jauh, langit juga sudah gelap, ditambah lagi otakku yang pada saat itu sedang kosong, aku tidak bisa mendengar sama sekali, tetapi aku bisa memastikan, malam itu dan malam ini bukanlah sebuah ilusi!

Dengan satu tarikan nafas dia berkata panjang lebar, selesai berbicara melihat Dennil tidak memberi respon, menengadahkan kepala mellihat, ternyata dia tertidur. Helena seketika jengkel: Aku membiarkanmu tidur!

Dennil membuka matanya dan menghela nafas tanpa suara: Sampai kapan kamu mau mencari masalah?

Apakah kamu mendengar apa yang barusan aku katakan?

Dia menggaruk dahinya dan berkata dengan tertekan: Aku sudah mengantuk begini, bagaimana bisa mendengarmu menceritakan cerita hantu.

Cerita hantu? Alis Helena berdiri semua.

Aku mengatakan hal yang sebenarnya, ternyata kamu menganggap aku sedang menceritakan cerita hantu? Dennil, aku tidak peduli tentang kesusahan di rumahmu! Urus apakah rumahmu sedang diburu atau tidak, urus rumahmu apakah didatangi pencuri atau tidak, rasakan sendiri!

Bijak sedikit.

Setelah Dennil selesai mengucapkan satu kalimat, dia kembali lagi memasuki alam mimpi, Helena tidak bisa berkata-kata, ini bukan karena sebelum tidur energinya terkuras dengan antusias ini. Bagaimana bisa dia seperti tidak pernah tertidur beberapa tahun....

Helena mengatakan dia sudah tidak peduli, tapi dalam hatinya tidak nyaman seperti kucing yang sedang mencakar. Setelah mengalami kejadian tengah malam yang menakutkan itu, dia tidak memiliki keberanian untuk melihat keluar. Jika benar ada pencuri, dirinya yakin nyawanya akan melayang, tapi begini jika benar-benar tidak ada yang kelihatan itu juga tidak mungkin, pokoknya itu bukan bunga tidur.

Dennil, ayo kita pergi melihat bersama, oke?

Dia tidak enak hati mendorang tubuh pria di sampingnya itu, tapi dia tidak mengatakan dia tidak menyetujuinya, itu karena kelopak matnya pun juga tidak bergerak.

Helena akhirnya menyerah, hati yang bulat tidak mau menyerah, tapi suara dari hatinya meledak keluar, dia berteriak ke arah langit-langit: Mengapa harus aku yang selalu melihat hal-hal aneh seperti ini?? Mengapa harus aku? Aaaaaaaaa!

Keesokan paginya, Dennil membuka matanya dan melihat kepala dengan rambut yang berantakan bagai kandang ayam berada tepat di depan mukanya dengan jarak hanya satu centimeter. Dia terkaget dan langsung duduk, bertanya dengan bingung: Apa yang kamu lakukan? Menakutkan orang saja.

Akhirnya kamu bangun! Helena komplain sambil melotot, berkata dengan serius: Kejadian kemarin malam jangan diceritakan ke keluarga, ya?

Kejadian apa? Dia melupakan semua episode kemarin, mukanya tampak kosong.

Kejadian yang kemarin aku katakan! Helena menceritakan ulang cerita kemarin sekali lagi, mengira Dennil yang baru bangun tidur akan memberinya respon setelah mendengarnya, siapa yang tahu dia sama saja seperti kemarin tidak memperhatikan.

Kamu jangan memikirkan yang aneh-aneh, aku telah tinggal disini selama lebih dari 20 tahun, bagaiamana bisa tidak menemukan kejadian seperti yang kamu ceritakan? Berapa lama kamu tinggal disini? Serentetan hal apa yang kamu temukan?

Helena berpikir, berkata dengan gila: Apakah kamu pikir aku mau? Siapa yang mau mengalami hal semacam ini? Membuat hati bingung, menjengkelkan sekali!

Dennil membuka almari baju, mengeluarkan pakaian bersih dan memakainya, dengan muka bercanda mencibir: Kamu sendiri yang mencari masalah, dari awal aku mengenalmu aku ingin mengetahui terbuat dari apakah otakmu itu.

Helena duduk di tepi tempat tidur seperti orang bodoh, setelah Dennil mencuci muka dan mensisir rambut dia masih duduk tidak bergerak, lalu mengingatkannya: Jangan bengong, berdirilah dan siap-siap berangkat kerja. Pagi ini ada rapat penting, jika terlambat jangan salahkan aku jika aku menegurmu di depan banyak orang.

Dua orang yang ribut, kamu mengucapkan satu patah aku satu patah. Siapapun juga tidak menduga hari yang tenang dan damai tidak sampai bertahan dua hari. Di keluarga Du muncul lagi sebuah masalah, Helena lagi-lagi menjadi sorotan banyak orang.

Baru beberapa hari Helena berhenti dikabarkan, ayah mertuanya yang selalu sehat tiba-tiba jatuh sakit, sebenarnya selain tekanan darah tinggi, ayah mertuanya juga memiliki penyakit lain. Tiba-tiba dia tidak bisa bangun, orang yang paling khawatir dan paling terganggu selain Helena ya Helena.

Tanpa alasan apapun dia sangat takut, takut jika ayah akan sama seperti kakek yang meninggal tiba-tiba. Meskipun ayah tidak seperti kakek yang sangat menyayanginya, perasaannya kepada ayah juga tidak sedalam kepada kakek. Tapi, dia tahu, jika terjadi sesuatu yang tidak terduga dalam diri ayah mertuanya, pasti semua orang akan memarahi dan menyebutnya pembawa sial.

Helena sedih sampai tidak bisa makan, tidur pun tidak nyenyak, bahkan dirinya mulai mencurigai bahwa dirinya benar-benar wanita pembawa sial. Mengapa kehidupan tenang dan damai Keluarga Du berubah menjadi bencana yang tak pernah berhenti semenjak dia memasuki keluarga ini?

Albert Du pada awalnya merasa dadanya sesak, tidak bisa makan, setelah opname di rumah sakit seminggu lebih, dokter mendiagnosa tekanan darah tinggi dan menyebabkan infeksi paru-paru, menyuruhnya minum obat anti biotik secara teratur. Setelah keluar dari rumah sakit, masih juga tidak bisa bergerak dan turun dari ranjang, Dennil mempekerjakan dokter dengan gaji tinggi untuk datang kerumahnya setiap hari memeriksa kesehatan dan memberikan perawatkan untuk ayahnya.

Selama waktu itu, mulut Nyonya Du seperti pisau, tidak tahu berapa banyak kata yang melukai orang. Karena Helena tahu ujung tombak rumah ini yang mengarah padanya, maka dia menghindari datang sendirian, dan hampir saja menjadi ekor Dennil.

Untuk tuduhan dan cacian ibu mertuanya, dia tidak perlu membantahnya, Dennil akan menutupinya. Seluruh keluarga Du, hanya dia yang percaya, itu adalah musibah, bukan karena Helena si pembawa sial.

Tapi tidak setiap kali dia bisa bahagia pulang dan berangkat ke kantor bersama. Selalu ada waktu dia pergi sendirian, sewaktu dia pulang ke rumah sendirian dan melewati ruang tamu, pertarungan sengit dimulai.

Aku berkata mengapa tiba-tiba aku merasa hawa negatif yang begitu kuat, ternyata Si Pembawa Sial itu pulang!

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu